Hai, karena terlalu sibuk dengan jadwal kuliah dan juga perubahan mood yang tidak terkendali jadinya part ini jadi debuan. Actually, awalnya itu endingnya emang sengaja aku bikin gantung karena ya, mungkin itu emang style aku dalam menulis dan juga aku lebih suka bikin cerita yang ngegantung tapi tetep gak suka digantungin *loh(?)
Dan juga aku baca loh semua komen kalian yang nanya kenapa gantung banget terus gak suka kalau endingnya gini dan sebagainya. Oke guys, karena aku sayang kalian semua *cya, jadinya tadaaaaaa...
WELCOME TO THE REAL ENDING OF SIXTEEN.
p.s. After i upload this chapter, i beg you please don't ask me to make a sequel of this story because yeaaa, maybe it's impossible hehehe, sorry guys.
Yaudah maaf ya aku bawel banget, check this out and enjoy!
••••
Saat itu aku berpikir, mungkinkah cerita kita saat sekolah dulu akan kamu ingat sampai nanti? Apa aku cukup berharga untuk kamu ingat dan kamu kenang sebagai mantan terindah?Wah, aku pasti sedang mengkhayal.
Kita sudah dewasa sekarang, kita bukanlah sepasang manusia yang dulunya pernah saling membahagiakan namun akhirnya berpisah dengan cara yang kekanak-kanakkan.
Lucu saat mengingat masa itu.
Benar kata orang, masa SMA itu adalah masa paling indah. Aku merasakannya, berkat kamu.
Aldo, apa kabar?
Sudahkah kamu merasa bahagia?
Bagaimana kabarnya dengan Bila?
Apakah kalian masih bersama?
Aku benci mengatakannya, tapi percayakah kamu saat kubilang bahwa aku tetap menunggumu meski sudah 5 tahun waktu terlewat?
Di tahun pertama kita lulus, aku mencari tahu dimana kamu melanjutkan pendidikanmu. Dan aku dengar kamu berhasil masuk di kampus yang pernah kamu bangga-banggakan dulu, bersama Bila.
Tahun kedua, kudengar kamu masih bersamanya. Jujur saja, aku masih membencinya saat itu. Seharusnya ini menjadi kisah kita, aku dan kamu pemeran utamanya, tapi kenapa hanya kamu yang bahagia?
Tahun ketiga, aku mulai merasa membuang waktu dengan memikirkanmu.
Tahun keempat, aku mulai membuka hati untuk seseorang yang ada disisiku saat kamu pergi.
Tahun ini, tahun kelima, tiba-tiba aku teringat kamu lagi.
Aku menulis kata-kata ini disamping dia yang sudah berusaha membahagiakan aku tapi belum sempat aku bahagiakan.
Dia baik, Do.
Tipe-tipe cowok yang bertolak belakang sama kamu. Disaat kamu mencari keributan di sekolah, dia adalah tipe orang yang dengan tenang membaca buku di perpustakaan. Disaat kamu di hukum di depan kelas, dia adalah orang yang maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal matematika.
Aku bahagia sama dia, tapi mungkin akan lebih bahagia kalau sama kamu.
Intinya, aku sedang bernostalgia dengan kenangan tentang kita.
Kita yang akhirnya hanya akan menjadi aku dan kamu.
Senin, 25 januari 2021Aurelia Isabella
Aku menutup rapat buku catatan yang selalu kubawa kemanapun itu. Entah sejak kapan aku menjadi seseorang yang suka menulis, bahkan hal sekecil apapun di pikiranku pasti kutuangkan ke dalam buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...