Wooyoung berdiri di pinggir arena kompetisi strongman, memegang secangkir jus jeruk yang sudah kehilangan dinginnya. Perutnya yang membuncit terlihat mencolok di bawah kaus putih dengan tulisan “I Make Strong Babies” yang Yunho paksa dia pakai pagi tadi.
“Yunho! Jangan pakai tali itu!” Wooyoung berteriak sambil menunjuk ke arah Yunho yang sedang mengikatkan tali raksasa ke tubuhnya.
Yunho, berdiri dengan tubuh penuh otot, hanya menoleh sambil tersenyum lebar. “Kenapa? Tali ini kuat. Sama seperti aku!”
Wooyoung memutar mata. “Itu bukan tali, itu seperti tali tambang untuk menarik kapal pesiar! Kau mau punggungmu patah?”
“Aku kuat,” balas Yunho dengan percaya diri. “Dan aku harus memenangkan babak ini. Kalau tidak, kita tidak bisa membawa pulang hadiah blender itu.”
“Blender?!” Wooyoung mendekat, memegangi punggung bawahnya dengan ekspresi kesal. “Kau tahu, aku bisa beli blender pakai kartu kredit. Tidak perlu kau mempertaruhkan tulang rusukmu!”
Yunho terkekeh kecil sambil merapikan tali tambang di pundaknya. “Tapi ini lebih seru, kan? Lagipula, apa gunanya jadi calon ayah kalau aku tidak menunjukkan kekuatan di depanmu?”
“Calon ayah?” Wooyoung mendengus sambil menunjuk perutnya. “Kau sadar tidak, aku yang mengandung bayi ini. Harusnya aku yang masuk kompetisi ini!”
“Wooyoung, kau bahkan tidak bisa membuka toples selai kemarin,” Yunho menggoda, membuat Wooyoung mendelik tajam.
“Karena toples itu keras kepala, sama seperti kau!” balas Wooyoung dengan suara tinggi, membuat beberapa peserta lain melirik ke arah mereka.
Yunho tertawa kecil, lalu mengangguk ke arah wasit untuk memulai. Kompetisi kali ini adalah truck pull—menarik truk besar sejauh 20 meter menggunakan kekuatan tubuh dan tali. Yunho menggenggam tali dengan kuat, otot-ototnya menegang, sementara Wooyoung hanya bisa menggeleng sambil menyesap jus jeruknya.
Wasit meniup peluit, dan Yunho mulai menarik dengan langkah-langkah besar. Truk itu bergerak perlahan, dan penonton mulai bersorak.
“Tarik, Yunho! Tarik!” teriak Wooyoung, meskipun suaranya lebih terdengar seperti ejekan daripada dukungan.
Yunho menggeram, keringat mengalir di dahinya, tetapi ia terus menarik. “Aku kuat!” teriaknya, lebih kepada dirinya sendiri daripada orang lain.
“Ya, kau kuat!” Wooyoung balas berteriak. “Tapi kau tidak sekuat aku saat harus bertahan dengan ngidam jam 2 pagi!”
Penonton tertawa mendengar komentar itu, membuat Yunho hampir kehilangan fokus. Ia mendelik ke arah Wooyoung, yang kini memasang senyum penuh kemenangan.
“Tunggu saja sampai aku selesai,” gumam Yunho, menarik truk dengan tenaga ekstra.
Dalam beberapa menit, Yunho berhasil menyelesaikan tantangan. Penonton bersorak, dan Wooyoung bertepuk tangan dengan enggan, masih merasa kompetisi ini terlalu dramatis untuk hadiah blender.
Yunho berjalan mendekat dengan napas terengah-engah, tapi wajahnya penuh kebanggaan. “Bagaimana? Apa kau terkesan?”
Wooyoung menatapnya dengan ekspresi datar. “Terkesan? Kau berkeringat seperti sapi, dan aku masih belum melihat blender itu di tanganku.”
Yunho tertawa kecil, lalu menunduk untuk mencium pipi Wooyoung. “Kau tahu kau mencintaiku.”
Wooyoung mendengus, mencoba menyembunyikan senyumnya. “Aku mencintaimu. Tapi kalau kau patah tulang gara-gara kompetisi ini, aku tidak akan memijatmu.”
“Baiklah, baiklah,” kata Yunho sambil mengangkat tangan, menyerah. “Tapi aku harus memenangkan satu ronde lagi untuk membawa pulang blender itu.”
“Satu ronde lagi?!” Wooyoung hampir tersedak jus jeruknya. “Yunho, kau mau aku melahirkan di sini?!”
“Tenang saja, Woo,” Yunho menjawab dengan santai. “Kalau kau melahirkan di sini, aku bisa menggunakan blender itu untuk membuatkanmu smoothie pertama setelah melahirkan.”
Wooyoung melemparkan tatapan penuh ancaman, membuat Yunho tertawa keras. Meskipun Wooyoung kesal—meski Yunho konyol dan sering terlalu percaya diri, ia adalah orang yang selalu membuat hidupnya penuh warna.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA 🌼 bottom!Wooyoung [⏯]
Fanfictionbottom!Wooyoung Buku terjemahan ©2018, -halahala_