XXXV

76.6K 2.9K 164
                                    

"Do, gue bingung deh sama lo. Udah putus dari Aurel tapi masih aja lo deketin. Sehat?" Tanya Bagas saat mereka tengah berkumpul bersama yang lainnya.

"Gak tahu."

"Serius anjir. Lo tuh masih suka gak sih sama Aurel?"

"Gak tahu."

"Terus kenapa sekarang lo deketin Bila?" Tanya Bagas lagi.

"Gak tahu."

"Anjing lo ya bikin emosi! Gak ada kata lain apa?" Ucap Bagas agak keras.

"Gue beneran gatau jir. Gue bingung."

"Ya terus, lo udah kasitahu Aurel tentang itu?" Tanya Bagas lagi. Aldo menyipitkan mata, hanya perasaannya atau hari ini Bagas sangat berisik.

"Itu apaan?"

Bagas membulatkan matanya, "alesan lo nembak dia lah, goblok. Apalagi?"

Aldo tersentak beberapa saat, dia lupa alasannya menjadikan Aurel seorang pacar. Kenapa baru teringat sekarang?

"Gue lupa." Ucapnya pelan.

"Astaga! Gue kira lo udah kasitahu dia dari pas masih pacaran anjir. Lo kenapa dah?"

"Gatau ah. Pusing pala gue."

Bagas berdecak pelan, "kalo gue jadi Aurel, rasanya tuh gampar lo bolak-balik aja gak bakal cukup." Aldo yang mendengar itu malah tertawa pelan. Aurel menamparnya bolak-balik? Bukannya digampar bisa-bisa dia malah habis di pukul oleh Anya karena sudah berani menjadikan sahabatnya bahan taruhan, bahkan dianya pun juga.

"Gak usah ketawa. Lo mainin perasaan dia cuma buat sesuatu yang gak penting, dan lo masih bisa ketawa?"

"Motor gue penting."

"Ya tapi gimanapun lo gak ada hak buat mainin perasaan orang kayak gitu."

"Kenapa lo baru bacotnya sekarang? Kemaren-kemaren kemana aja?" Aldo mulai terpancing emosi.

"Lo juga gak bakal dengerin gue 'kan?"

"Bacot."

"Terserah lo dah. Tapi beneran, kalo gue jadi Aurel, gampar lo balik-balik aja gak bakal cukup."

Aldo tertawa sarkastik, "untungnya lo bukan dia, jadi gue gak bakal digampar. Tapi bakal langsung dibunuh sama mantan gue."

-Flashback-

"Lo yakin? Gue gak yakin bisa dapetin itu cewek."

"Anya yang kepala batu aja lo bisa dapetin, apalagi dia."

"Gue gak yakin."

"Lo harus yakin, atau..."

"IYA! Awas kalau sampe lo sakitin dia. Mati lo!"

"Dia aman sama gue selama lo ikutin kata-kata gue." Lalu orang itu berbalik dan meninggalkan Aldo dengan seringaiannya.

"TUNGGU!" Aldo menahannya.

Orang itu hanya menaikkan sebelah alisnya seolah berkata kenapa?

"Kenapa lo mau Aurel jadi target gue selanjutnya? Masih banyak cewek lain selain dia."

"Ikutin aja kata gue, atau dia mati." Lalu orang itu pergi meninggalkan Aldo yang menahan geram.

Aldo menahan amarahnya hingga mencapai ubun-ubun. Sejak kapan Axel berani mengancamnya dengan membawa kata 'mati'? Seperti dia ingin membunuh orang saja.

Sixteen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang