alnata 18

996 54 3
                                    

bnyk typo

🌹

****

Alvaro mengantar Nata ke kampus pagi ini. Dengan santai, dia menyetir sambil sesekali melirik Nata yang sibuk membalas chat di ponselnya. Kebetulan, Alvaro juga punya janji bertemu klien di dekat kampus Nata.

“Gue jemput lagi nanti sore, atau lo mau langsung pulang sendiri?” tanya Alvaro, saat mereka mendekati area parkir kampus.

“Liat ntar aja,” jawab Nata singkat sambil tersenyum tipis.

Setelah turun dari mobil, Nata langsung melihat Gilang dan Riyan berdiri di dekat mobil mereka.

“Nata” panggil Gilang sambil melambaikan tangan.

“Eh, kalian juga baru sampai? Ayo” Nata mendekat, dan akhirnya mereka bertiga berjalan bersama menuju gedung fakultas.

Di perjalanan, Nata mulai mendengar bisik-bisik samar dari beberapa mahasiswa yang lewat. Dia mengernyit, merasa ada yang aneh.

"Kenapa sih?" gumam Nata, lebih kepada dirinya sendiri.

Riyan dan Gilang juga mendengar bisikan itu. Saat melewati papan informasi fakultas, mereka melihat kerumunan orang yang tampak membahas sesuatu

Nata menatap Gilang dan Riyan dengan bingung. “Ada apa, sih? Kok rame banget?”

Gilang hanya mengangkat bahu. “nggak tau” katanya sambil langsung melangkah mendekati kerumunan.
Setelah mereka bertiga berhasil menembus kerumunan, Nata tertegun melihat apa yang menjadi pusat perhatian. Sebuah foto dirinya yang sedang berjalan bersama Alvaro terpampang di papan informasi, lengkap dengan tulisan yang cukup menyinggung.

Nata terdiam sesaat, tatapannya berubah tajam ke arah orang-orang di sana. Sementara itu, Gilang tanpa pikir panjang langsung mencabut dan merobek foto itu.

“Siapa yang pasang ini?” suara dingin Riyan tiba-tiba memecah keheningan.

“K-kami nggak tau, Kak. Baru liat juga” jawab salah satu mahasiswa dengan gugup.

“Sampai segitunya orang nggak ada kerjaan, ya, pajang foto gue di sini,” ucap Nata, nada suaranya terdengar kesal, tapi dia berusaha menahan emosi.

Dia mendesah panjang, lalu melanjutkan dengan nada sarkastis, “Gini amat jadi orang ganteng, nafas dikit aja langsung trending topik.”
Mendengar itu, Gilang yang awalnya penuh amarah langsung tertawa kecil.

“bisa aja lo, Masih sempet-sempetnya nyindir kayak gitu.”

Riyan hanya menggeleng kecil, sementara Nata menatap foto yang kini ada di tangan Gilang. Meski mencoba santai, rasa sakit di dadanya sulit ia sembunyikan. Tapi, dia tahu tidak ada gunanya untuk marah-marah.

“Nat, lo gapapa?” tanya Gilang sambil melirik Nata yang tiba-tiba diam

“gapapa” jawab Nata, mencoba terdengar biasa saja meskipun jelas ada hal yang dia tahan.

“Ayo ke kelas,” lanjut Nata sambil mulai melangkah.

Mereka bertiga berjalan bersama menuju kelas. Nata mencoba untuk mengabaikan bisikan dan tatapan yang terus mengikuti langkah mereka. Gilang terlihat kesal, sementara Riyan tetap dengan wajah dinginnya, tapi sesekali melirik Nata, memastikan sepupunya baik-baik saja

~


Setelah kelas selesai, Nata menerima telepon dari Alvaro. “Gue udah di parkiran” suara Alvaro terdengar di seberang.

“hah? Baru selesai kerja lo?” tanya nata

hmm, udah selesai kelas kan?”

“iya udah, tunggu bentar ya gue ke sana” jawab Nata, kemudian menutup telepon.

AlnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang