"San," suara Wooyoung terdengar pelan namun bergetar saat ia duduk di kursi favoritnya di ruang keluarga. San, yang sedang sibuk memeriksa beberapa alat medis yang baru saja ia beli, langsung mengangkat kepalanya dan berjalan menghampiri Wooyoung.
“Ada apa, Sayang? Apa kau merasa tidak nyaman?” San berlutut di depan Wooyoung, matanya penuh perhatian.
Wooyoung menatapnya dengan ragu, lalu mengambil napas dalam-dalam. “San, aku tahu kau sangat posesif. Aku tahu kau mencintaiku dan bayi-bayi kita, tapi... aku tidak yakin kalau keputusanmu ini benar.”
San menegang sejenak. “Keputusan apa maksudmu?”
“Keputusanmu untuk menangani proses persalinan sendiri. San, aku tahu kau pintar, aku tahu kau belajar dengan cepat, tapi ini bukan sesuatu yang bisa kita mainkan. Ini tentang hidupku dan hidup bayi-bayi kita,” ujar Wooyoung dengan suara memohon.
Mata San berubah dingin. Ia bangkit perlahan, menyilangkan tangan di dada. “Jadi kau tidak percaya padaku?”
“Bukan itu maksudku!” Wooyoung buru-buru menjelaskan, meski suaranya sedikit gemetar. “Aku hanya ingin memastikan semuanya aman. Kita sudah memiliki tim dokter yang sangat berpengalaman. Biarkan mereka yang menangani ini. San, ini demi kita semua.”
“Demi kita semua?” San tertawa sinis, suaranya terdengar seperti duri tajam yang menusuk hati Wooyoung. “Apa kau pikir aku akan membiarkan orang lain menyentuhmu? Melihat tubuhmu? Tidak, Wooyoung. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”
“San, kau tidak bisa berpikir seperti itu! Ini tidak masuk akal—”
“Sudah cukup!” San membentak keras, membuat Wooyoung tersentak. Mata pria mungil itu melebar, rasa takut mulai menjalari hatinya. San jarang sekali marah, tapi ketika ia melakukannya, itu selalu terasa seperti gempa bumi kecil yang mengguncang segalanya.
San menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. “Aku akan mempelajari semuanya. Aku akan memastikan kau dan bayi-bayi kita baik-baik saja tanpa melibatkan siapapun. Aku janji, Wooyoung. Aku pintar. Aku bisa melakukannya.”
Keesokan harinya, San memanggil tim medis mereka. Namun, bukannya meminta mereka untuk menangani proses persalinan nanti, San justru meminta mereka mengajarinya teknik-teknik persalinan modern, terutama metode yang memungkinkan ibu tidak perlu mengejan.
“Metode ini memungkinkan bayi keluar dengan bantuan gravitasi dan kerja alami tubuh,” jelas salah satu dokter. “Namun, tetap dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk melakukannya. Anda harus memahami posisi bayi, denyut jantungnya, serta kondisi ibu.”
San menyimak dengan serius, mencatat setiap detail yang dokter katakan. Ia bahkan mempraktikkan prosedur-prosedur dasar menggunakan model tubuh manusia yang disediakan oleh tim medis. Ketika dokter mengatakan bahwa ini membutuhkan latihan bertahun-tahun, San hanya menjawab singkat, “Saya tidak punya bertahun-tahun. Saya hanya punya beberapa minggu.”
Sementara itu, Wooyoung hanya bisa mengamati dari kejauhan. Ia tidak tahu harus merasa kagum atau takut pada tekad San yang begitu keras kepala. Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya pada suaminya, tapi ada juga bagian lain yang merasa bahwa semua ini adalah ide yang sangat berbahaya.
Seiring dengan semakin dekatnya waktu kelahiran, tubuh Wooyoung menjadi semakin berat dan lemah. Sudah beberapa bulan sejak ia terakhir kali berjalan sendiri. Sekarang, setiap kali ia ingin pergi ke kamar mandi, San harus membantunya bangkit dan berjalan perlahan.
“Kenapa aku merasa seperti kura-kura yang terbalik?” keluh Wooyoung suatu hari saat San membantunya duduk di kursi.
San tertawa kecil, meskipun matanya penuh kasih. “Kura-kura tidak pernah seimut dirimu, Sayang.”
Wooyoung mendesah, lalu meraih handuk kecil yang selalu ia gunakan untuk mengelap keringat. “San, aku tidak tahu bagaimana kau bisa tetap menganggapku menarik dengan perut sebesar ini.”
San berlutut di depannya, memegang tangan Wooyoung dengan lembut. “Karena kau memang menarik. Setiap kali aku melihatmu, aku merasa seperti melihat karya seni yang paling indah di dunia.”
Wooyoung mendengus, meskipun pipinya memerah. “Kau terlalu romantis.”
San mengangkat alis. “Dan kau terlalu meremehkan betapa cantiknya dirimu.”
Meski tubuhnya terasa berat dan lemah, Wooyoung tetap berusaha melakukan exercise ringan sambil duduk. Ia tahu bahwa menjaga tubuhnya tetap aktif adalah salah satu kunci untuk memastikan persalinan berjalan lancar, meskipun ia tidak bisa berjalan-jalan seperti ibu hamil pada umumnya.
“Lakukan perlahan, Sayang,” kata San sambil duduk di dekatnya, matanya tak pernah lepas dari gerakan Wooyoung.
Wooyoung mengangkat kedua lengannya perlahan, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Ia melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan perut besar yang membuat San terkadang tertegun. Ada sesuatu yang begitu memikat tentang cara Wooyoung berusaha keras meskipun tubuhnya terlihat begitu rapuh.
“Wooyoung,” kata San tiba-tiba, suaranya pelan.
“Hm?” Wooyoung menoleh, keringat membasahi dahinya.
San menatap perut besarnya dengan ekspresi sedih dan penuh rasa cinta. “Aku akan merindukan ini. Melihatmu seperti ini... mengandung anak-anak kita.”
Wooyoung tersenyum kecil, meskipun matanya menunjukkan sedikit kelelahan. “Jangan terlalu lama merindukan ini, ya. Aku tidak yakin aku mau hamil lagi setelah ini.”
San tertawa kecil, lalu bangkit dan berjalan mendekat. Ia berlutut di depan Wooyoung, tangannya perlahan mengelus perut besar itu. “Aku tahu ini berat untukmu. Aku tahu kau sudah mengorbankan begitu banyak. Terima kasih, Wooyoung. Kau adalah segalanya bagiku.”
Wooyoung menatap San dengan mata berkaca-kaca. “Aku hanya berharap semuanya baik-baik saja, San.”
San mencium perut besar Wooyoung dengan lembut, lalu menatapnya dengan senyum penuh keyakinan. “Tentu saja semuanya akan baik-baik saja. Aku pintar, kan? Aku belajar dengan cepat.”
Wooyoung tertawa kecil, meskipun ada sedikit rasa khawatir yang masih tersisa di hatinya. Ia hanya bisa berharap bahwa semua tekad dan usaha San akan membuahkan hasil yang baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/235087455-288-k922305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA 🌼 bottom!Wooyoung [⏯]
Fanficbottom!Wooyoung Buku terjemahan ©2018, -halahala_