Chapter 19

1.2K 78 0
                                    

[ Erica & Liam's Part ]

Erica berdiri didepan cermin, memandang dirinya sendiri yang sudah berbalut gaun putih sutra panjang, dengan rambut diangkat dan berhiaskan tiara dikepalanya. Dia tersenyum sambil meremas tangannya sendiri. Dia akan menikah. Hari ini. Dengan Liam.

Setelah minggu kemarin Liam sibuk menyiapkan acara lamaran untuknya dan melamarnya dikamarnya, dengan penuh lilin dan bunga mawar putih, kesukaannya, dan menyematkan cincin pertunangan dijari manis sang putri, memberitakan seluruh kabarnya keseluruh negeri, akhirnya hari ini tiba. Hari yang paling dinantikannya.

"Erica—" Ibunya membuka pintu kamarnya lalu seperti terharu melihat putrinya yang sudah dewasa, akan menikahi seorang ksatria yang dicintainya. "Kau luar biasa cantik," ibunya memeluk Erica dengan haru. Mereka berdua tertawa pelan. Erica berusaha untuk tidak ikut menangis bersama ibunya. Ibunya mengajak Erica untuk duduk diranjang.

"Kau sudah dewasa sekarang- aku sungguh sedih kau bukan lagi bayi kecilku-" katanya

"Ibu, aku akan selalu menjadi putrimu-" Erica meremas tangan ibunya dan ibunya menunduk tersenyum melihat tangan mereka. "Bagaimana keadaan Liam?" tanya Erica.

"Kau akan semakin jatuh cinta terhadapnya, aku yakin itu—" Erica tertawa mendengar ibunya. Ibunya membelai wajah Erica dan membetulkan letak tiara yang ada dikepalanya. "Jadilah istri yang baik—kau harus membuat Liam menjadi Raja yang baik dimasa depan—" katanya. Erica mengangguk.

"Aku janji-" jawabnya lalu kembali memeluk ibunya. Sang Ratu mengelus-elus pundak putrinya, menahan air mata harunya untuk jatuh.

"Ayo, kau harus menemui mempelaimu-" kata Sang Ratu. Dia menaikkan dagu putrinya. "Tegakkan dahumu—tersenyumlah—" dan Erica tersenyum.

*

Erica berjalan pelan dengan mengenakan gaun pengantinnya saat memasuki ruangan. Dia berjalan disepanjang karpet merah, sambil tersenyum saat melihat Liam sudah berdiri dengan sangat tampan menunggunya dengan baju baru khusus untuk pernikahan yang sudah dijahit pas untuk ukuran badannya. Sepanjang perjalanan menuju altar, semua penghuni istana berdiri disamping sampingnya memandang Erica dengan penuh kekaguman dan semuanya terharu melihat sang putri akan menikah. Erica melihat sosok Brad dan ayahnya disana, Brad tersenyum dan berkedip mengacungkan jempol kearahnya, sementara ayahnya melihat kearah lain. Erica hanya tersenyum kearah Brad. Lalu ada Teddy disamping Brad. Ada adiknya, Ashley yang sedari Erica masuk menutup mulutnya dan menahan tangisnya melihat Erica yang berjalan. Erica hanya meringis saat matanya dan Ashley bertemu, Ashley mengangguk penuh haru.

Dan sampailah dia didepan altar. Liam menatapnya dengan senyum paling lembut dan paling khas yang pernah Erica lihat. Dia berkedip saat Erica tersenyum kearahnya. Dan upacara pun dimulai. Terompet kerajaan dibunyikan sekali sebagai tanda permulaan. Keadaan sungguh hening. Sang pendeta memulai ucapannya. Sampailah dimana mereka bertukar cincin. Liam menyematkan cincin dijari Erica, beberapa kali tidak masuk kejarinya.

"Kau gugup?" bisik Erica. Dan terpasanglah cincin tersebut dijari manisnya.

"Aku akan menikahi seorang putri raja, tentu saja aku gugup-" balasnya lalu kembali menegakkan kepalanya.

"Dan sekarang, aku resmikan kalian sebagai suami- istri, silahkan mencium pasangan anda—" dan begitu Liam mencium Erica, seluruh orang yang ada diruangan tersebut bersorak gembira dan bertepuk tangan, begitu juga dengan ayah dan ibunya. Ashley langsung memeluk Erica disusul dengan ayah dan ibunya, lalu memberi selamat kepada Liam. Setelah itu mereka berjalan keluar dari istana dan naik keatas kereta kuda.

Diluar istana sudah banyak rakyat yang menunggu sambil menebarkan bunga, dan terompet kerajaan terdengar nyaring berkumandang saat kereta kuda mereka berjalan menelusuri wilayah sekitar. Semua orang memberi selamat dan ada yang memberi Erica karangan bunga yang langsung diterimanya sambil mengucapkan terimakasih.

Happily (N)ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang