Dua hari sudah berlalu dan sejak hari dimana mereka pulang dari liburan Mew jarang bicara dengan Gulf, ia akan bersikap dingin pada Gulf meskipun Gulf sudah bersikap baik dan selalu minta maaf namun tetap saja Mew tidak perduli.
Setelah seharian sibuk dengan rutinitasnya Gulf kini tengah istirahat, hari ini Gulf merasa sedikit lelah karena harus mengantar jemput anak-anaknya dan mengunjungi Mama mertuanya yang sedang sakit, dan kini ia tengah menununggu suaminya pulang karena sejak kemarin Mew pulang telat tidak seperti biasanya.
"Papa!"
"Iya sayang, ada apa?"
"Papa sedang apa?"
"Papa sedang bertukar pesan dengan Phi Win,"
"Pa, Mila rindu Mommy dan Papi,"
"Kita hubungi Mommy, Mudah-mudahan Mommy sedang tidak sibuk,"
Gulf mencoba menghubungi Mami nya karena ia pun juga sangat merindukan Mami nya, disaat seperti ini yang Gulf inginkan adalah pelukan Mami nya.
"Halo..." Sapa Davikah.
"Mommy,"
"Iya sayang, tumben menghubungi Mommy? Apa kalian belum tidur?"
"Kami rindu Mommy, kenapa Mommy tidak pernah lagi mengunjungi kami?"
"Maaf sayang, karena Papi kalian sibuk, jadi Mommy belum bisa mengunjungi kalian lagi,"
"Begitukah,"
"Iya, mana Papa kalian? Mommy boleh bicara dengannya,"
"Boleh Mommy, sebentar,"
"Pa, Mommy ingin bicara dengan Papa,"
"Berikan ponselnya pada Papa, dan kalian pergilah istirahat,"
"Baik Pa, selamat malam Papa,"
Cupp.. Cupp..
Setelah anak-anaknya pergi Gulf melanjutkan lagi berbicara dengan Mami nya, sejak kemarin Gulf sangat merindukan Mami nya dan hanya Mami nya yang bisa membuatnya menjadi lebih baik.
"Mami!"
"Kau sedang apa?"
"Gulf rindu Mami,"
"Ada apa? Tidak ada masalah kan?"
"Daddy sedang mendiami ku sejak kemarin,"
"Kenapa lagi?"
"Dia meminta Gulf hamil lagi,"
"Lalu?"
"Gulf belum siap Mam, Gulf masih takut dan trauma,"
"Jika kau belum siap jangan kau paksakan, Mami tidak ingin kau sakit dan stress memikirkan masalah ini"
"Tapi, bagaimana caraku menjelaskan pada daddy, sejak kemarin Gulf sudah bicara baik-baik padanya tapi tetap saja daddy tidak mau mengerti,"
"Sudah, tidak perlu kau pikirkan suamimu itu, biarkan dia bersikap sesuka hatinya,"
"Tapi Mam,"
Bukan seperti ini yang Gulf inginkan tapi mau bagaimana lagi ia pun tidak tau harus berbuat apa, Gulf ingat betul saat ia setelah melahirkan dokter mengatakan jika ia harus mengikat rahimnya namun Gulf menolaknya, dengan alasan ia ingin hamil lagi, namun saat mendengar apa yang dokter sampaikan padanya membuat Gulf takut.
"Kau masih ingatkan, apa yang dokter katakan? Jika kehamilan pada seorang laki-laki banyak resikonya, apa kau sudah memberitahu suamimu tentang itu?"
