Keesokan harinya Joanna sudah bersiap dengan koper hitam. Karena dia ingin ke Bali lebih awal. Sebab dia malas di rumah lama-lama. Akibat pertengkaran semalam yang jelas membuat atmosfer rumah menjadi suram.
"Mau ke mana?" tanya Jeffrey yang sedang sarapan sendirian. Karena Kevin sudah berangkat lebih awal. Sedangkan Rena masih menyetrika baju-baju Joanna.
Kepo lo, Anjing!
Batin Joanna saat menatap Jeffrey. Dia enggan menjawab pria ini. Karena tidak mood berbasa-basi dengan pria yang sudah mengatai dirinya rendahan kemarin.
"Limit kartu sudah kuubah kemarin. Kamu bisa pakai sepuasnya nanti." ucapan Jeffrey membuat Joanna berhenti. Dia tersenyum kecil. Lalu menoleh sedikit. Guna menatap Jeffrey yang kini sudah lanjut makan lagi.
"Bali. Aku mau healing sendiri sebelum teman-temanku datang dua hari lagi."
"Ya sudah, hati-hati."
Joanna merasa aneh akan ucapan Jeffrey. Membuatnya terus menatap si suami yang tidak kunjung menatapnya saat ini. Karena dia masih menatap sarapan seolah tidak ada yang menginterupsi.
"Ya. Thanks."
Joanna akhirnya pergi. Dia naik taksi. Karena si supir harus mengantar Jeffrey yang akan menghadiri pertemuan penting.
Rena yang sebenarnya melihat interaksi ini lebih memilih diam saat ini. Enggan menanggapi apalagi menginterupsi. Sebab dia dan Jeffrey masih perang dingin akibat pertengkaran kemarin.
Satu hari kemudian.
Joanna sedang bersantai di resort sendirian. Dia tengah rebahan di kursi panjang yang ada di dekat kolam. Ditemani segelas es kelapa muda dan potongan nanas.
"Sedang apa kamu di sini!?"
Joanna terperanjat saat mendengar suara Jeffrey terdengar. Dia langsung mendudukkan badan ketika melihat suaminya sudah berdiri di depannya. Sembari menatap tajam dirinya. Karena saat ini, Joanna sedang memakai bikini rajut warna hitam. Tanpa nipple cover yang terpasang.
"Shit!" Joanna mulai menyilangkan kedua tangan di depan dada saat tersadar. Karena Jeffrey terus memandang ke arah sana.
"Suka tempatnya, Jeff? OH SYIDDD!!!" Justin memekik senang saat melihat wanita berbikini di sana. Sebab dia tidak menyangka jika akan mendapat sambutan.
"Keluar, Tin!" seru Jeffrey saat Justin akan mendekat. Dia mendorong si teman agar menjauh dari sana. Karena tidak ingin Justin melihat keadaan Joanna yang hampir telanjang.
"Kamu kenapa ada di sini!?" tanya Jeffrey dengan nada tinggi setelah menutup pintu. Agar Justin tidak kembali masuk. Dia juga melepas kemeja yang dikenakan. Lalu dilempar pada Joanna yang kini masih menutupi dada dengan kedua tangan.
"Kamu juga kenapa di sini? Kamu kan tahu aku ada di Bali!" tanya Joanna balik. Dia tampak kesal saat ini. Sembari memakai kemeja Jeffrey secara terbalik.
"Aku juga mau healing. Aku baru mau memberitahu kamu besok pagi. Tapi malah bertemu di sini. Kenapa bisa kamu di sini? Kamu menginap di sini sejak kemarin?"
"Iya, aku—" Joanna menjeda ucapan. Karena tidak tahu ingin berkata apa. Sebab tidak mungkin jika dirinya mengatakan yang sebenarnya.
Jika dia mulai dekat dengan salah satu teman suaminya. Sehingga bisa dapat akses masuk resort ini dengan mudah. Mengingat tempat ini adalah milik Mega.
"Tidak mungkin Mega menyewakan kamar ini ke sembarang orang. Kamu dan dia ada hubungan?"
Joanna memutar bola mata malas. Dia enggan berdebat. Karena niat datang ke sini untuk liburan, bukan bertengkar.
"Jeff, sorry...."
Mega yang baru saja datang langsung membuka pintu dari luar. Karena berniat menjelaskan keadaan sekarang. Mengingat dirinya sudah melakukan kesalahan.
"Maksud lo apa bawa dia ke sini? Lo, Anjing! Kenapa harus dia, sih!?" Jeffrey mencengkram kerah kemeja Mega. Berniat meninjunya. Namun tertahan oleh Joanna yang dengan sigap menarik bagian belakang kaos putih suaminya.
"Bukan salah dia! Aku yang salah. Aku yang minta dicarikan tempat untuk liburan dua hari sebelum teman-temanku datang. Aku tidak tahu kalau tempat ini mau kamu pakai juga!"
Jeffrey masih belum melepas cengkraman. Padahal Mega sudah berusaha melepaskan diri sekarang. Meski gagal. Membuat Justin yang sudah kembali tampak panik saat melihat.
"Salah gue, Jo. Gue lupa kalo tempat ini masih lo pake. "
"Bukan itu yang gue maksud, Anjing! Kalian! Sejak kapan dekat? Kalian ada main gila!?" Jeffrey menatap Mega dan Joanna bergantian. Membuat cengkeramannya semakin ketat.
"Anjir! Gila lo, Meg! Bini temen sendiri lo embat! Kayak nggak ada cewek lain aja!" Justin mulai memanas-manasi. Sesekali dia juga melirik Joanna yang kini sudah melepas cengkraman pada kaos Jeffrey.
"Gue ketemu Jo di Jakarta, kita ngobrol banyak dan mulai akrab di sana. Kita tukeran kontak tapi nggak pernah chat. Dua hari lalu dia telepon untuk yang pertama kalinya. Dia bilang mau cari penginapan, kebetulan gue punya jadi gue suruh dia nginap di sini aja. Lo jangan nething anjir! Kita nggak ngapa-ngapain! Kemarin gue ada acara seharian di tempat lain. Ini baru selesai. Gue buru-buru ke sini gara-gara panik waktu lo bilang mau ke sini sama Justin!"
Jeffrey mulai melepas cengkraman. Lalu menatap Joanna yang kini menatapnya masam. Pertanda jika penjelasan ini bukan rekayasa.
"Kamu nggak bilang—"
"Buat apa? Lagi pula aku di sini hanya sebentar. Aku tidak menyangka kalau kamu akan datang juga. Ya sudah, aku pergi sekarang. Teman-temanku sebentar lagi datang. Kita sudah sewa tempat di penginapan lain juga."
Joanna meninggalkan mereka bertiga. Berniat berganti pakaian dan mengemas barang. Sebab dia akan bertemu teman-temannya yang sekarang sudah tiba di bandara.
Chapter 16, 17 & 18 bisa kalian baca dulu di karyakarsa. Bakalan aku update di sini kalau chapter 1-15 dapet 10 komentar di setiap chapternya :)
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
GET TO KNOW BETTER [END]
RomanceJoanna dan Jeffrey menikah karena perjodohan. Kisah klise yang sering berakhir menyedihkan. Namun Joanna berusaha menolak segala penderitaan. Sebab tidak ingin berakhir menyedihkan karena menikahi pria yang masih belum selesai dengan masa lalunya.