A/N: chapter yang Dika pindah sekolah itu latar waktunya sekitar 1 minggu setelah mereka berantem. Jadi, latar waktu sekarang ini 2 mingguan lebih setelah Aurel pindah sekolah. Dan, yeah.
Kalau masih gak ngerti coba kalian cek lagi chapter 7, dan bandingin sama chapter 1, aku kasih tanggalnya juga biar kalian gampang ngebayangin. Takutnya kalian bingung soalnya. Kalau masih pada bingung comment aja ntar pasti aku jelasin.
Sorry, and Enjoy!!!
••••
Senin, 26 maret 2015.
"Halo,"
"Dik?"
"Rel, gue mau minta maaf."
"Buat?"
"Karena gak jujur sama lo."
"Jujur soal apa sih?"
"Pokoknya gue minta maaf. Dan please, habis ini lo gak boleh marah."
"Maksudnya ap--"
Tutttt..
••••
Pagi ini, Aurel sedang menyiapkan atribut sekolahnya untuk upacara. Karena sekolahnya tidak akan mentoleransi anak-anak yang tidak mematuhi peraturan. Salah satunya berseragam lengkap.
Namun, kegiatannya itu terinterupsi oleh dering ponselnya. Saat dia melihat siapa yang meneleponnya, dia langsung mengangkat dengan terburu-buru. Namun Andika hanya meminta maaf dan memutuskan panggilan sepihak.
Saat Aurel berusaha menghubunginya lagi, panggilan tersambung ke mailbox.
Ini cukup mengganggu pikirannya. Bagaimana tidak? 3 minggu mereka lost contact, tapi dia hanya minta maaf tanpa alasan yang jelas. Namun, ia harus bergegas berangkat ke sekolah kalau tak ingin kena omelan guru bidang kesiswaan.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolah menggunakan motor. Ya, Aurel sudah diperbolehkan membawa motor sendiri oleh orangtuanya.
Tinggal 5 menit, dan gerbang akan ditutup. Dia tidak boleh terlambat karena akan merusak nama baiknya sebagai murid baru.
Saat sampai di kelas, anak-anak sudah bersiap untuk menuju ke lapangan. Semuanya ramai membicarakan ulang tahun. Ulang tahun siapa?
"Ini dalam rangka apa upacaranya? Bukannya upacara minggu ke 2 sama ke 4 ya?" Tanya Aurel.
"Ulang tahun sekolah, Rel. Tapi gue juga gak tahu mau bahas apa." Jawab Reni.
Akhirnya mereka bergegas menuju lapangan yang sudah ramai di penuhi anak kelas 10, 11, dan 12.
"Diberitahukan kepada seluruh siswa dan siswi kelas 10, 11, dan 12 agar menuju ke lapangan sekarang juga. Sekali lagi, kepada seluruh siswa dan siswi kelas 10, 11, dan 12 agar menuju ke lapangan sekarang juga karena apel pagi akan segera dimulai!" Teriak guru bidang kesiswaan melalui speaker.
Semua sudah berbaris sesuai kelas masing-masing, dan upacara pun berlangsung dengam khidmat.
Hingga saat amanat dari pembina upacara,
"Amanat pasti lama. Gue pengen pipis!" Pekik Aurel ke Reni.
"Bentar, tahan dulu tahan."
"Gabisaaaa!"
"Bisa. Tahan bentarrr aja, oke?"
Aurel hanya membalasnya dengan gumaman. Aurel berdoa semoga dia bisa menahannya. Karena banyak melamun, Aurel bahkan tidak sadar amanat sudah selesai dan diakhiri tepuk tangan riuh dari anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixteen [Selesai]
Genç KurguGue, siswi baru di SMA Brawijaya yang gak kenal siapapun, tiba-tiba ditarik sama cowok ganteng yang sayangnya nyebelin dan dia cium gue di tengah lapangan. Bayangin dia CIUM GUE. -Aurelia Isabella Friz Gue, cowok ganteng di SMA Brawijaya yang sayang...