Setelah selesai mengantarkan Naka ketempat pengistirahatan terakhirnya, Naka ditempatkan tepat disamping Harsa. Melvin dkk beserta orang tuanya kembali ke kost-an. Ada rencana, para orang tua akan bermalam untuk menemani putra-putranya.
Saat ini para orang tua juga Renjana sedang berkumpul di ruang tengah, seraya memandangi bingkai foto yang berjejer di sana. Renjana duduk lesehan dengan kepala yang berada di ujung sofa melamun dan menangis dalam diam. Suasana di kost-an ini benar-benar senyap, mereka sudah kehilangan dua sumber kebahagiaan yang mereka miliki di sana.
Renjana membuka iPad yang berada di pangkuannya, lalu membuka kembali memori yang sudah mereka lewati selama tujuh tahun ini. Sesekali ia terkekeh ketika melihat bagaimana dirinya yang bertengkar dengan Harsa. Dan air mata pun mengalir ketika melihat senyum Naka dan Harsa yang begitu lebar di sana.
"Kamu sedang apa, Ren?." Tanya Jevyra- Bunda Jovan.
"Ah! Enggak, Tan." Jawab Renjana seraya mem-pause video yang ia tonton.
"Boleh Tante ikut menonton?." Tanya Jevyra.
"Eum boleh, Tente. Sebentar." Lalu Renjana menaruh iPadnya dimeja dengan vas bunga hiasan sebagai penahannya.
"Kalian! Mau ikut nonton gak? Sini!." Ajak Jevyra membuat yang lainnya mendekat.
"Nonton apa?." Tanya Melly- Bunda Melvin.
"Tapi maaf sebelumnya, video ini mengandung bahasa liar." Ucap Renjana tersenyum kikuk.
"Gak papa, sok atuh geura di buka." Ucap Sella yang juga ada di sana.
"Oke." Lalu Renjana pun membuka videonya.
"Ini video keseharian kita." Ucap Renjana.
"Hallo everybody!!! Selamat morning!!." Terlihat Harsa yang baru keluar dari kamarnya.
"Berisssik!." Cibir Renjana yang sedang masak.
"Idih! Lo mah gak di ajak."
"Apaan sih?." Heran Renjana.
"NANA! AYO KITA MAIN!." Teriak Harsa dari ruang tengah.
"I'M COMING BEYBEH!." Sahut Naka seraya berlari menuruni tangga, namun seketika ia berhenti ketika melihat Renjana yang sedang masak.
"Ngapain?."
"Nyebor." Celetuk Renjana.
"Maksud gue, lo ngapain masak?."
"Ya buat makan lah."
"Iya sih.. SA!."
"EUY!."
"Sini dulu atuh." Harsa pun menghampiri Naka dan Renjana.
"Bantuin." Ucap Naka.
"Aduh, Ren. Baru nyadar gue kalo pinggang lo seramping ini." Celetuk Harsa yang mendapatkan delikan tajam dari sang empu.
"Itu jari-jari tangan lo juga lentik tuh, ketarik ari-ari kah?." Tanya Renjana dan tawa Naka pun terdengar.
"Anjing, mulut lo Ren.." Ucap Naka disela tawanya.
Tak lama kemudian munculah empat yang lain.
"Bukannya kalian mau main ya?." Tanya Melvin dengan tangan yang menuangkan air pada gelas yang ia pegang.
"Mau kok."
"Terus?."
"Nih, si nyonya belum selesai masak." Ucap Harsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Teen FictionKatanya.. Orang asing akan menjadi keluarga, dan keluarga akan menjadi asing. Itu ternyata memang bener adanya. Kami adalah 7 mimpi yang berusaha untuk bangkit dan berdiri di kaki kami sendiri. Dibawah derasnya air hujan, kami tertawa guna menutupi...