XXIV

74K 2.9K 132
                                    

"Dik, hape gue lowbat, gue boleh minjem hape lo bentar gak?" Tanya Salsa saat Andika ingin bergegas ke kantin.

Andika langsung berhenti dan menoleh ke arah Salsa, "buat apaan?"

"Buat main game."

Andika terlihat berpikir sebentar, lalu akhirnya menyerahkannya kepada Salsa, "awas rusak."

"Bawel."

Sembari Andika meninggalkan kelas, Salsa pun memainkan ponsel Andika. Sebenarnya dia hanya iseng bertanya, tapi ternyata Dika memberikan ponselnya tanpa bertanya lebih banyak.

Salsa mengetikkan password ponselnya dan mulai membuka aplikasi game yang Andika punya.

Untuk ukuran anak yang 'diam' seperti Andika, aplikasinya terhitung banyak, mulai dari game online hingga game biasa, sosial media pada umumnya, namun dia hanya mendownload tapi tidak membuat akun. Dasar ansos!
Setelah itu ada beberapa aplikasi yang Salsa tidak tahu apa fungsinya.

Salsa pun iseng membuka aplikasi Line, dan beruntungnya dia karena Andika tidak memasang password jadi Salsa bisa tahu siapa-siapa saja yang di chat Andika.

"Pumpkin?"

Salsa pun membuka roomchat tersebut, dan membaca semua chatnya yang sepertinya tidak pernah dihapus oleh Andika.

"Oh, Aurel." Ucap Salsa tanpa minat saat dia melihat foto profil orang tersebut.

Saat ingin menutup roomchatnya, Salsa seperti memikirkan sesuatu.

Apa sekarang aja ya? Batin Salsa.

Andika: Rel, bisa ketemuan gak?

Semoga gue gak salah, Aamiin. Ucap Salsa sambil menghapus chat yang baru saja ia kirim. Andika tidak boleh tahu kalau dia mengajak Aurel bertemu.

Baru saja Salsa ingin mengembalikan ponsel Andika, ponsel tersebut bergetar menandakan ada notifikasi yang masuk. Salsa pun membukanya.

Pumpkin: mau ngapain?

Salsa mengernyitkan dahinya dalam. Sok banget, najis. Batin Salsa dalam hati.

Andika: gue mau ngomong penting.

Beberapa menit kemudian satu notifikasi dari Aurel masuk.

Aurel: kalau mau ngomongin yang waktu itu mending gak usah, Dik. Gue gak mau bahas lagi.
Aurel: lupain aja. Lo udah gue maafin kok.

Ada rasa tidak nyaman dalam hatinya saat membaca pesan yang dikirimkan Aurel padanya. Seperti perasaan iri karena perempuan ini entah kenapa lebih baik darinya. Seharusnya Salsa tidak perlu ikut campur urusan mereka berdua, tapi dia sudah terlanjur turut andil dalam masalah ini, dan Salsa tidak akan diam.

Andika: gue gak akan bahas hal itu. Ada hal lain yang lebih penting daripada soal kemarin.

Aurel: ok.

Setelah itu, Salsa langsung buru-buru menghapus semua pesannya dan Aurel agar Andika tidak tahu tentang hal ini. Salsa pun mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.

"Nih!" Ucap Salsa sambil menyodorkan ponselnya kepada Andika.

"Lah, cepet amat?"

"Hape lo ngebosenin, males." Setelah itu Salsa langsung melengos menuju kantin dan mengabaikan Andika di belakangnya, "gak jelas lo! Untung temen."

Salsa dapat mendengarnya. Temen ya? Kapan gue bisa jadi orang kayak Aurel di mata lo?

••••

Sixteen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang