XVIII

83.3K 3.1K 82
                                    

"Bel."

"Bel."

"Bel."

"Bel."

"Bel."

"Say."

"Yang."

"Baby."

"Honey."

"Bunny."

"Sweethe--"

"BERISIK!"

"Marah ya?"

"Berisik, Aldo!"

"Kok gitu aja marah sih?"

"Tau ah! Mikir aja sendiri sana!"

"Bel, jangan gitu deh."

"Bodo amat, gak peduli!"

"Isabella, lo diem di tempat atau gue cium lo tengah lapangan?"

"Dasar cowok mesum!"

"Makanya diem dong."

Aurel yang dari semalam menahan kesal karena Aldo yang seenaknya saja membuat dirinya khawatir pun harus luluh juga saat melihat ekspresi Aldo yang entah kenapa terlihat lebih ganteng dari biasanya.

"Lo kalau nurut gini 'kan makin tambah cantik." Ucap Aldo sambil mengusap kepala Aurel lembut.

"Udah ah gak usah pegang-pegang! Gue mau ke kelas dulu."

Aldo agak jengkel juga melihat Aurel yang uring-uringan seperti ini. Pasalnya, baru saja semalam dia merasa senang saat tahu Aurel mengkhawatirkannya. Tapi sekarang?

"Lo lagi PMS ya makanya sensi banget? Hm?" Ucap Aldo sambil berjalan bersisian bersama Aurel.

Aurel berhenti sebentar dan menatap Aldo dengan tatapan jengkelnya. Yang ditatap hanya diam dan berpikir apa arti tatapan itu.

"Kenapa sih semua cowok selalu hubungin PMS sama cewek yang lagi badmood? Emang dasar gak peka ya, ih!"

"Gimana gue mau peka kalau lo nya aja gak mau dipekain? Cowok itu bukan cenayang yang bisa tahu setiap pikiran cewek!"

Aurel menganga lebar melihat Aldo yang terlihat lebih jengkel darinya. Apaan sih? Harusnya dia 'kan yang marah? Kenapa jadi Aldo?

Baru saja Aurel ingin membantah, namun Aldo menahannya. "Tunggu."

Aurel terdiam dan memperhatikan Aldo yang perlahan-lahan menyunggingkan senyum jenakanya.

"Kata-kata tadi, cuma diucapin sama cowok tolol yang gak mikir panjang dan cuma bikin nambah masalah."

Aurel mengangguk mengerti, "terus, apa yang bakal lo ucapin ke gue?"

Aldo tersenyum semakin lebar, dan lama-lama makin mendekatkan dirinya kepada Aurel dan tidak ada perlawanan sama sekali darinya.

"Kalau gue bakal bilang; kalau gue ada salah yang bikin lo badmood coba omongin sama gue, jangan disimpen sendiri. Tapi, kalau lo gak bisa omongin juga, lo bisa lampiasin badmood lo ke gue, InsyaAllah gue ikhlas." Ucap Aldo sambil tersenyum lebar.

Aurel terpana melihat senyum Aldo yang entah mengapa terlihat lebih berwarna dari biasanya. Namun, Aurel bertekad untuk memberi pelajaran kepada Aldo.

"Gue mau marah sama lo! Dari hari ini sampe lusa." Ucap Aurel singkat lalu berbalik meninggalkan Aldo yang masih mencerna perkataan Aurel.

"HEH! MARAH KOK BILANG-BILANG?!" Teriak Aldo.

Sixteen [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang