Saat Aldo kembali ke kelasnya, yaitu XI IPA 1, Aldo di kerubungi anak kelasnya. Diam-diam Aldo mengagumi teman-temannya karena rencana mereka tadi tidak diketahui oleh guru.
-Flashback-
Saat Bagas mengajak Aldo ke dalam kantin, disana sudah ada Rion, Angga, Reno, dan Gilang.
"Jadi, apa yang mau lo pada kasitahu ke gue?" Tanya Aldo penasaran.
"Jadi gini, nanti anak baru itu dateng 'kan, nah terus gue punya rencana kalau kita bakal kasih kesan buat anak baru itu." Kata Rion.
"Ngomong jangan belibet. Maksudnya apaan? Gak ngerti gue." Tanya Aldo agak kesal.
"Emang si Rion danta. Jadi gini ya, kita liat lo lagi gabut gitu. Kita buat rencana buat bikin 'mainan kecil' buat lo. Kita pengen pas anak baru dateng, lo langsung nyium doi di depan anak-anak." Jelas Gilang dengan tenang.
"Anjing! Mati aja lu semua. Mana berani gue?" Timpal Aldo mulai emosi.
"Kemana Aldo yang ekstrim? Ini gak ada apa-apanya, men. Tinggal nyosor terus kabur. Selesai." Tantang Angga.
"Masalahnya ini anak baru. Kalau dia lapor ke BK gimana?"
"Gue jamin dia gak bakal lapor. Lagian, kalaupun dia lapor, tenang, kita di belakang lo." Kata Reno menimpali seraya menepuk dadanya dan tersenyum bangga.
"Gak. Gue gak ikutan. Kalau lo pada mau lanjut, jangan gue yang maen."
"Cupu lo. Gak asik." Kata Reno mengompori.
"Udah apa Do, maen-maen doang. Gue jamin gak akan ada guru yang tahu. Kalau sampe ada yang tahu, gue traktir lo seminggu. Bebas. Deal?" Tanya Bagas.
"Fine." Kata Aldo akhirnya.
-Flashback off-
Dan akhirnya Aldo mencium Aurel di tengah lapangan tanpa ada halangan (re: guru).
Galak sih ceweknya, tapi lucu gitu. Manis banget lagi, apalagi bibirnya.
"WOY!" Teriak Bagas.
"Kampret. Bikin kaget aja lu nyet."
"Lagian senyum-senyum sendiri. Lamun jorok ya? Ngaku lo."
"Astagfirullah haladzim. Gue gini-gini alim. Gak baik lamun jorok di sekolah." Sanggah Aldo dengan dramatis.
"Alim pala bapak lo. Sholat jum'at aja kalo inget. Alim gitu ya alim." Cibir Bagas.
"Gue belum selesai ngomong peleh. 'Kan gak baik lamun jorok disekolah. Mending di kamar, terus sepi, sekalian praktek." Sambung Aldo dengan senyum setannya.
"Najis lo setan! Gue aja gak kepikiran ampe sono. Dosa apa gue punya temen macem lo." Kata Bagas dibuat-buat sambil berpura-pura mengelap air mata.
"Ganteng-ganteng gini sahabat lo." Lalu Aldo menoyor kepala Bagas dengan keras.
"Sakit anjrit!" Bentak Bagas yang hanya dibalas kekehan Aldo.
"Mangap. Udah yok ke kantin, gue laper."
Saat mereka menuju ke kantin, mereka berpapasan dengan Aurel, Reni, dan Anya. Awalnya Aldo merasa agak terganggu, tapi dia berusaha tenang. Stay cool.
"Mampus lo Do, ada Aurel sama Anya." Kata Bagas panik.
Harusnya 'kan gue yang panik, "Selo aja, pura-pura gak liat." Kata Aldo sok kalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...