𝐁𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧....
Seperti biasa keadaan kelas pasti ricuh saat pagi, phuwin yang melihat banyak anak-anak yang sibuk dengan kegiatan nya masing-masing membuatnya merasa pusing, dia hanya ingin tidur karna semalaman dia bermain game sampai lupa untuk tidur.
"Aduhh!! Kalian bisa diem gak sih anjir gue gabisa molor!! " teriak nya kesal, dia mengacak-acak rambut nya.
"Yee molor aja sana emang kita ngurus!! " jawab nya.
"Ah tai... " gumam phuwin.
"Phu, "
Phuwin yang tengah sibuk membenahi cara tidurnya, tiba-tiba saja terdiam terlebih lagi suasana kelas yang tiba-tiba sunyi. Phuwin seketika mengangkat kepalanya dan melihat gawin yang berdiri di dekatnya.
"Gawin... " gumam nya tak percaya.
"Gak sih pasti gue halusinasi nih, semalem gue gadang sampe jam lima... Gak mungkin nih, " gumam nya.
"Plak! "
"Aww aduh! " phuwin memegang pipinya yang terkena tamparan gawin.
"Ngeliat gue kayak ngeliat hantu aja lo, " ujar gawin, dia duduk dan menyimpan tas nya diatas meja.
Phuwin menoleh dan langsung mendekati gawin, dia memeluknya dengan erat.
"Gue kangen banget nyet, gue kangen bangettt pake bangettt! " dramatis nya.
"Hm, gak ada temen bolos kan lo? " tanya gawin.
"Gak gitu, tapi selebihnya iya sih. " jawab phuwin.
Dia melepaskan pelukan nya dan memeluknya lagi membuat gawin merasa jengah akan tingkah nya.
"Gak usah lebay bisa gak sih lo ah! " kesal gawin sembari sedikit mendorong phuwin.
"Yaelah namanya kangen, kan gapapa kalo meluk dikit" timpal phuwin.
"Ya gak gitu juga, "
"Eh tapi beneran selama lo gak ada gue kesepian banget parah. Apalagi pacar gue sekarang sibuk mulu, gue palingan ngegame sendirian. " ujarnya dengan nada sedih.
"Kan ada prem, emang dia kemana? " heran gawin.
"Denger ya semenjak lo gak ada, dia udah terang-terangan satu circle sama gisell. Tiap hari kerjaan nya cuma bully anak orang, apalagi si dew ikutan udahlah yang satu licik, yang satu gak tau diri, yang satu gak tau malu. Tiga orang itu udah saling melengkapi, gue nyimak doang dipojokan " jelas phuwin.
Gawin sedikit terkejut mendengar itu, namun dia hanya mengangguk paham dan menggeleng pelan.
"Gak nyangka sih dia bisa temenan sama orang yang hampir buat gue mati, " ujar gawin.
"Nahkan,anak-anak lain aja pada ngomong gitu tapi kan dia emang muka tembok anjir gak tau malu" balas phuwin.
"Eh iya! Lo pulang bareng Joss kan?? " tanya phuwin lagi, mendengar pertanyaan phuwin gawin hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Enggak, dia tetep disana. " jawab gawin, raut Wajahnya terlihat sedih.
"Lo baik-baik aja kan sama dia? Enggak ada lagi masalah kan. Win? "
"Enggak, gak ada apa-apa cuma ya kita milih buat lebih saling dewasa aja phu. Jarak jauh bukan berarti gue sama Joss gak bisa bertahan dong, nanti juga ada waktu di mana dia pulang " bohong gawin.
"Beneran? " phuwin menatap gawin.
"Beneran. Dia udah janji kok, dan gue bakalan nunggu dia buat pulang " gawin meyakinkan phuwin, phuwin yang mendengar penjelasan gawin dia hanya tersenyum lega dia takut keduanya ada lagi masalah, meskipun begitu dia sendiri tidak tau jika gawin berbohong mengatakan hubungan nya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑶𝑿𝑰𝑪 𝑹𝑬𝑳𝑨𝑻𝑰𝑶𝑵𝑺𝑯𝑰𝑷
Novela Juvenil" 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒏𝒚𝒂 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒖𝒌𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊...