HAI! Astaga maaf banget baru bisa update lagi yaaa hayo siapa yang udah nunggu hihi
maklum sibuk kali nih udah semester 6 huiks, bagaimana dong sehari2 nugas terus, huiks
waktu main jadi jarang beud (jadi curhat kan) ok anyway, selamat membaca- ditunggu komen
dan votenya ya, ily all- yang mau follow twitter saya follow aja ya ((boleh tanya ke inbox,
acc personal atau fangirl acc)) hehehe ily muah muah!!
----------------------------------------------------------------------------
Aku buru-buru berlari keruang drama, hari ini kami menyiapkan bahan-bahan property yang akan kami gunakan saat semester akhir pertunjukan nanti. Begitu aku masuk kelas sudah beraroma cat yang menyengat membuatku mengernyit saat menghirupnya.
"Hale, pegang ini- dan mulai bekerja-" Jake menyerahkan sekaleng cat berwarna merah, styrofoam besar berbentuk tembok dan kuas besar. Dia sendiri sudah belepotan dengan cat-cat dibaju dan pipinya. Aku mengelap pipinya dengan saputangan yang aku bawa.
"Kau terlihat berantakan, Jake-"
"Aku tahu-" dia melarangku untuk mengelap wajahnya lagi lalu menghambur untuk menyelesaikan pekerjaannya kembali. Disudut ruangan aku melihat Austin yang sedang melihat kearahku, dia tersenyum, seperti biasa. Mengenakan kaus merah polos menggenggam naskah yang baru saja dicetak tadi pagi ditangannya. Aku menghampirinya, menaruh kaleng cat dan kuas tersebut dimeja, lalu mendirikan styrofoam tersebut didinding.
"Ini naskahmu-" ujarnya sambil menyodorkan naskahnya kearahku. Aku membukanya dan langsung menemukan bagianku. Austin berdiri disampingku, melihat naskah yang aku pegang lalu melirik kearahku. "Masih banyak waktu untuk berlatih- jadi kau tidak perlu gugup-" ujarnya saat aku membuka bagian dimana aku harus menciumnya. Pipiku merona. Haruskah benar-benar aku menciumnya? Atau saat dia mendekatkan wajahnya, lampu pertunjukan redup dan berganti scene? Aku tidak membalasnya, aku hanya tersenyum dan melanjutkan melihat-lihat naskahnya.
"Aku harus mengecat ini dulu-" kataku akhirnya. Aku menaruh naskahku dimeja dan mengambil kuasku, mencelupkannya dikaleng cat lalu mulai memoleskannya distyrofoam tersebut. Kulihat sekilas Austin juga mengambil kuas, lalu membantuku mengecat. Beberapa saat kami tidak saling berbicara, aku milirik Austin diam-diam. Dia terlihat begitu tampan dengan wajahnya yang serius mengecat.
"Kenapa?" tanyanya begitu sadar dia diperhatikan. Aku buru-buru membuang wajahku kembali menatap styrofoam. Dia berhenti mengecat untuk mencelupkan kuasnya kedalam kaleng, lalu melihat sekeliling.
"Kita tidak seharusnya melakukan ini, kan? Ini tugas yang lain-"
"Kita bisa membantu mereka, Austin." Jawabku lalu berbalik kearahnya untuk mencelupkan kuas. Dia memperhatikanku saat aku mencelupkannya. Aku terpaksa mendongak untuk melihatnya.
"Apa?" tanyaku. Dia menggeleng lalu mengambil kuas dari tanganku dan menaruhnya dimeja sebelahnya, begitu juga dengan kaleng catnya.
"Aku ingin mengajakmu keluar-" ujarnya, "Itu juga kalau kau mau-" aku terdiam. Austin mengajakku keluar? Maksudnya kencan, begitu?
"Ummm-"
"Kencan, kalau kau tidak mengerti-" jawabnya setelah melihat aku ber'ummmm' panjang
"Austin, aku bukannya menolak, tapi kau tahu apa yang Lucy lakukan padaku saat tahu aku dan kau, 'tidur'?" kataku membuat tanda kutip diudara dengan jariku, dia tersenyum menunduk.
"Lokerku tidak bisa digunakan sampai sekarang, aku harus berbagi loker dengan Reina- sampai kapan aku tidak tahu. Rok kesayanganku, rusak karena noda dan permen karet. Kemarin saat aku berjalan dikoridor, Lucy menyiramku dengan air minumnya, ergh-" aku jadi kesal sendiri mengingatnya. "Aku sudah jelaskan aku tidak punya perasaan apapun terhadapmu, tapi dia tidak percaya padaku. Kumohon, Austin- jangan buat hidupku lebih susah lagi. Aku sekolah disini untuk mendapat kenangan yang indah di kelas seniorku sebelum aku lulus, bukannya mencari musuh- atau berkencan dengan crush orang lain-" Austin tidak menjawab, dia hanya tersenyum sepanjang aku bicara. Aku menghela nafas. "Kau mengerti?" tanyaku saat aku tidak yakin dia menganggapku serius. Dia masih tidak menjawab.
![](https://img.wattpad.com/cover/11826067-288-k353035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happily (N)ever After
RomanceCinta sejati itu selalu lahir baru disetiap zaman, begitulah kata orang-orang.