"Sal,"
Salsa yang sedang melamun pun tersadar, "hah?"
Andika mengernyit bingung. Tidak biasanya Salsa diam seperti ini.
"Kenapa diem?"
"Kepo lo."
"Yeh, ditanya baik-baik malah gitu."
"Terserah deh. Lagi gak mood gue."
Andika pun mengacuhkannya dan kembali terfokus pada proyektor didepan kelas.
Salsa melirik sekilas kearah Andika, "mau tahu gak kenapa gue badmood?"
Andika mengangkat satu alisnya, "emang kenapa?"
"Gara-gara lo!" Ucap Salsa sambil memberenggut kesal.
Andika menampakkan muka terkejutnya, "kok gue?"
Salsa menampakkan muka bersalahnya, "enggak kok. Gue bohongan."
"Apaan dah? Gak jelas." Ucap Andika pelan.
Salsa yang tadinya merasa bersalah, sekarang malah kesal dengan Andika. Ini hanya Andika, atau semua cowok di dunia emang gak pekaan sih?
"Iya tahu kok yang gak jelas." Ucap Salsa sewot.
Andika melihat ke arah Salsa dengan jelas, "lo PMS ya?"
"Iya!" Ucap Salsa dengan nada yang hampir membentak.
Salsa pun memutuskan keluar kelas dan tidak akan kembali sampai waktu istirahat, toh pelajaran tinggal 10 menit lagi.
"Pak, saya izin ke toilet ya."
Pak Rahmat pun mengangguk dan kembali menjelaskan kepada anak-anak yang sudah tidak jelas antara mendengar atau mengantuk. Ya, pelajaran Fisika memang selalu membosankan, 'kan?
Andika yang melihat itu bingung, sekaligus terkejut. Itu cewek kenapa sih? Salah mulu gue. Batin Andika dalam hati.
Karena terlalu asyik melamun, tanpa sadar bel istirahat pun berbunyi.
"Ya, kerjakan buku paket halaman 72-74 di buku tugas, minggu depan kita bahas." Kata Pak Rahmat sambil membereskan buku-bukunya.
"Selamat siang, anak-anak."
"Siang, pak!" Ucap anak sekelas serentak.
Andika tanpa membuang waktu langsung keluar mencari Salsa. Baru saja sampai didepan, Salsa sudah kembali dengan muka yang benar-benar menggambarkan betapa buruk suasana hatinya hari ini.
Tanpa buang waktu, Andika langsung menarik tangan Salsa dan mengajaknya ke belakang sekolah, tempat yang jarang sekali dikunjungi.
Salsa meronta sepanjang jalan, "lepas!"
"Gak."
Salsa masih meronta dan memaksa Andika untuk melepas tangannya, "lepas gak?!"
"Gue bilang gak, ya enggak."
Sampai akhirnya mereka sampai di belakang sekolah. Meskipun tempatnya jarang dikunjungi oleh siswa kecuali penjaga kebersihan sekolah, tempat ini masih cukup terawat. Terdapat bangku taman panjang yang terbuat dari kayu dan dilindungi oleh pohon mangga rindang yang mulai berbuah.
Andika menarik Salsa ke bangku itu dan memaksanya duduk.
"Duduk."
"Gue mau ke kelas."
Andika menghembuskan nafas kasar, "Salsa, duduk!"
Salsa yang sedikit takut dengan perubahan sikap Andika pun memutuskan untuk duduk namun memilih menjaga jarak dari Andika. Sejauh mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...