Gawin yang mendengar semua keributan itu, dia bangun dan melihat Joss yang tidak kembali ke kamar, hal itu membuat gawin khawatir karna dia tau Joss selalu melakukan hal yang bodoh saat dia marah, sama seperti dirinya.
"Ck, gak gue gabisa diem aja. Dia butuh gue, dia butuh gue... " gumam gawin, dengan susah payah dia menggrakan kakinya, saat dia melihat kakinya sudah menyentuh lantai, gawin mengepalkan tangan nya dan meyakinkan dirinya.
"Ayo win lo bisa! " ucapnya.
Perlahan gawin bangun, tangan nya masih menahan di tempat tidur itu dan, gawin mulai merasakan sakit di bagian punggung nya namun dia menahan nya dan meyakinkan dirinya sendiri, gawin mengabaikan rasa sakit nya, dia berusaha keras untuk menggerakan kakinya, beberapa kali mencoba gawin tetap gagal namun dia tetap memaksakan dirinya sampai akhirnya usahanya membuahkan hasil, kaki gawin perlahan bisa bergerak meskipun itu terasa masih sangat kaku, namun dengan perlahan gawin bisa berjalan. Sontak saja hal itu tidak dapat membuat gawin bisa menyembunyikan perasaan senang nya.
Sementara itu Joss yang berada di rooftop rumahnya, dia terdiam angin malam yang dingin menyapa kulitnya tak mampu menggoyahkan Joss yang sejak lama berdiri disana, dari atas sana dengan tatapan kosong nya, tangan nya masih bergetar hebat.
"Kenapa harus gue tau hal ini, " lirih Joss.
"Harusnya gue gak datang kerumah ini lagi, harusnya gue gak bawa gawin ketempat ini" ujar nya, Joss merasa prustasi dengan keadaan ini, dia terdiam memikirkan ucapan plapodd yang masih terngiang-ngiang di pikiran nya, hatinya dihantui rasa takut dan trauma yang sudah lama tak mendatangi bayangan Joss kini kembali lagi, semuanya berkecamuk hebat di kepala Joss.
"Kenapa harus gue!! KENAPAAA!!! " teriak Joss marah, amarah yang bercampur tangis membuat nya tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Joss terduduk disana, dia memeluk kakinya sendiri meredam isakan tangis nya namun disaat dirinya tenggelam dalam kesedihan, tiba-tiba saja Joss merasakan tangan yang memegang bahu nya, perlahan Joss mengangkat kepalanya dan melihat gawin yang berdiri disana sembari menatapnya, Joss terdiam sejenak dia menatap gawin.
"Gawin... " lirih Joss tak percaya akan apa yang dilihatnya.
" lo gak sendirian, "ucap gawin, melihat itu tanpa pikir panjang Joss langsung Memeluknya dengan erat, dengan tangisan nya yang tak dapat lagi dia tahan.
" nangis sepuas hati lo, gue tau rasanya. Gue paham rasa sakitnya Joss, lo berhak nangis lo berhak marah gak ada siapapun yang bisa larang itu. Gak semua orang bisa rasain rasa sakit lo, gak semua orang paham luka lo selama ini" tutur gawin lembut dia mengusap pelan punggung bergetar Joss.
"Gue ada disini, gue ada bareng lo. Jangan pernah bilang lo gak punya siapapun lagi di dunia ini, lo harus tau disamping lo ada juga manusia lemah yang mati-matian bertahan hidup lebih lama lagi karna lo, " terus gawin.
" rasanya sakit win, sakit... Gue gak bisa nafas "isak Joss.
" jangan maksain diri lo sendiri, "
Joss melepaskan pelukannya dan dia menyandarkan kepalanya di bahu gawin, tangannya bergerak memukuli dadanya sendiri, Joss berharap dengan itu rasa sesak di dadanya akan perlahan menghilang meskipun itu mustahil, gawin tidak menghentikan nya dia membiarkan laki-laki itu melakukan nya, karna hal itu juga selalu gawin lakukan ketika dirinya ada diposisi yang sama.
Sementara itu Damian yang memperhatikan mereka dari kejauhan dia hanya menatap sedih keadaan Joss, dalam hatinya ingin dia memeluk anak itu namun apakah sekarang Joss masih bisa menerima pelukan nya lagi atau justru sebaliknya, Damian mengerti rasa kecewa Joss padanya karna Damian juga menyadari yang terjadi di masa lalu itu benar-benar hal yang menjijikan bahkan sulit rasanya untuk dimaafkan, dan entah bagaimana dia harus menebus kesalahan itu.
Merasakan pelukan yang semakin memberat, gawin menoleh dia menggoyahkan Joss pelan.
"Joss lo baik-baik aja kan!? Joss... " panggil gawin.
"Joss! "
Tidak ada jawaban dari Joss, sampai akhirnya gawin menyadari jika Joss pingsan dalam pelukan nya. Gawin terkejut dia sedikit mendorong bahu Joss dan benar saja, dengan cepat gawin menahan nya dan tetap memeluk Joss dengan erat.
Gawin mengenggam tangan Joss sejak tadi, dia menunggu laki-laki itu untuk membuka matanya didalam kamar terdapat Damian dan plapodd yang berdiri tak jauh dari tempat tidur, mereka hanya diam sejak tadi tak adaa satupun diantara keduanya yang mengeluarkan suara.
" Joss bilang apa ke kamu win? "
Gawin menoleh sebentar dan menggelengkan kepalanya, Damian menghela nafas pelan.
"Jangan karna Joss kamu lupa sama keadaan kamu sendiri, besok kamu saya bawa kerumah sakit untuk pengecekan lebih lanjut " ucap Damian.
"Gak perlu, saya baik-baik aja " tolak gawin.
"Kamu yakin? "
Gawin mengangguk pelan, Damian menoleh kearah plapodd yang hanya diam menatap gawin. Gawin yang merasa di perhatikan dia melihat kearah plapodd dan seketika tatapan keduanya bertemu, gawin merasa plapodd seakan mengisyaratkan sesuatu melewati tatapan nya, sampai akhirnya gawin memutuskan kontak mata itu dan membuat plapodd hanya tersenyum tipis.
Cahaya pagi menyingsing membuat Joss terusik, dia perlahan membuka matanya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 07.23 Joss menoleh kearah samping saat merasakan seseorang yang memeluk tangan nya, dan itu adalah gawin dia menunggu nya sampai-sampai dia ikut tertidur, Joss bangun dan tangan nya menyentuh helaian rambut yang menutupi mata gawin, senyuman muncul dari sudut bibirnya.
Tidak lama kemudian, gawin yang merasakan itu dia membuka matanya dan melihat Joss yang tengah menatap nya, dia langsung tersenyum senang.
"Sorry gue ketiduran, " ujar gawin.
"Gapapa, gue tau lo cape kan. " jawab Joss.
Gawin menggeleng pelan, " gimana keadaan lo? Udah baikan "
Joss mengangguk, " semalem gue ketiduran? "
"Lo pingsan kocak"
Joss tertawa pelan mendengar itu, "baru kali ini gue pingsan ya, sebelumnya gak pernah" ujarnya.
Menyadari sesuatu Joss melihat kearah kaki gawin, seketika dia bangun membuat gawin heran melihat nya.
"Lo kenapa? " tanya gawin kaget.
"Lo bisa jalan lagi!? "
Gawin hanya tersenyum menganggapi ucapan Joss, tidak lama dari itu Joss mengulurkan tangan nya dan dengan senang hati gawin meraih tangan Joss, awalnya dia masih merasa ragu namun melihat tatapan Joss yang seakan mendukung nya dia langsung berdiri, Joss tampak terkejut melihat itu.
"Win... "
"Gue gak tau kenapa, tapi tiba-tiba aja... " ucap gawin.
Joss tersenyum senang, dia menarik gawin kedalam pelukan nya dan memeluknya erat beberapa kali Joss mengecupi kening gawin menandakan jika dirinya bahagia melihat keadaan gawin sekarang.
Tanpa sengaja pemandangan itu tertangkap langsung oleh plapodd yang berdiri di depan pintu yang tak tertutup rapat, dia bisa melihat senyuman bahagia yang terpancar dari wajah kedua orang itu, terutama Joss meskipun kejadian semalam itu benar-benar membuat seisi rumah tegang, namun tampaknya dengan mudah gawin dapat mencairkan suasana hati Joss.
-----------
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑶𝑿𝑰𝑪 𝑹𝑬𝑳𝑨𝑻𝑰𝑶𝑵𝑺𝑯𝑰𝑷
Fiksi Remaja" 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒏𝒚𝒂 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒖𝒌𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊...