Chapter 32

1.1K 69 1
                                        


[ Erica's and Liam's Part ]


"Apa dia baik-baik saja?" Erica langsung menyeret Ashley masuk saat dia diam-diam berkunjung kerumah Erica. Ashley mengangguk.

"Ya, dia diberi makan seperti biasa. Hanya saja kondisi badannya melemah. Ada luka dikaki dan tubuhnya, Louis sengaja tidak membiarkan seorangpun mengobatinya.."

"Dia bisa mati.. sudah berapa lama?"

"Seminggu- setiap aku datang kesana, aku dikawal, aku tidak bisa melakukan apa-apa.. dia kelihatan tidak sehat, Hale. Tubuhnya panas. Matanya lemah.." Erica tidak sanggup membayangkannya. "Kau harus menyelamatkannya—"

"Aku tahu, tapi bagaimana?" Ashley tersenyum kearahnya.

"Teddy dan pasukannya, juga para rakyat akan bergerak besok malam buta.."

"Rakyat? Mereka tahu darimana?"

"Aku yang melakukannya- aku bicara pada mereka, mengumpulkannya seperti yang Liam lakukan waktu itu.."

"Ashley, kau tidak harus. Ini tanggung jawabku-"

"Dengar, Liam adalah keluargaku juga. Kau dan seluruh rakyat juga adalah bagian dari kerajaan ini. Dengarkan aku, Erica.. para pembuat senjata akan bersiap malam ini dengan peralatan mereka- kau bisa menggunakan pedang bukan?" Erica mengangguk. "Aku akan memberimu satu, yang paling tajam—"

"Aku bisa membunuh Louis hanya dengan tangan sekalipun.." Ashley hanya memutar bola matanya.

"Lalu, apa dia bicara sesuatu? Louis setuju dengan penghapusan pajak?"

"Tidak-"

"Sampai kapan dia mau mengurung Liam seperti itu?" Ashley mengangkat bahu.

"Kita harus cepat, Erica. Liam sakit didalam sana..."

"Kau yakin karena luka-nya? Memang parah?" Ashley diam sebentar, dia tidak terlalu yakin dengan apa yang ada dipikirannya.

"Entahlah—memang ada luka ditubuhnya, tapi.. aku tidak tahu—" katanya. Erica mengerutkan dahi. "Jangan terlalu dipikirkan, Erica. Dia kuat—yang penting, kita sekarang harus menyelamatkannya.." Erica mengangguk. Ashley mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, sebuah surat. "Untukmu.. dari Liam, dan ibu—" katanya sambil mengeluarkan kalung dari kantungnya.

Kalungnya. Kalung dari Liam yang waktu itu hilang. Ternyata masih ada disana. erica tersenyum lalu memakai kalung itu lagi.

"Bilang pada ibu kalau aku akan segera menyelamatkan dirinya—"

"Dia tahu, Erica. Dia percaya padamu—" kata Ashley. "Aku tidak bisa lama-lama. Para penjaga mungkin akan menjaga bagian samping sebentar lagi, aku harus pergi—" dia memakai kembali tudungnya dan keluar. "Kau hati-hati.." ujarnya lagi. Erica mengangguk lalu memeluk Ashley, dia memeluk tubuh adiknya erat-erat menahan diri untuk menangis.

"Sebentar lagi kita bebas, kau tahu—kita bisa hidup seperti biasa.." Erica mengangguk. "Dah.." lalu dia berlari kecil menjauhi pondok Erica. Erica kembali menutup pintu, diraihnya surat yang diberikan adiknya tadi lalu dia pergi kekamar untuk membacanya.

Erica, aku baik-baik saja kau tidak usah cemas. Bagaimana keadaan dirimu? Dan Arthur dan Matias? Aku minta maaf aku belum bisa bersamamu lagi dan semuanya. Kau tahu, aku disini selalu memikirkanmu. Tidurmu nyenyak tiap malam? Aku tahu kau tidak- tapi ingat, aku dan kau—apapun yang terjadi, akan selalu bersama, hmm? Jarak bukanlah masalah. Dan kita kuat, Erica, kita lebih kuat daripada siapapun. Beranilah, Erica- para rakyat, keluarga dan aku membutuhkanmu.

Happily (N)ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang