[ Austin & Haley's Part ]
Ada bandul cantik didepan wajahku ketika aku sedang membuka loker, aku berbalik dan Austin tersenyum. "Kau suka ini?" tanyanya sambil menyerahkan kalung dengan bandul bulat ruby ketelapak tanganku. Aku menyentuh bandul tersebut dan tersenyum.
"Suka—" kataku. Austin meraih kalungnya lagi lalu menyingkapkan rambutku, memasangkannya dileherku. Aku meliriknya saat dia berusaha memasangkan kalungnya. "Kau harus melihat cantelannya kalau mau memasangkannya, bukan diriku—" ujarku saat dia hanya menatapku sementara tangannya seakan mengira-ngira memasang cantelannya. Dia hanya tersenyum dan sedetik kemudian kalungnya terpasang. Austin menunduk untuk melihatnya. Aku ikutan menunduk memandang kalung tersebut.
"Begitu pas dilehermu—" ujarnya sambil menyentuh bandulnya.
"Kau dapat darimana?" tanyaku. Dia meraih tanganku lalu mengajakku berjalan.
"Aku beli—" ujarnya. Aku menoleh kearahnya.
"Oh. Oke- terimakasih kalau begitu, kalau aku boleh aku tahu, dalam rangka apa?" tanyaku. Dia tertawa.
"Tidak ada- aku hanya melihat kalung tersebut dan teringat olehmu—" jawabnya. Kami masuk kedalam kelas dan duduk berdampingan. Jake dan yang lain sudah ada dikelas, mereka memandang kami jahil saat kami berdua duduk berdampingan. Reina dan Luke yang duduk didepan kami langsung membalikkan badan menatap kami berdua. Jake yang duduk didepan mereka berdua langsung kebelakang dan duduk dimejaku. Aku mendorongnya agar dia tidak duduk dan dia menaikkan alis matanya saat aku mendorongnya.
"Meja itu bukan tempat untuk duduk—" kataku
"Kau terdengar seperti ibuku, Hale.." ejeknya. Aku mencibir.
"Eh- Jumat ini kalian ada acara tidak? Akan ada festival malam Jumat ini, kami mau pergi kesana. Kalian mau ikut?" tanya Luke. Aku dan Austin saling berpandangan. Aku dan dirinya sudah berencana ingin menghabiskan hari Jumat berdua, walau tidak tahu mau seperti apa.
"Umm, tidak—" jawabku akhirnya. "Kau mau datang?" tanyaku pada Austin
"Oke-" jawabnya. Luke dan Reina saling berhigh five. "Ada apa saja disana? seperti tahun-tahun sebelumnya?"
"Ya- banyak makanan, ada pertunjukan kembang api- pertunjukan sirkus dan sebagainya, sepertinya tahun ini lebih menarik—" kata Jake. Aku mengangguk, sepertinya kedengeran asik. Tak lama saat kami bicara, Lucy masuk kedalam ruangan bersama dengan teman-temannya. Lucy pertama kali melihatku, wajahku langsung berubah menjadi kaku. Dia tersenyum. Dia tersenyum. Aku mengerutkan dahiku. Dia benar-benar sudah berdamai denganku.
"Haley-" ujarnya sambil mendekap buku didadanya dia mendekat kearahku, Jake langsung waspada berdiri disampingku. "Hai, aku hanya ingin meminta maaf, aku memperlakukanmu dengan kasar selama kau disini—" katanya dengan penuh sesal. Aku tidak menjawab. Austin melirikku. "Aku sadar, aku dan Austin sudah tidak bersama lagi- dan dia bebas untuk bersama dengan orang yang dia cintai—"
"Kemana saja kau selama ini—" ujar Reina pelan. Lucy melirik kearah Reina, Reina menatapnya menantang. Dia kembali melihatku lagi. "Aku minta maaf, Hale- kau mau memaafkanku?" tanyanya dan menatapku penuh harap. Aku memandang yang lain, mereka tampak mengerutkan dahi dan aku melihat Austin, dia mengangkat bahu.
"Tidak apa-apa, Lucy—we're okay.." ujarku tersenyum. Dia tertawa kecil lalu mengguncangkan tanganku.
"Ooh, terimakasih! Hei, mungkin nanti kita bisa kau tahu, melakukan kegiatan perempuan bersama? Berbelanja, saling tukar cerita—kau tahu, mungkin kau butuh saran agar pasanganmu tidak bosan denganmu—" kata Lucy sambil melirik Austin. Austin tidak mempedulikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/11826067-288-k353035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happily (N)ever After
Storie d'amoreCinta sejati itu selalu lahir baru disetiap zaman, begitulah kata orang-orang.