Chapter Two

4.4K 206 5
                                    

Putri Erica genap berusia 16 tahun hari ini. Kerajaan mengadakan pesta besar-besaran. Semua bangsawan dari seluruh penjuru dunia diundang untuk merayakan hari ulangtahunnya. Erica, yang kelelahan karena terlalu banyak berdansa dan menari, duduk dikursi yang ada dipinggir-pinggir ruangan sambil melepaskan sepatunya. Dia mendesah lega saat sepatu tinggi itu terlepas dari kakinya. Erica melihat sekeliling, semuanya masih ramai berdansa dan berjoget.

Dia melihat saudara perempuannya, Ashley masih asik berdansa dengan beberapa pangeran dari negeri lain. Ashley setahun lebih muda daripada dirinya. Mereka berdua sangat akrab dan selalu tidur bersama-sama setiap malam karena Erica yang takut kalau tidur sendirian.

“ Erica!” ashley mengangkat gaunnya, berjalan tergopoh-gopoh kearah Erica yang masih bertelanjang kaki bersantai. Dia menarik kursi dan duduk didepan Erica. “ Kau tidak akan percaya apa yang baru saja terjadi—“

“ Pangeran tampan mengajakmu makan malam?” dia memekik dan mengangguk-angguk. “ Wow, Ashley- siapa lagi kali ini?” ujar Erica sambil tertawa.

“ Oh, kau berkata seakan aku sudah bersama dengan banyak pria—“ dia mencibirkan mulutnya

“ Memang—“ balasku, tapi dia tidak mengabaikan kakaknya.

“ Lihat, Pangeran Teddy disana?” Ashley menunjuk lelaki bertubuh tegap yang sedang meminum minumannya, “ Dia—“ ujar Ashley, lalu mengamit tangan Erica. “ Ooooh, Erica- ini bakalan sangat asyik! Dia sungguh tampan-“ Ashley memang seperti ini kalau soal lelaki. Selalu mendapat yang terbaik, karena dia sangat cantik dan dia pandai berias. Erica terkadang iri melihatnya, dibandingkan dengan dirinya yang berulang tahun ini saja- dia masih kalah cantik. Tidak ada yang mengajaknya kencan malam ini.

“ Hope you’ll happy—“  Ashley tersenyum kearah kakakknya masih dengan pipi yang merona kesenangan.

“ Bagaimana denganmu, hah? Ada lelaki yang membuatmu senang malam ini?” tanya Ashley

“ Jangan mengejekku, Ash- tidak ada. Semuanya sama seperti hari-hari biasa—“ katanya datar

“ Oh, maafkan aku. Aku yakin, Pangeranmu akan datang sebentar lagi—dan sambil menunggu pangeranmu datang, aku akan menemui Teddy—“ lalu Ashley mencium pipi kakaknya dan pergi menemui Teddy. Erica hanya menghela nafas. Dari kejauhan, Teddy dan Ashley kembali bercakap-cakap, dan kemudian menghilang, entah kemana. Ugh, Ashley pasti akan memakai kasurku kali in- pikir Erica dalam hati.

========================

Erica tidak tidur semalaman. Teddy dan Ashley benar-benar memakai kasurnya, sampai pagi. Dia tidak tahu harus berbicara apa. Pagi-pagi sekali saat matahari baru terbit, sang putri memakai sepatu bootnya dan berjalan menuju kandang kuda- tempat dimana dia bersembunyi kalau dia merasa sendirian. Atau saat Ashley sedang ada tamu. Wangi jerami yang terkena embun pagi menyegarkan pikiran Erica. Dia menyentuh kuda-kuda yang ada didalam kandang.

“ Hei- tidur nyenyak?” Erica berbicara dengan kuda. Seorang putri berbicara dengan kuda. Tidak heran kenapa tidak ada yang mau menjadi pacarku- pikirnya. Kuda itu mendengus dan Erica tertawa. Dia menyentuh kuda yang lain lalu saat Erica menuju ditempat kuda terakhir, yang kosong tempat aku biasanya duduk diam ‘bertapa’, sang putri memekik kaget.

Seorang lelaki tertidur disana. dengan pakaian seadanya dan lusuh. Dia bangun dan buru-buru menutup mulut Erica.

“ Ssssssh!” katanya menarik Erica agar dekat kepadanya. Erica membelalakan matanya dan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. “ Aku bukan orang jahat—aku hanya menumpang tidur disini—“ katanya

Happily (N)ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang