Setelah menemani anak-anaknya tidur Gulf kembali lagi ke kamarnya, ia ingin menemui suaminya dan akan meminta penjelasan, karena Gulf merasa sedikit kesal sejak kemarin ia sudah bersabar tapi tidak ada tindakan apapun dari suaminya untuk membicarakannya, Gulf hanya ingin tau apa alasan suaminya pergi menemui Amanda dan anaknya disaat suaminya tidak ada di rumah.
"Sayang!" Panggil Mew saat melihat istrinya dengan wajah tidak bersahabat.
Dengan kasar Gulf mendorong Mew begitu saja, saat melihat suaminya sudah terlentang Gulf langsung merangkak naik ke atas paha Mew, tidak sampai disana bahkan Gulf memukulinya.
"Sayang, ada apa?"
"DIAM!!"
Mendengar suara keras istrinya membuat Mew sedikit takut, ia hanya bisa pasrah saat Gulf terus melayangkan pukulan terhadapnya, namun satu detik kemudian Gulf membuka paksa pakaian milik Mew lagi-lagi membuat Mew bingung dengan sikap Gulf yang seperti ini.
"Jangan mengatakan apapun, kau diam saja," Ucap Gulf dengan nada sedikit tinggi.
"Kau tau apa kesalahanmu? Kau sudah mengkhianatiku apa kau tau itu? Sejak kemarin aku sudah bersabar menunggu kau menjelaskan padaku tapi apa, kau malah hanya diam saja, kau pikir aku apa? Saat aku bicara dengan temanku kau marah dan kau membalasnya dengan menemui wanita itu? Apa kau ingin aku pergi meninggalkanmu?"
"Sayang, dengar dulu penjelasanku, aku minta maaf, aku mengakui apa yang aku lakukan salah, tapi tolong jangan pergi jangan meninggalkanku,"
"Untuk apa aku masih bertahan, jika tidak ada kejujuran? Lebih baik aku pergi supaya kau puas dan bisa kembali padanya, bukankah dia bisa memberimu seorang anak laki-laki, itu kan yang kau inginkan?"
"Tidak, bukan seperti itu, percayalah padaku jika aku hanya mencintaimu,"
"Jika kau hanya mencintaiku, kau tidak akan berbohong, kau menyebalkan aku membencimu, hiksss..."
Terdengar suara tangisan yang begitu menyedihkan, Gulf menangis membuat Mew tidak bisa bicara apapun lagi, jujur saja ia tidak suka saat melihat Gulf menangis, namun lagi-lagi ia membuat istrinya seperti ini, begitu terluka kah istrinya itu, pikirnya.
"Katakan padaku? Apa yang kurang dariku hingga kau tega melakukan ini padaku? Jika kau sudah bosan katakan saja jangan menyakitiku?"
"Tidak sayang, mana bisa aku bosan denganmu, kau boleh memukulku sepuasmu, tapi tolong tetaplah bersamaku,"
"Untuk apa?"
"Aku mencintaimu, apa kau percaya itu?"
"Aku percaya,"
"Tolong maafkan aku, mulai sekarang aku akan lebih jujur padamu, dan aku tidak akan menuntut apapun lagi darimu, bagiku sudah cukup aku memilikimu dan anak-anak, aku tidak mau yang lain lagi,"
"Kau belum memberi jawaban, apa alasanmu menemui mereka?"
Alasan apa yang harus Mew katakan pada istrinya, jika memang ia sendiri yang berinisiatif untuk menemui mereka, entah kebetulan atau tidak pada saat itu Joe sedang sakit.
"Tidak ada alasannya, aku yang mendatangi mereka karena pada saat itu aku merasa marah padamu,"
"Marah? Atas dasar apa kau marah padaku, hingga kau menghampiri wanita yang sedang di rumah seorang diri? Kau ingin memiliki anak lagi kan. Ayo kita lakukan,"
Gulf mencium Mew dengan sangat kasar bahkan kini ia mengigit bibir Mew hingga terluka, Gulf tidak perduli meskipun bibir suaminya berdarah ia tetap melanjutkannya, Mew ingin menolak namun ia tidak ingin membuat istrinya semakin marah dan alangkah baiknya ia diam saja, Mew membiarkan istrinya bermain sesuka hatinya mungkin dengan begitu rasa marah dalam diri Gulf akan terpuaskan.
