"Lo marah lagi? Gawin, "
Gawin menghela nafas dan menoleh kearah joss, "enggak gue gak bakalan marah kalo lo jujur ngomong apaan tuh jablay semalem!? " tanya gawin.
"Itu gak penting, buat apa kita bahas sih. " jawab joss gawin terkekeh dia melangkah kearah joss.
"Lo jujur bagus, lo gak jujur gue gak peduli. "
"Win... "
"Lepas!! "
Gawin menepis kasar tangan joss yang memegang nya, tak ingin ini kembali menjadi masalah lagi joss kembali mengikuti langkah gawin.
"Oke oke gue jujur, gisell cuma bilang kalo dia masih ada perasaan buat gue dan dia bilang dia tau kalo gue juga sama, gue masih ada perasaan ke dia cuma itu, gak ada lagi bilang apapun, dan gue gak tanggepin itu semua karna sekarang gue sadar, gue punya lo gawin, " jelas nya.
Gawin tampak acuh dan terus berjalan, joss menggelengkan kepalanya dia mempercepat langkahnya.
"Kan lo masih marah, gue udah jujur lo tetep marah jadi buat apa gue jujur kalo lo malah gini " ucap nya.
"Gue berani sumpah gak ada gue bilang apa-apa, kalo gue boong gue rela kesamber petir... Asal gak kena, nanti lo jadi janda dadakan kan gak lucu, "
Gawin menghentikan langkah nya, dan melihat joss yang tersenyum padanya.
"Ngapain dia masih deketin lo? " tanya gawin.
"Gak tau, tapi gue blok nomer nya kok bentar... "
Joss mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan nomor gisell yang sudah dia blokir.
"Udahkan...udah jangan ngambek lagi, " ujar joss mengusak rambut gawin perlahan.
Gawin menghela nafas pelan, joss merangkul baju gawin dan mencium pipi nya beberapa kali karna dia merasa lorong itu sepi jadi dia bebas melakukan itu.
"Nanti orang liat, awas ah! " risih gawin.
"Jangan galak bisa gak, gue juga perlu manja ke elo beruang butuh pinguin... "
"Males,mending lo hibernasi sampe upin-ipin sarjana aja sono"
Gawin melangkah pergi lebih dulu, joss tertawa pelan melihat itu dia berlari kecil untuk menyusul gawin perbedaan tinggi mereka membuat joss leluasa memeluk bocah itu dari samping tak peduli berapa kali gawin mengusir nya namun dia tetap keras kepala.
"Ck ihh! Kok gabisa lagi gue telepon sih! " gerutu gisell saat dia mencoba beberapa kali menghubungi nomor joss namun itu tidak terhubung sama sekali.
"Yakali lo di blok, gak mungkin" ujar prem.
"Lo jangan nakutin gue anjir, gak mungkin dia blok nomer gue " kesal nya menatap prem.
"Yaa gak biasanya kan telepon lo gak diangkat, gue liat-liat joss makin nempel heran gue padahal gue juga tau kayak apa joss, "
"Gue yakin dia cuma pura-pura, gue tau joss cuma takut gawin bocorin rahasia nya dan sekarang dia baik-baikin gawin supaya gawin gak jadi putusin dia dan namanya aman, " ucap gisell.
"Apa mungkin gitu, joss orang nya berani lakuin apa aja demi apa aja yang dia mau termasuk dapetin gawin. Lo gak tau kan perth itu mantan gawin, dua minggu setelah mereka putus joss lebih dulu deketin gawin "
"Bukannya gawin yang ngejar joss duluan? "
Prem menggelengkan kepalanya, "boong banget anjir, joss yang rela ngadain party alesan nya atas dasar menang nya tim basket dia, padahal aslinya dia ngincer gawin malam itu "
"Terus, "
"Ya terus dia cekokin tuh bocah sampe pingsan abis itu dibawa ke hotel atau apa gitu, besoknya gawin gak masuk sekolah karna sakit sampe dua hari kemudian dia masuk lagi dan tiba-tiba nyebar berita kalo mereka udah jadian. "
Gisell terdiam mendengar cerita prem, apa sebesar itu rasa obses joss untuk gawin?
"Gimana lo tau itu semua, sementara gak ada siapapun yang tau " heran gisell.
" iyalah gak bakalan ada yang tau, cuma gue,boun pond sama santa yang tau semua itu. "
"Kalian nutupin itu semua? "
"Nyari aman, gue gak mau mati di gebukin joss "
Gisell mengepalkan tangan nya, "kalo kali ini mereka beneran baik-baik aja dan balikan gue bakalan pastiin itu semua gak bakalan pernah terjadi, gue gak rela joss jadi milik orang lain" geram gisell.
"Iya gue dukung ajasih, salah lo juga dikasih yang ganteng milih opet pasar akhirnya nyesel kan dia kecantol orang lain" cibir prem.
"Diem lo! Gak usah bawa-bawa masalalu! " jawab gisell membuat prem bungkam.
" bolos kita? "Tanya joss setelah mengikuti gawin menuju rooftop gedung sekolah nya, gawin hanya diam dan terus melangkah menaiki tangga itu.
" yaelah mendadak budek apa ya, "gumam joss.
" udah tau pake nanya lagi, " ujar gawin, joss menghentikan langkah gawin dan mendorongnya kearah dinding.
"Gak usah macem-macem ya ini sekolah " was-was gawin.
"Macem-macem apa, gue cuma mau bilang jangan jutek gitu ke gue atau gue cipok lo sampe gak bisa nafas " ancam nya.
" cipok cipok mulu ancaman lo, gak ada yang lain? "
Joss menggelengkan kepalanya dan memperlihatkan wajah jahil nya, " biar lo gak ngambek lagi, gimana kalo kita ciuman bentar? "Tawar nya, gawin melipat tangan nya di dada dan menatap kedua mata elang joss.
" terus kalo kita ketauan terus dipanggil keruangan bk, lo mau apa? Lo mau kita disuruh lari dilapangan" tanya gawin.
"Gak bakalan ada siapapun disini, lagian ini juga udah jam pelajaran lagi " jawab joss enteng.
"Mending kita ketauan sama murid lain, kalo sama guru bisa ngeles apa lo, "
"Gak lama lagian, harusnya itu gak jadi masalah... "
"Gak masalah bapak l... "
Belum sempat gawin menyelesaikan kata-katanya joss sudah terlebih dulu mencium bibir nya dan memperdalam ciuman itu, gawin yang tadinya terkejut dan menahan dada joss dia memejamkan matanya saat merasakan lumatan lembut di bibirnya. Tangan nya bergerak untuk memeluk leher laki-laki itu dan dia sedikit berjinjit untuk menyamakan tinggi nya, joss meraih pinggang gawin dan memeluk nya keduanya tenggelam dalam suasana hangat itu, ciuman lembut yang hanya terisi kehangatan tanpa adanya nafsu yang hadir diantara keduanya.
Beberapa menit keduannya meyudahi kegiatan nya, joss tersenyum dia mengusap bibir basah gawin dan mencium kening nya lembut.
"Udah gak marah lagi kan? " tanya nya menatap gawin.
" gue masih marah, "jawab gawin.
" mau ciuman lagi biar marahnya ilang?"
"Itu mah mau nya elo, nyari kesempatan mulu heran " gawin sedikit mendorong joss dan berjalan lebih dulu darisana, joss hanya terkekeh.
" kayaknya lo hidup cuma buat gue gemes aja ya, "ucap nya.
" pede banget ya beruang kelebihan hormon ini" balas gawin.
"Harus! "
" percaya diri emang bagus tapi lo terlalu percaya diri, malu di ketawain cicak"
"Biarin emang gue peduli? " joss acuh, angin yang menerpa rambut laki-laki itu membuatnya tampak terlihat begitu tampan, gawin yang melihat itu dia sedikit terdiam.
Joss menoleh kearah gawin, " kok diem? Lo baru sadar gue ganteng? " tanya nya, gawin memalingkan wajahnya kearah lain.
"Kebiasaan kalo udah sok cakep, " guman gawin.
"Ya kalo darisananya udah cakep mau gimana lagi, " timpal nya sembari tersenyum kearah gawin, gawin hanya memutar bola matanya malas meskipun sebenarnya gawin akui tidak dapat dipungkiri itu benar adanya,dia nyaris sempurna.
------------
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑶𝑿𝑰𝑪 𝑹𝑬𝑳𝑨𝑻𝑰𝑶𝑵𝑺𝑯𝑰𝑷
Teen Fiction" 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒏𝒚𝒂 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒖𝒌𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊...