"Kita mau kemana dulu?"
"Terserah lo."
Saat ini Aurel sedang berada di dalam mobil Aldo. Setelah mengembalikan motornya dengan selamat kerumah dan diikuti Aldo dari belakang oleh mobilnya, mereka pun berangkat. Entah kenapa, Aurel sangat bersemangat melihat Aldo didekatnya dan ingin selalu bersamanya. Rasanya, seperti baru pertama kali pacaran saja.
"Gak usah senyum-senyum gitu. Guenya di sebelah lo, gak usah dipikirin segitunya dong." Ucap Aldo tenang sambil menyetir tanpa melihat kearahnya.
"Gak ada yang mikirin lo!" Teriak Aurel tanpa sadar.
Aldo terkekeh, "biasanya yang ngomongnya nyolot itu yang bohong."
"Tahu ah!"
Aldo pun tertawa melihat tingkah Aurel. Entah kenapa, saat didekat Aurel, Aldo merasa sangat receh. Masih teringat di pikirannya bagaimana Aurel yang dulu dan yang sekarang. Aurel yang pertama kali dilihatnya adalah Aurel yang malu-malu, tertutup, dan galak. Sangat berbanding terbalik dengan Aurel yang sekarang, lebih terbuka, lebih manis dan entah kenapa terlihat lebih cute dimatanya.
Aldo yang memikirkannya hanya terkekeh pelan, tak menyangka efek yang diberikan cewek disebelahnya bisa sedahsyat ini.
Lamunannya terhenti saat tiba-tiba Aurel memanggilnya.
"Do,"
"Hm?"
"Kenapa lo bisa suka sama gue?"
Aldo terdiam. Bingung ingin menjawab apa. Bagaimana dia bisa menjawab pertanyaan itu jika dia sendiri tidak tahu jawabannya?
"Gue..."
Ucapan Aldo menggantung di lidahnya. Gue harus jawab apa, sialan!
"Gue apa?" Tanya Aurel penasaran.
"Gue bukan suka sama lo," Hanya itu. Kata itu terdengar ambigu di telinga Aurel. Jika Aldo tidak menyukainya, untuk apa nembak?
"Terus?"
"Gue sayang sama lo. Dan gue gak butuh alesan buat itu." Singkat, padat, dan jelas.
Hatinya menghangat. Tak menyangka bahwa jawaban semacam itu yang akan keluar dari mulut playboy cap kuda nil disebelahnya ini.
Eh.
Tunggu dulu.
Playboy cap kuda nil?
"Lo pasti udah terlatih ya buat ngomong kata semacam itu sama cewek lain?" Kata Aurel kemudian dengan sinis.
"Cemburu ya?" Tanya Aldo sambil menengok kearah Aurel dengan senyum lebarnya.
"Lo mah! Susah banget sih jawab pertanyaan segampang itu!" Kata Aurel memberenggut.
Aldo tersenyum melihat pacarnya itu. Lalu dia mengusap lembut kepala Aurel, dan Aurel membiarkannya.
"Lo cewek gue pertama yang nanya gitu, dan jawaban tadi juga jawaban pertama gue."
"Bohong!"
"Serius. Semua cewek gue gak ada yang mau repot-repot nanya hal kayak gitu. Mereka beranggapan kalau gue nembak mereka berarti gue suka sama mereka. Dan mereka juga gak mau tahu apa yang gue suka dari mereka semua." Ucap Aldo tenang sambil menghadap kedepan.
"Tapi pasti lo sering ngomong sayang sama cewek-cewek lain 'kan?" Kata Aurel agak meninggi.
"Gue tahu lo cemburu, Bel. Lagian, buat apa gue ngumbar sayang sama yang lain kalau gue udah punya wadah buat nampung kata-kata sayang gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...