XIII

108K 4.1K 115
                                    

Tidak terasa, pertandingan basket antara SMA Brawijaya dan SMA Bivatara 2 hanya tinggal 1 minggu lagi. Tim basket sedang sibuk-sibuknya latihan agar dapat memenangkan pertandingan pekan depan.

Aldo lah yang paling berperan di pertandingan ini, karena ia adalah kaptennya. Ialah yang harus berusaha keras untuk teman-temannya agar tim mereka bisa mewakili sekolah memenangkan pertandingan. Aldo pun sudah jarang menghampiri Aurel yang merupakan kegiatan rutinnya saat pulang sekolah.

Bahkan Aurel kadang-kadang tidak membawa kendaraan. Termasuk hari ini. Dan sialnya, sampai lomba olahraga antar sekolah itu dilaksanakan, Aldo tidak akan pulang bersamanya.

"Sorry, Rel, gue lupa kasih tahu lo. Gue gak bisa pulang bareng. Harus latihan." Kata Aldo saat istirahat.

"Yaudah gak apa-apa. Lo fokus latihan aja. Gak usah jemput gue sampe lomba selesai."

"Lo marah?"

"Eh? Enggak. Ngapain gue marah?"

"Terus kenapa gue gak boleh jemput lo?"

"Kan gue mau bawa mobil. Kalo lo jemput ntar gue pulang sama siapa?"

"Oh iya, yaudah. Gue ke lapangan dulu ya, Bel."

"Sorry? Bel?"

Dia tersenyum kecil sebelum berkata, "nama lo Aurelia Isabella Friz. Bel itu Bella. Mulai sekarang gue akan manggil lo Bella."

Aurel mengernyitkan alisnya perlahan. "Kenapa harus Bella?"

Aldo kembali duduk disamping Aurel, "gue gak mau sama kayak yang lain. Gue mau jadi yang spesial. Jadi lo bisa tahu, kalo gue yang manggil lo."

Aurel masih diam ditempat. Dadanya bergemuruh. Bukan marah, tapi perasaan hangat yang sudah lama sekali tidak dia rasakan.

"Gue balik ya, Bel." Kata Aldo berdiri lalu di akhiri acakan rambut di kepala Aurel.

Aurel masih diam ditempat dan gak sadar Aldo sudah pergi. Diam-diam Aurel tersenyum senang. Hatinya menghangat saat Aldo mengatakan itu.

Di kejauhan, seseorang memperhatikannya sambil tersenyum sinis, "kena lo, Rel."

Orang itu pun pergi menjauhi tempat itu dan mendekati teman-temannya.

••••

"Halo, Dika."

"Halo pump, kenapa?"

"Jemput gue dong."

"Gue sibuk."

"Oke. Gak usah telpon-telpon gue lagi, apalagi ketemu."

"Tunggu! Baper banget idih."

"Mau apa enggak nih?"

"Iye, pump. Gue otw. "

"Aw aw. I love me!"

"Love you too."

Lalu panggilan pun terputus. Aurel memutuskan untuk menunggu Dika di lapangan luar dekat gerbang sambil melihat anak-anak basket sedang latihan. Disana, Aldo sangat bersemangat hingga keringatnya bercucuran. Jadi pengen ngelapin, ih. Batin Aurel sambil senyum-senyum sendiri.

Tiba-tiba, Aurel merasa sebelahnya ditempati orang. Aurel menoleh ke sebelah tangannya, dan menemukan teman Aldo yang dia lupa namanya, "numpang sini ya." Katanya.

"Eh? Iya gapapa. Ini tempat umum kok bukan punya gue doang." Kata Aurel sambil tersenyum kikuk.

Mereka terdiam cukup lama, temannya Aldo sibuk memainkan ponselnya, sedangkan Aurel sibuk memperhatikan Aldo. Bahkan Aldo melihat kearahnya, tersenyum lebar dan melambaikan tangan. Mau tak mau Aurel tersipu dibuatnya. Hal sekecil ini saja membuatnya malu. Astaga!

Sixteen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang