"Gue gak suka lo deket-deket sama Bila. Kalau gue minta lo jauhin dia gimana? Lagian, lo baru kenal 'kan sama dia?" Ucap Aurel penuh kepastian.
Aldo hanya terdiam tanpa kata. Entah ingin bicara apa. Menyetujui atau menolaknya benar-benar membuatnya tak nyaman.
"Do?"
"Hah?"
"Kok gak jawab?" Tanya Aurel resah.
"Gue..." Ucapnya ragu.
"Sesusah itu ya pertanyaan gue? Apa lo udah suka sama dia?"
"Rel, denger gue. Ada atau gak adanya Bila itu gak akan ngerubah kita."
"Dia emang gak ngerubah kita, tapi dia ngerubah lo!"
Aldo tercekik dengan perkataan Aurel barusan. Benarkah?
"Gak ada yang berubah dari gue. Gue masih sayang sama lo."
"Masih bukan berarti lo bakal terus sayang sama gue 'kan?"
Aurel merasa kesal. Kenapa bisa cewek seperti Bila yang menarik perhatian Aldo? Seharusnya dia sudah memprediksikan bahwa Aldo sama brengseknya dengan cowok-cowok kebanyakan. Dan harusnya dia bisa belajar dari pengalaman Anya yang notabenenya adalah mantan pacar Aldo.
Tapi Aurel terlanjur jatuh, dan sangat sulit untuk bangkit. Karena hatinya hanya ingin Aldo, bukan yang lain. Dan Aurel benci itu.
"Rel, kita baru baikan, oke? Jangan mancing lagi."
Aurel tertawa sarkastik, "gue yang mancing? Gue tanya sama lo, apa susahnya jawab pertanyaan gue yang tadi kalau lo bener-bener gak ada apa-apa sama dia?"
"Karena dia temen gue, Rel. Astaga!"
"Dulu kita juga temen, Do."
"Mana ada temen yang langsung nyosor gitu?"
"Ada, kita buktinya."
"Dari awal kita gak pernah temenan, Rel, karena dari awal lo emang udah ditakdirkan jadi pacar gue." Ucap Aldo dengan muka tengilnya seperti biasa.
"Apa sih? Gue lagi marah nih!"
"Udah dong gak usah marah lagi. Kita baikan lagi ya?"
"Kita baikan tapi lo jauhin Bila, deal?"
"Ya Tuhan, Rel. Dia temen gue dibilang. Gue gak akan nyosor ke dia. Gue nyosor cuma ke lo doang."
"Alah! Itu Anya apa? Bukan nyosor namanya?"
"Ah iya lupa! Sama Anya juga. Gak nyangka mantan sama pacar bisa akur gitu. Bahagia abang liatnya."
"Udah ah, jangan sengaja out of topic ya! Ciri-ciri orang ketahuan selingkuh ya gitu biasanya."
"Ya oke oke! Asal lo bisa bahagia, yaudah gue ngapain aja gak apa-apa."
"Oke. Kita baikan."
Aurel pun tersenyum senang. Meskipun dia tahu semua perkataan Aldo tidak akan bisa ia tepati dalam waktu lama, yang penting dia bisa memastikan dalam waktu dekat kalau Aldo tidak akan 'main' dengan Bila.
"Sayang deh kalau udah nurut gini." Ucap Aldo sambil mengusap kepala Aurel pelan.
"Untung gue gak sayang sama lo." Ucap Aurel sambil tersenyum malu.
"Alah, sepik! Gak sayang tapi cemburunya, beuh!" Balas Aldo sambil mencibir Aurel.
Aurel memberenggut kesal, "oh jadi gak boleh cemburu?"
"Boleh kok, boleh. Jangan baper gitu ah, serem liatnya."
Aurel mendelik kesal, tapi hanya sebentar karena dia langsung menggamit tangan Aldo dan mengajaknya keluar kelas, "kantin yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...