III

192K 8.1K 185
                                    

"Gue suka sama lo. Dan gue mau lo jadi pacar gue." Teriakan riuh siswa dan siswi SMA Brawijaya terdengar jelas di telinga Anya. Dia malu setengah mati. Astaga!

"Jangan bercanda, Do. Ini gak lucu!" Teriak Anya dengan marah. Ini sudah keterlaluan, bercandanya dia udah kelewatan. "Lho? Gue gak bercanda. Gue sayang sama lo dan gue mau lo jadi pacar gue. Apa yang salah?" Jawab Aldo dengan tenang.

"Kita sahabatan. Ini gak bener! Lo kelewat--" sebelum Anya sempat menjawab, Aldo mencium Anya di pipi. Muka Anya memerah, antara marah dan malu, "gue tau lo suka sama gue, dan gue juga suka sama lo. Kita bodoh kalau gak sadar sama perasaan masing-masing. Kita saling suka, terus apa yang salah? Karena kita sahabatan? Mulai sekarang lo bukan sahabat gue lagi, lo-pacar-gue!" Kata Aldo menegaskan dengan jelas. Bisa bayangkan gimana perasaan Anya? Senang? Pasti. Bahagia? Apalagi. Tapi dia takut, takut kalau hubungan ini gak akan berhasil.

"Tap-tapi gu-gue ta-tak-takut hubungan ini gak akan ber-berhasil, Do." Jawab Anya dengan ragu. "Kita jalanin ini berdua. Okey?" Jawab Aldo dengan mantap. Setelah itu Aldo melihat ke sekeliling lapangan dan berteriak, "MULAI HARI INI GEFANYA FITRANIDA DIRGANTARA RESMI JADI CEWEK GUE. KALAU ADA SALAH SATU DARI LO SEMUA BERANI DEKETIN DIA, LO SEMUA HABIS SAMA GUE!" Teriak Aldo dengan lantang. Setelah itu dilanjutkan oleh sahutan anak-anak satu sekolah.

Aldo berlari ke arah Anya dan mendekapnya, "I love you so much, Anya."

"I love you too."

Namun, kata hanya tinggal kata, sudah 7 bulan mereka menjalani hubungan mereka, Aldo mulai berubah. Aldo gak se-romantis dulu, gak se-perhatian dulu. Dia berubah.

Awalnya Anya hanya berpikir mungkin saja Aldo stress karena turnamen karate yang dia ikuti. Awalnya. Tapi ternyata? Sikapnya makin lama makin berubah.

Anya bukan tipe perempuan yang menye-menye yang minta di perhatikan setiap saat. Tapi, seenggaknya Aldo kasih kabar. Dan sudah 2 hari mereka berdua lost contact, terhitung mulai hari jum'at saat turnamen Aldo selesai.

Anya: ay!

Anya: PING!!

Anya: PING!!

Anya: PING!!

Aldo masih belum membaca BBM darinya, beberapa menit kemudian...

Aldo: kamu kenapa sih? Aku lagi tidur.

Anya: kamu gak sekolah? Kok gak kasih kabar aku?

Aldo: harus ya kabarin kamu terus? Aku lagi capek. Gausah chat dulu.

Anya: kamu kenapa sih, Do?

Just read.

Sejak saat itu Aldo mulai berubah. Jauh lebih berubah. Akhirnya Anya memutuskan untuk bicara berdua dengan Aldo.
"Ada Aldo gak?" Tanya Anya saat tiba di kelas Aldo.

"Gak ada, Nya. Tadi ke kantin sama Sita." Jawab salah satu teman sekelas Aldo.

Anya langsung menuju ke kantin, dan melihat Aldo dan Sita sedang tertawa bersama di kantin. Dada Anya bergemuruh melihat pacarnya bersama perempuan lain.

"Aldo." Aldo terlihat kaget namun berhasil menutup ekspresinya.

"Kenapa?" Tanya Aldo dengan tenang. Astaga cowok ini!

"We need to talk! Now!" Kata Anya, tanpa persetujuan Aldo langsung menyeret Aldo ke arah gudang sekolah yang sepi.

"Kamu kenapa?" Tanya Anya to the point.

"Harusnya aku yang nanya, kamu yang kenapa? Main tarik tangan orang aja, diliatin temen-temen ak--"

"Oh, lebih mikirin temen kamu daripada aku? Kamu berubah tahu gak!"

"Berubah gimana? Aku gak berubah kok." Jawab Aldo masih berusaha mengelak.

"Masih mau ngelak juga? Kamu berubah. Bukan Aldo yang aku kenal. Apa yang salah? Aku ada salah?" Tanya Anya menggebu-gebu menahan emosi dan air matanya.

Aldo menghela nafas sebentar, lalu menatap Anya dengan tatapan sendu, "maaf, Nya. Kita gak bisa lanjutin hubungan ini lagi." Anya tersentak dengan pernyataan Aldo. Apa?

"Kamu mau kita putus?" Anya menatap Aldo tak percaya, dia bercanda 'kan?

Aldo hanya diam menatap Anya, sementara Anya berusaha mati-matian untuk menjaga agar air matanya tidak keluar.

"Aku masih sayang sama kamu, Do. Kamu udah gak sayang lagi sama aku? Tolong kasih tahu aku."

"Aku masih sayang sama kamu." Jawab Aldo dengan nada tidak yakin.

"Terus kenapa?" Tanya Anya menuntut.

"Udah jelas 'kan? Kita udah gak cocok, Nya. Hubungan ini hambar. Gue gak bisa." Jawab Aldo mulai terbawa emosi.

"Hambar? Hah. Siapa yang awalnya mau kita kayak gini? Kamu 'kan? Aku udah bilang ini gak akan berhasil. Kamu tetap batu!" Teriak Anya dengan penuh emosi. Aldo hanya diam mengepalkan tangannya.

"Fine! Kita putus." Lalu Anya berbalik meninggalkan gudang, namun Aldo menahannya. "Tapi kita bisa kayak dulu lagi 'kan? Lo, gue hang out bareng? Sahabatan lagi?" Tanya Aldo dengan ekspresi berharap.

Perlahan Anya menyingkirkan tangan Aldo dari tangannya. "Semua gak akan sama lagi, Do. Gue pantang buat berhubungan lagi sama MANTAN." Setelah itu Anya pergi meninggalkan Aldo di gudang. And guess what? Besoknya Aldo langsung pacaran sama Sita tanpa mau tahu gimana perasaan Anya.

Anya hancur, dia masih sayang Aldo. Anya kira Aldo akan memperjuangkannya, setidaknya Aldo ada usaha untuk minta maaf atau menghampirinya. Tapi apa? Aldo malah pacaran sama cewek lain yang belum tentu lebih baik dari Anya.

Sejak saat itu Anya bertekad akan menjaga jarak dari makhluk yang bernama cowok. Dia gak akan jadi cewek yang lemah cuma gara-gara cowok.

Dan benar. Semua gak akan pernah sama lagi...

••••

Aurel yang mendengar cerita Anya hanya menahan geram. Ada ya cowok kayak gitu? Aurel gak nyangka ada cowok yang se-brengsek itu, "setelah itu lo sama dia gimana?" Tanya Aurel dengan kepo. Anya hanya menghela nafas sebentar dan memandang kosong ke depan.

"Jujur, gue masih sayang sama dia. Tapi pantang buat gue balikan sama dia. Dia yang putusin gue, harus dia juga yang minta balikan lagi sama gue." Kata Anya dengan mantap, "well, itu udah lama. Gausah dibahas lagi ah. Gue mau move on padahal. Tanggung jawab lo berdua ya." Tunjuk Anya ke Aurel dan Reni dengan muka galaknya yang dibuat-buat.

Mereka bertiga hanya tertawa sampai tidak sadar ada yang memperhatikan, "lo target Aldo selanjutnya, Rel." Lalu orang itu langsung menemui Aldo dan membisikkan sesuatu di telinga Aldo.

"Lo yakin? Gue gak yakin bisa dapetin itu cewek."

"Anya yang kepala batu aja lo bisa dapetin, apalagi dia."

"Gue gak yakin."

"Lo harus yakin, atau..."

"IYA! Awas kalau sampe lo sakitin dia. Mati lo!"

"Dia aman sama gue selama lo ikutin kata-kata gue." Lalu orang itu berbalik dan meninggalkan Aldo dengan seringaiannya.

"TUNGGU!" Aldo menahannya.

Orang itu hanya menaikkan sebelah alisnya seolah berkata kenapa?

"Kenapa lo mau Aurel jadi target gue selanjutnya? Masih banyak cewek lain selain dia."

"Ikutin aja kata gue, atau dia mati." Lalu orang itu pergi meninggalkan Aldo yang menahan geram.

••••

Sixteen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang