bnyk typo
🌹
****
Bandara pagi itu terasa lebih sibuk dari biasanya, tetapi bagi Nata, suara pengumuman penerbangan dan lalu-lalang orang tidak ada artinya. Hanya satu hal yang memenuhi pikirannya Alvaro akan pergi.Sejak tadi, dia tak melepaskan pelukannya dari tubuh pria itu, seolah takut jika dia melepaskan, maka Alvaro akan benar-benar menghilang. Bahkan, Ruka yang juga datang untuk mengantar kepergian Alvaro hanya memeluk pria itu sebentar sebelum mundur. Namun, berbeda dengan Nata. Begitu Alvaro selesai memeluk Ruka, dia kembali meraih Nata ke dalam pelukannya seolah mereka tidak akan bertemu lagi dalam waktu yang lama.
Di samping mereka, Gilang dan Riyan berdiri bersama dua teman Alvaro yang juga ikut mengantar Alvaro. Stefani, tentu saja, berada di sana juga. Namun, berbeda dari biasanya, dia lebih banyak diam. Tak ada Alexa di sampingnya, karena Diman selalu melarangnya membawa Alexa ke mana pun. Itu membuat Stefani sedikit iri pada Alvaro, yang bisa membawa Nata bahkan sampai ke bandara untuk mengantarnya pergi.
Nata mengeratkan pelukannya pada Alvaro sebelum berbisik, "Kamu jangan lupa kasih kabar, ya, Al."
Alvaro tersenyum kecil, tangannya membelai lembut rambut Nata. "Iya, sayang. Begitu sampai sana, aku langsung telepon kamu."
Tatapannya kemudian beralih ke arah Gilang dan Riyan. "Gue titip Nata, jaga dia baik-baik, ya. Jangan sampai dia sedih. Kalau dia mau sesuatu, turuti aja. Ntar gue ganti uang kalian."
Gilang tertawa kecil. "Tanpa lo suruh pun, kita bakal jaga Nata. Gue sama Riyan udah lama bareng dia sebelum ada lo, jadi santai aja."
"Thanks. Lo berdua juga, gue titip Nata," ucap Alvaro kepada kedua temannya yang ikut berangkat bersamanya.
Brayan menepuk pundak Alvaro dengan cengiran jahil. "Aman, bro. Yang penting lo jangan lama-lama di sana. Takutnya Nata diembat sama sugar daddy di sini."
Mata Alvaro langsung menyipit tajam. "Gue bunuh tuh orang kalau sampai berani ambil Nata."
Nata mencubit perut Alvaro, kesal. "Sekalian aja kamu suruh semua orang di bandara ini jaga aku!"
Alvaro menatapnya serius. "Mau?"
"Jangan aneh-aneh, Alvaro," gerutu Nata, melirik ke arah Stefani yang sejak tadi diam di samping mereka.
Nata kemudian menoleh ke Stefani. "Stef, gue titip Al, ya. Kalau dia gatel sama cewek-cewek di sana, langsung lo sunat aja biar dia tau rasa!"
Stefani tertawa kecil. "gampang itu"
Alvaro dan Nata terus mengobrol berdua, tak peduli dengan orang-orang di sekitar. Beberapa kali, Alvaro mencuri kecupan di bibir Nata, seolah ingin menyimpan sebanyak mungkin kenangan sebelum berangkat.
Sementara itu, Stefani hanya menunduk, tak banyak bicara.
Namun, tiba-tiba seseorang berdiri di hadapannya. "Maaf aku lama."Stefani mendongak, dan matanya langsung membulat saat melihat siapa yang ada di depannya. Alexa.
Tanpa berpikir panjang, Stefani langsung memeluk leher Alexa erat, air matanya jatuh begitu saja. "Lexa, aku nggak mau pergi..." isaknya di pelukan alexa
Alexa membalas pelukannya dengan erat, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Stefani. "Gapapa, sayang. Kamu harus belajar biar tambah pintar."
panggilan untuk para penumpang untuk pesawat yang alvaro dan stefani naik kini sudah terdengar agar
Nata semakin mengeratkan pelukannya pada Alvaro, seolah enggan melepaskan. Tanpa sadar, air matanya jatuh."Sayang..." bisik Alvaro, menatap wajah nata dengan lembut.
Namun, Nata hanya menggeleng dalam diam dan memeluknya lebih erat.
Alvaro mengusap punggungnya pelan. "Jangan gini, Nat. Kalau nggak, aku nggak bakal pergi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alnata
General FictionAlvaro yang dingin pada semua orang di temukan dengan nata yang mampu merubah dirinya, dimana mereka berdua bertemu di suatu club malam. LAPAK BXB HOMOPOBIC MINGGIR❗ **** cerita fiksi bnyk typo