47. Dirawat Seperti Malika.

68 6 0
                                    

"Aku takut.."

"Udah, jangan lihat kesana." Ucap Melvin dengan tangan kirinya yang berusaha untuk menutup gorden di kamar itu.

"JOVAN!." Teriak Melvin memanggil.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Di ruang tengah, terdapat Jovan Leo Gevin dan enam wanita paruh baya yang sedang berkumpul dengan televisi yang menyiarkan si bis biru dan ketiga temannya, ditemani dengan minuman kaleng dan beberapa makan ringan yang tersedia di ruangan itu.

Semuanya terlihat damai, tak ada yang mengeluarkan suara dan hanya terdengar suara televisi saja. Sedang enak-enak bersantai sambil menonton, tiba-tiba..

"JOVAN!."

Suara teriakan Melvin berhasil mengejutkan semua orang yang ada di ruangan tengah. Sehingga si pemilik nama- Jovan berdiri dan langsung berlari menghampiri sumber suara, dan karena penasaran yang lain pun turut mengikuti langkah Jovan.

Brak!

"Ada apa?!."

Sebelum mendapatkan jawaban dari Melvin, Jovan lebih dulu berlari dan membantu Melvin untuk menenangkan Renjana yang terus memberontak disertai racauan tak jelas yang membuatnya panik seketika.

"Menurutmu, siapa yang paling sedih daripada fajar?."

"Cukup, Ren! Udah!." Ucap Melvin yang sama sekali tak didengar oleh Renjana.

"Menurutmu, siapa yang lebih merasa kehilangan dari pelangi?."

"Gak ada, Ren.. Gak ada. Udah, jangan kayak gini.." Lirih Melvin menangis dan terus menahan Renjana yang memberontak didalam dekapannya.

"Ren? Hey, lihat gue." Jovan berusaha untuk merebut perhatian Renjana yang menatap lurus pada jendela.

"Dia terus menatap ku, aku takut.. Tolong aku."

"Ren.." Terlihat Revina akan menghampiri Renjana, namun Gevin menahannya.

"Jangan sekarang, Tante."

"Itu Ren kenapa, Gevin?." Tanya Revina khawatir.

"Tante tenang dulu ya? Bang Ren gak papa kok." Begitu ucap Leo.

"Ren? Lihat gue, gak ada apa-apa Ren. Coba lihat gue, hey? Look at me, please.." Pinta Jovan, namun Renjana tak meresponnya.

"Aku takut.. Tolong aku, dia menatap ku."

"Ren, lihat gue." Tangan Jovan berusaha melepaskan pandangan Renjana dari jendela, namun ia gagal.

"Menurutmu, siapa yang paling sedih daripada fajar?." Pertanyaan itu kembali terdengar membuat Melvin muak mendengarnya.

"Ren? Hey?."

Tak ada Respon.

"RENJANA!." Sentak Jovan untuk pertama kalinya, membuat Melvin Leo Gevin terkejut bahkan Renjana tersentak dan langsung menatap Jovan.

Selama tujuh tahun hidup bersama, baru kali ini mereka mendengar Jovan meninggikan suara seperti itu. Ini adalah kali pertama Jovan membentak dan Renjana menjadi member pertama yang Jovan teriaki namanya tepat dihadapan si pemilik nama.

Tak lama setelah menatap Jovan, dengan cepat Renjana kembali menatap pada jendela.

"Dia tak ada." Gumamnya, lalu kembali menatap Jovan dan..

"AAAHH!." Teriak Renjana terkejut ketika melihat sosok yang berada dalam halusinasinya itu berada dihadapannya dan hanya Renjana yang melihat sosok itu, karena sosok itu adalah halusinasinya.

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang