"Hm, ada perlu ya? Kenapa gak bilang aja kalau lo mau tampil bareng Aldo?"
Bila terdiam di tempatnya. Harusnya dia bisa memprediksikan kalau Dona akan bertanya sesuatu tentang dia dan Aldo. Dona itu, paling tidak suka dengan basa-basi.
"Gue gak enak sama lo."
"Terus lo kira gue gimana sekarang? Kalau lo ngomong dari awal mungkin sekarang gue gak ngerasa kayak di TMT-in sama lo." Ucap Dona telak.
Bila bingung ingin merespon apa. Jika dia mengelak, akan sangat terlihat bahwa dia merasa bersalah. Tapi, jika Bila tenang-tenang saja, seolah Bila sengaja ingin menunjukkan kepada Dona bahwa dia lebih bisa dekat dengan Aldo tanpa bersusah payah seperti Dona.
"Oke. Gue minta maaf."
"Maaf doang?"
"Ya terus gue harus ngapain?"
"Lo gak ngerasa ada utang cerita gitu sama gue? Seinget gue, lo adalah tipe orang yang susah berbaur sama orang yang belum lo kenal. Terus, kenapa lo akrab banget sama Aldo?"
"Emang gue pernah bilang kalau gue gak kenal Aldo?"
"Oh, jadi lo kenal Aldo tapi lo gak pernah cerita-cerita ke gue, gitu?"
"Gue gak ngomong gitu, lo yang nyimpulin sendiri, Don."
Dona mendesah malas, "gak usah bertele-tele, Bil. Cerita sama gue sekarang."
"Gak ada yang perlu diceritain. Gue kenal cuma sekedar gitu aja soalnya waktu itu dia nanyain lo ke gue, yaudah kita kenalan." Bila tidak berbohong tentang hal itu, hanya saja Bila enggan menceritakan tentang gedung belakang sekolah.
"Dia nyariin gue? Kapan?" Tanya Dona agak bersemangat seolah lupa hal apa yang sedang mereka bahas saat ini.
"Hm." Jawab Bila tanpa minat.
Dona masih senyum-senyum sendiri tanpa sadar akan perubahan warna muka Bila, namun Bila segera mengendalikan ekspresinya seolah hal itu adalah hal biasa.
"Ih, dia kapan nyariinnya?" Ucap Dona gregetan.
"Waktu dia mau nganter lo pulang."
"Hmm, eh gue mau nanya sama lo."
Bila mengerutkan keningnya tanpa sadar, "nanya apaan?"
"Lo suka gak sama dia?" Tanya Dona menyelidik.
Tanpa pikir panjang, Bila menjawab, "gak. Kepikiran untuk suka pun gak pernah."
Lo. Munafik. Bil! Batin Bila meringis.
"Serius?"
"Yap. Yaudah ah gak usah dibahas lagi. Masalah kita clear ya?" Ucap Bila sambil tersenyum yang jika diperhatikan lebih jelas, senyum itu seperti dipaksakan. Namun Dona tidak menyadarinya.
"Tapi gue masih kepo sama kalian berdua."
"Udah ah gak usah kepo-kepo. Belajar dari film horor, orang kepo cepet mati."
"Yeu kampret! Tapi serius lo gak ada apa-apa sama Aldo?" Tanya Dona lagi dengan nada yang serius.
Bila bingung harus menjawab apa. Memang tidak ada apa-apa 'kan antara dirinya dan Aldo? Tapi kenapa susah sekali untuk mengatakannya, seolah semua yang pernah terjadi antara Bila dan Aldo adalah 'apa-apa'.
"Emang kenapa sih?" Tanya Bila penasaran.
"Ya, gak apa-apa sih. Gue cuma gak mau suka sama orang yang sama, sama kayak temen gue sendiri. Ntar gak enak aja rasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...