"Sal, gue gak ngerti sama soal ini." Unjuk Andika pada buku matematikanya. Salsa yang tengah fokus pada bukunya pun mengalihkan pandangannya pada Dika.
"Masa gini aja gak ngerti?" Tanyanya.
Andika mendelik, "gue tahu lo pinter, makanya ajarin gue dulu."
Mengabaikan tugasnya yang belum rampung, Salsa memilih mengajari Andika soal yang tidak ia mengerti. Tapi sebenarnya, Andika mengerti dengan soal itu.
Dia hanya ingin memastikan sesuatu.
Belakangan ini Andika merasa dirinya sangat aneh. Meskipun sudah berdamai dengan Aurel, entah kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang kurang. Andika bahagia, tapi dia merasa tidak sebahagia yang diperkirakan.
Diluar dugaannya, saat sedang bersama Aurel dia malah memikirkan Salsa. Entah memikirkan Salsa sedang apa? Atau apa dia sudah makan? Apa Salsa sudah mengerjakan tugas fisika yang dia benci setengah mati itu, dan berbagai pikiran yang mengacu pada Salsa.
Masa iya dia suka Salsa?
Andika pun mengabaikannya dan memilih fokus dengan matematika. Tetapi, baru beberapa saat dia teringat sesuatu.
"Sal, lo mau ikut gak jalan-jalan ke pantai? Sama anak-anak yang lain juga kok." Ucapnya.
Salsa yang sedang fokus menghitung pun mengangkat kepalanya, "kapan?"
"Sabtu."
"Nginep gak?"
"Satu malem doang. Tadinya sih cowok-cowok doang, cuma nanti lo ajak aja temen-temen lo."
Salsa menghela napas, "gue gak tahu dibolehin apa gak."
Andika tersenyum lebar, "gue yang izinin."
"Bener ya?" Dan dibalas dengan anggukan Andika. Ya semoga saja hari itu menjadi momen yang tepat untuknya.
••••
Hari minggu tiba, berkat Andika dengan muka kalem bin tenangnya itu akhirnya Salsa mendapatkan izin untuk pergi bersama teman-temannya. Dan akhirnya, hampir satu kelas bergabung dengan mereka dengan alasan sebentar lagi menjelang ujian akhir dan mereka ingin bersenang-senang sejenak.
Perjalanan hanya menempuh sekitar 2 jam karena hari itu Sabtu dan mereka pergi lumayan pagi, karena tidak ingin berkutat dengan kemacetan.
Saat sampai mereka langsung berpencar dan bermain air sepuasnya, bercanda tawa menghilangkan penatnya pikiran.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hingga tak sadar hari sudah sore. Sisa hari itu mereka habiskan dengan bersenda gurau ringan sambil membicarakan hal-hal apapun yang bisa membunuh kebosanan. Saat itu, Salsa sedang membicarakan perihal drama korea bersama Yola dan Cindy, tiba-tiba terdengar dering ponselnya dan itu merupakan pesan dari Andika.
Andika: ikut gue bentar deh.
Salsa: lo dimana?
Andika: liat kanan lo.
Salsa pun menoleh ke arah kanannya dan Andika sedang berdiri di sana.
Salsa: oke bentar.
"Eh gue pergk bentar ya." Ucap Salsa pada kedua temannya.
"Mau kemana sih? Kita lagi seru nih." Tukas Yola dengan senyum masamnya.
"Bentar doang elah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Novela JuvenilGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...