bnyk typo
🌹
****
Setelah makan malam, Alvaro akhirnya bersiap untuk pergi.
Nata menatapnya dengan sedikit khawatir. "Kamu mau langsung balik?" tanyanya.Alvaro mengangguk. "Iya, besok aku ke sini lagi."
Nata tersenyum tipis. "Hati-hati, ya. Kalau sudah sampai, jangan lupa kasih tahu aku"
Alvaro mendekat, mengecup keningnya lembut. "Jangan begadang. Aku pergi dulu"
Nata mengangguk. "Iya, hati-hati di jalan"
Alvaro tersenyum singkat sebelum akhirnya keluar dari apartemen dan melajukan mobilnya menuju rumah orang tuanya. Begitu ia masuk, Ruka, mamanya, langsung menghampirinya dengan ekspresi lega.
"Sini, Mama bantu bawain tasnya" ucapnya sambil mengambil tas dari tangan Alvaro. "Kamu sudah makan?"
Alvaro mengangguk pelan. "Udah, Ma."
Namun, belum sempat mereka berbicara lebih lama, suara tegas Arsenio terdengar dari ruang tamu."Dari mana kamu?"
Alvaro menoleh ke arah papanya dan menjawab dengan jujur. "Apartemen."
Mata Arsenio langsung menajam. "Kamu tidak dengar apa yang saya bilang tadi pagi?"
Alvaro menatap papanya dengan ekspresi datar. "Aku pulang, kan? Ini aku ada di sini, jadi mau apa lagi sih, Pak?" Ia menunjuk dirinya sendiri. "Kalau capek, tidur aja. Jangan marah-marah terus. Ingat umur"
Mata Arsenio langsung berkilat marah. "Alvaro!! Saya masih bicara sama kamu!" teriaknya.
Namun, Alvaro tidak mau melanjutkan perdebatan. Ia sudah terlalu lelah untuk bertengkar. Tanpa menoleh lagi, ia langsung melangkah pergi ke kamarnya, meninggalkan Papanya yang masih penuh amarah
Ruka mengetuk pintu kamar Alvaro dengan lembut.
"Varo, sayang, kamu sudah tidur?" tanyanya.Dari dalam kamar, suara Alvaro terdengar. "Belum, masuk aja, Ma."
Ruka membuka pintu, lalu duduk di samping putranya yang tengah bersandar di kepala ranjang.
Tatapannya penuh rasa bersalah.
"Kenapa, Ma?" tanya Alvaro, melihat ekspresi mamanya yang sedikit ragu-ragu.Ruka menghela napas pelan. "Mama minta maaf… karena cuma diam aja kemarin waktu kamu bertengkar sama Papa."
Alvaro menatap Ruka lembut, lalu menggenggam tangan mamanya. "Hei, Ma… kenapa minta maaf? Mama nggak salah. Justru aku bersyukur Mama nggak ikut bicara. Kita berdua tahu Papa kayak gimana. Kalau Mama ikut campur, mungkin situasinya bakal lebih parah."
Ruka tersenyum kecil, mengusap tangan Alvaro dengan lembut. "Tapi tetap aja, Mama merasa bersalah. Yang kamu bilang kemarin itu benar. Kamu juga butuh istirahat, butuh jeda. Tapi Papa terlalu menuntut kamu untuk selalu sempurna."
Alvaro tersenyum tipis, lalu mengecup tangan mamanya. "Terima kasih, Ma, karena selalu ada buat aku."
"Gimana kabar Nata?" tanya Ruka.
"Dia baik, Ma." Alvaro menarik napas sejenak, lalu melanjutkan, "Tapi, jangan cerita ke Nata soal Papa, ya."
Ruka mengangguk. "Mama nggak akan cerita, tenang aja. Kamu istirahat aja dulu mama keluar dulu"
~
Sudah satu bulan sejak mereka kembali dari liburan, dan selama itu pula Alvaro semakin jarang menghabiskan waktu di apartemennya. Ia lebih sering berada di rumah orang tuanya, bahkan hampir tidak pernah pulang ke apartemen lagi. Namun, meski begitu, Alvaro selalu menyempatkan diri untuk menemui Nata setiap malam setelah pulang kerja, setidaknya untuk menemaninya makan malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alnata
General FictionAlvaro yang dingin pada semua orang di temukan dengan nata yang mampu merubah dirinya, dimana mereka berdua bertemu di suatu club malam. LAPAK BXB HOMOPOBIC MINGGIR❗ **** cerita fiksi bnyk typo