Gawin terbangun, dia mengucek matanya dan melihat jika itu adalah kamar joss. Gawin bangun dan memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit karna efek semalam dia terlalu banyak minum.
" udah bangun, nih... "
Gawin melihat kearah joss yang memberikan nya sebotol air minum, gawin mengambil nya dan meminum nya joss duduk di dekat gawin dan membenarkan tataan rambut gawin, dia tersenyum kearah gawin.
" mau sarapan apa? Biar gue beliin, "tanya joss.
Gawin menggelengkan kepalanya, " gue harus pulang, "jawab gawin.
" pulang? "
Gawin mengangguk, "iya, pasti mereka nyariin gue karna gak ngasih kabar sama sekali" ujar gawin, joss tertawa pelan mendengar itu.
"Nyariin lo? Gak inget terakhir kali lo masuk rumah sakit karna mabok mereka gada nyariin lo sama sekali, dan sekarang lo berharap? " celetuk nya.
"Tapi... "
"Bukan bermaksud buat lo sedih tapi, liat diri lo sendiri sekarang... "
Gawin menghela nafas dan menyimpan botol air minum itu di samping tempat tidur, dia menatap joss.
"Baik buruknya mereka, mereka tetep orangtua gue. Gue tau mereka berdua sibuk sama kerjaan nya masing-masing bukan bermaksud ngebiarin gue sendirian" ucap gawin.
Joss berdiri dari duduknya, " yaa terserah lo aja win,"
Dia berjalan kearah jendela dan membuka gorden putih itu membuat cahaya matahari sepenuhnya masuk kedalam kamar itu, gawin bangkit dari duduknya dan menatap punggung joss.
"Kenapa lo bilang gitu? Bukannya lo harusnya suport gue ya, kok ini malah kebalik gini. Kesan nya kayak lo ngetawain apa yang udah terjadi sama gue," ujar gawin.
Joss menoleh dan menggelengkan kepalanya, "mandi gih, biar gue anterin pulang "
Joss pergi dari sana setelah mengatakan itu, gawin melihat joss yang pergi dari kamar dia menghela nafas, sejak dulu gawin selalu merasa bingung joss terlihat acuh padanya namun dia selalu mengatakan jika dia mencintai gawin. Meskipun sikap nya justru berbalik dengan ucapan nya.
" minggu ini lo ada jadwal pergi? "Tanya joss, mereka sedang ada di perjalanan menuju rumah gawin.
" enggak, "jawab gawin, joss meraih tangan gawin dan mengenggam nya.
" gapapa, gue lebih suka lo diem dirumah dibanding harus pergi sama orang lain" ucap joss.
"Gue cape.... "
Joss menghentikan mobilnya dan menatap gawin, "cape? "
Gawin melihat kearah joss dan menggelengkan kepalanya, "gue cape jalanin hubungan ini. "
" jangan mancing gue gak mau nampar lo disini "ujar joss, gawin menghela nafas.
" disetiap kali lo marah, atau gue lakuin kesalahan selalu gue yang jadi sasaran lo. Meskipun lo marah bukan karna gue tapi tetep sama aja kan, gue bukan boneka gue mau jalanin hubungan yang sehat. "Tutur gawin
"..... "
"Gue selalu nutupin ini semua dari semua orang, karna gue gak mau siapapun tau kalo lo tempramen. Yang mereka tau lebam di muka gue ini karna papah, "
"Tapi bener juga kan? Selain gue bokap lo suka mukul lo... " potong joss.
"Iya tapi... "
Joss memegang dagu gawin dan menariknya kearahnya, "gue gak bakalan gini kalo lo gak keras kepala ngerti. Gue cuma mau lo nurut apa yang gue bilang, selebihnya gue gak bakalan ngatur lo " ucap nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑶𝑿𝑰𝑪 𝑹𝑬𝑳𝑨𝑻𝑰𝑶𝑵𝑺𝑯𝑰𝑷
Teen Fiction" 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌. " WARNING!! BXB MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!!!