bnyk typo
🌹
****
Alvaro tidak membawa nata jauh dari rumahnya dia hanya membawanya berjalan di sekitar halaman rumah yang sepi. Namun suasana tenang itu tiba-tiba menjadi lebih tegang saat alvaro mulai bertanya lebih dalam tentang kondisi nata“lo ngga sering keluar rumah ya?” tanya alvaro sambil berjalan pelan, matanya sedikit menelisik ekspresi nata
nata tampak agak canggung dan sedikit ragu untuk menjawab. Dia tahu bahwa alvaro mungkin tidak tahu tentang kekakuan yang dihadapinya di rumah “ah, ya… om rito ngga suka kalau gue keluar terlalu lama” jawab nata,
berusaha menghindari tatapan alvaroAlvaro bisa merasakan kalau nata menyimpan sesuatu “tapi lo ngga merasa bosan di rumah terus” tanya alvaro lagi, mencoba untuk tidak terlalu mendesak
Nata sempat terdiam sejenak. Dia merasa seikit terpojok, takut kalau alvaro akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi jika dia berbicara terlalu banyak. namun, dia tidak bisa terus-terusan berbohong “gue ngga boleh keluar. Om rito… ngasih hukuman kaya gitu ke gue” jawab nata pelan, sambil melirik sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar.
Alvaro menatap nata dengan serius berusaha mencerna jawaban itu “hukuman? Kenapa bisa kaya gitu?”
Nata buru-buru menurunkan pandangannya menghindari tatapan alvaro. “udahlah, itu nggak penting. Gue Cuma gak boleh keluar dulu, itu aja”
Alvaro merasakan ada sesuatu yang lebih besar di balik kata-kata nata, tapi dia tahu kalau sekarang bukan waktunya untuk memaksa “oh” balasa lavaro singkat
Setelah berjalan beberapa lama, mereka akhirnya berhenti di sebuah kafe kecil yang sangat rame. Alvaro melihat tempat yang kosong hanya tersisa satu meja empat kursi dia mengajak nata duduk di sana
“lo mau makan apa?” tanya alvaro dengan suara datar, dia melihat nata yang sedikit ragu memilih makanan
Nata menunjuk ke arah menu“pengan makan cake cokelat yang gede itu” jawab nata, matanya tertuju pada salah satu pilihan menu
“itu aja?”
“mau minum juga emm..., latte satu” tambah nata
Alvaro mengangguk pelan, kemudian memanggil pelayan dengan sedikit Gerakan tangan “bawa cake cokelat yang besar satu minumnya kopi hitam sama latte. Cepat”perintah alvaro tanpa eksresi
Nata melihat itu merasa sedikit tersinggung “gue bisa beli sendiri kok” ucap nata dengan nada pelan, tidak terlalu suka dengan sikap alvaro yang terlalu memerintah.
Namun alvaro tidak terlalu pedul “gue yang ngajak lo keluar, jadi gue yang bayar” katanya datar, seolah itu Keputusan yang sudah pasti
Beberapa menit kemudian, cake cokelat yang nata inginkan akhirnya datang. Alvaro menyandarkan tubuhnya ke kursi, tetap dengan ekspresi dinginnya, sementara nata mulai menikmati cake tersebut. Alvaro terus mengamati nata yang sedang makan tanpa berkata apa-apa.
“al mau?” tawar nata merasa tidak enak karena sedari tadi alvaro menatapnya
“lo aja”
“lo laper?” tanya alvaro melihat nata begitu menikmati makanannya
Nata menatap alvaro dengan kesal, merasa alvaro menganggu makannya “nggak kok, kata siapa? gue cuman lagi menikmati enaknya cokelat”
Alvaro terkekeh pelan, namun tetap dengan ekspresi datarnya “oh, lo makan kaya orang kelaparan banget. Lo sering gini?”
Nata memutar matanya, jelas terlihat kesal dengan sikap alvaro yang terus menggoda. “lo emang nyebelin bangat” gumamnya sambil menyuap lagi cake-nya, tapi kali ini dengan sedikit lebih cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alnata
General FictionAlvaro yang dingin pada semua orang di temukan dengan nata yang mampu merubah dirinya, dimana mereka berdua bertemu di suatu club malam. LAPAK BXB HOMOPOBIC MINGGIR❗ **** cerita fiksi bnyk typo