"Jadinya kita mau nampilin apa?" Tanya Ari pada cewek didepannya, Anya.
"Terserah, asal lagunya gak ngebeat gitu, terus suasananya pas sama acaranya."
Saat ini mereka sedang berada di dalam kelas, karena pelajaran sedang kosong dan anak-anak lainnya pergi ke kantin, jadilah mereka berdua sengaja dikelas untuk latihan.
Ari terlihat berpikir sebentar, "kalau lagu we don't talk anymore?"
"Um, kayaknya kurang pas deh. Lagian gue gak terlalu sreg sama lagunya, nanti takutnya jelek kalau gue bawain."
"Terus apa dong?"
Anya dan Ari pun terdiam beberapa saat, kemudian Anya membuka suara.
"Lagu indo aja, gimana?"
Ari pun mengangguk setuju, "yaudah. Mau lagu apa?"
Anya terlihat bingung, "gue lupa judul sama yang nyanyinya siapa. Tapi gue tahu lagunya.
"Coba nyanyiin."
"Gak ah, malu gue. Suara gue gak enak." Ucap Anya sambil menunduk malu.
"Ya kalau suara lo jelek, gak bakal lah dipilih buat wakilin kelas. Lucu juga alesannya." Ucap Ari sambil terkekeh kecil.
Anya terdiam sebentar sebelum akhirnya menyanyikan lagu yang dimaksud.
"Aku disini dan kau disana, hanya berjumpa via suara, namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa. Meski kau kini jauh disana, kita memandang langit yang sama, jauh dimata namun dekat dihati."
Ari sempat terpesona dengan suara Anya. Untuk cewek seukuran Anya yang selalu blak-blakan dan judesnya kelewatan, suara seperti itu sangat merdu dan seperti anak kecil. Imut sekali. Ari makin suka aja kalau begini jadinya.
"Nah itu. Gue gak tahu siapa yang nyanyi sama judulnya." Ucap Anya lalu mengangkat kepalanya melihat kearah Ari.
Ari yang dilihat seperti itu, refleks salah tingkah. Sepertinya, Anya pun kaget karena gerakan refleksnya itu.
"Lo kenapa sih? Bikin kaget aja, tahu gak?" Ucap Anya dengan nada juteknya seperti biasa.
Ari pun berusaha menguasai dirinya kembali, "tadi itu lagunya RAN, judulnya dekat di hati."
"Oh iya, RAN! Yaampun gue ingetnya Yovie and Nuno mulu!" Ucap Anya excited sendiri.
Ari gemas dengan tingkah Anya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru. Anya yang seperti sangat jarang dilihat oleh teman-teman sekelasnya. Anya yang dikenal adalah Anya yang jutek, judes, dan jika sudah ngomong benar-benar pedas.
"Yaudah, fix ya?" Tanya Anya penuh harap.
"Yaudah ayo latihan." Ucap Ari yang disusul oleh petikan gitarnya dan suara merdu seorang Anya.
Anya menyanyikannya dengan fasih tanpa melihat lirik lagu, dan seperti menyatu dengan lagu tersebut. Ari pun ikut terbawa suasana sehingga ikut bernyanyi. Mereka latihan dengan sangat santai seperti hanya bernyanyi-nyanyi biasa. Anak kelas yang tadinya berada di luar kelas, pun berkumpul didepan pintu menyaksikan keduanya yang sepertinya tidak boleh diganggu. Mereka hanya sampai didepan pintu kelas tanpa berniat masuk.
"Jauh dimata, namun dekat di hati..."
Anya yang sedari tadi memejamkan mata langsung membuka matanya saat lagu yang dinyanyikannya selesai.
"Baru sadar gue lagunya enak, apalagi lo yang ngiringin." Ucap Anya tanpa beban, tetapi berbanding terbalik dengan Ari yang merasa senang bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Teen FictionGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...