Selama Aldo tidak masuk, sekolah menjadi sepi. Sebenarnya gak akan berpengaruh juga kalaupun Aldo masuk, karena Aldo bukanlah tipe-tipe anak nakal seperti berandal yang suka mencari masalah. Dia hanya kadang suka... nekat.
Aurel bisa bernafas lega, seenggaknya dia gak usah melihat muka cowok yang berani-beraninya mencuri ciuman pertamanya itu.
Tapi perlahan Aurel sudah bisa melupakan kejadian itu, meskipun saat bertemu Aldo dia masih suka ingin menamparnya.
"Kantin kuy, laper gue." Kata Anya kepada Aurel yang sedang asyik memainkan handphonenya.
"Mager ah gue. Ajak Reni aja deh, Nya." Kata Aurel masih sambil memainkan ponselnya. Memang baru beberapa hari Aurel berada di SMA Brawijaya, tapi dia sudah merasa seperti sudah lama sekali sekolah disana.
"Lo mah. Baper nih gue!" Ucap Anya sambil memberenggut. Lalu Aurel melirik ke Anya sekilas dan kembali menatap ponselnya.
"Baper mulu lu ah. Gak asik."
"Lo ngapain sih? Liatin hp mulu, guenya dianggurin. Beneran baper nih gue."
"Lagi chatan sama temen,"
"Cowok atau cewek?"
"Cowok lah."
"Cakep gak? Buat gue dong kalo cakep." Kata Anya sambil menyenggol-nyenggol Aurel.
"Lo mah. Rusuh banget. Jones gini nih, gangguin orang mulu."
Lalu Anya beranjak dari tempatnya dan menuju depan pintu kelas, "BODO AMAT ANJIR GUE MAU BAPER! Bhay!" Lalu Anya pergi menarik salah satu anak kelas dan menariknya ke kantin. Anjir, bukan temen gue fix!
Aurel hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Anya yang baru diketahuinya sekarang-sekarang ini. Saat Aurel ingin bergegas menyusul Anya, ponselnya berdering menandakan pesan masuk.
Aurel tersenyum membaca pesan tersebut. Namun, beberapa saat ponselnya berdering lagi menandakan panggilan masuk.
"Halo,"
"Hai Rel."
"Akhirnya lo nelpon gue juga. Gue kangen!" Kata Aurel dengan semangat.
Terdengar kekehan di seberang sana, "sayangnya gue gak kangen sama lo."
"Oh gitu. Fine! Awas lo dateng kesini." Kata Aurel memberenggut kesal.
"Bercanda, pumpkin. Gue kangen sama lo." Aurel merasa sahabatnya itu sedang tersenyum di sana. Aih, jadi tambah kangen 'kan gue.
"Yaudah ya, lanjut nanti aja. Gue mau ke kantin nih. Da-ah." Saat Aurel ingin menutup teleponnya, sahabatnya itu berkata sesuatu yang membuatnya kaget setengah mati.
"Tunggu gue ya, Rel. Minggu depan gue balik ke Jakarta." Aurel masih terpaku di tempat hingga menyadari sesuatu.
"Lo balik? BALIK? DEMI APAAAA?! ANJIR GUE SENENG BANGET, POKOKNYA LO HARUS MAIN KERUMAH! GUE GAK MAU TAU! AAAAAHHH LOVE YOU MUAH!" Kata Aurel dengan bersemangat yang membuatnya kelepasan berbicara. Mungkin dampaknya biasa saja untuk Aurel, namun kata-kata itu berdampak luar biasa untuk sahabatnya.
"Love you more, pumpkin."
••••
Saat bel tanda pelajaran berakhir, semua anak bernafas lega dan berebutan keluar kelas. Tak terkecuali Gilang, Bagas, Rion, Reno, dan Angga. Setelah bel berbunyi, mereka langsung bergegas ke kafe tempat mereka nongkrong.
Saat tiba disana, terlihat Aldo sedang menyeruput cappucinonya. Lalu Aldo menoleh ke arah mereka sambil tersenyum kecil, "gue pikir kalian gak bakal dateng," katanya dengan lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Подростковая литератураGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...