Kejadian yang menimpa Nyonya Shankara membuat April terbayang sepanjang bekerja tadi. Bohong jika April tidak khawatir. Apalagi saat melihat wajah sedih Mbok Kasih dan Tuan Shankara. Siapa sih yang tidak bersedih ketika mendapati orang yang terkasih mengalami musibah? Apalagi keadaan Nyonya Shankara sampai kritis hingga membutuhkan perawatan intensif.
Dan tiba-tiba, April kepikiran hingga merasa gelisah. Bagaimana reaksi Elang jika mengetahui berita kecelakaan Nyonya Shankara? Apa pria itu akan sedih, atau... justru biasa saja? Haruskah April mengabari Elang?
Masih sibuk dengan pemikirannya, pegawai restoran memanggilnya, memberitahu kalau pesanan April sudah siap. Begitu membayar pesanannya, April keluar dari restoran, lalu pergi ke RS. Shankara.
"Loh? Pada kemana?"
April celingukan, tidak mendapati Mbok Kasih mau pun Tuan Shankara di sekitar lorong ICU mau pun ruang tunggu dekat meja perawat.
Tadinya, April membeli banyak makanan untuk Mbok Kasih dan Tuan Shankara. Karena mungkin saja mereka belum sempat makan, atau sama sekali tidak bernapsu makan karena terlalu khawatir dengan keadaan Nyonya Shankara.
April bukan tipe perempuan yang bisa menghibur dengan kata-kata. Dari pada berkata manis, April lebih mahir membuat lawan bicara naik darah. Jadi, April berinisiatif menjenguk Nyonya Shankara sekalian membawa makanan untuk dua orang yang berkemungkinan belum makan sejak sore tadi, serta April bisa menawarkan diri untuk gantian berjaga, sementara Mbok Kasih dan Tuan Shankara pergi makan. Itu rencana April. Tapi...
Heh? Itu Tuan Shankara!
April melihat sosok Tuan Shankara datang dari lorong bagian kanan, berjalan menuju lift berada. April sudah berjalan, hendak mencegat.
"Tu---
April langsung menelan kembali ucapannya bersamaan dengan langkahnya yang juga ikut terhenti. Seketika April merasa tak cukup dekat dengan Tuan Shankara. Jangankan memberikan makanan yang ia bawa, sekadar menyapa saja April belum berani. Selama ini kan mereka tidak saling mengenal, hanya pernah bertemu ketika pesta penyambutan dirinya yang diadakan oleh Loga sebelas tahun yang lalu. Masa iya, sekarang dia mau sok akrab mentang-mentang dirinya adalah kekasih Elang, yang artinya Tuan Shankara adalah calon mertuanya?
April langsung menggelengkan kepalanya beberapa kali. Menurutnya, itu bukan ide yang bagus.
Apalagi wajah Tuan Shankara saat ini terlihat sangat tidak bersahabat. Nampak menyeramkan dan siap menghajar orang yang berani mengganggunya. Jadi, April hanya bisa memandangi Tuan Shankara masuk ke dalam lift, hingga pintu tersebut menutup.
Akhirnya, April memutuskan untuk pulang saja. Namun begitu berbalik, April terperanjat.
Saking terkejutnya, paperbag cokelat yang berada di genggamannya sampai terlepas. Beruntung seseorang dengan sigap menangkapnya, sehingga makanan tersebut selamat, dan tidak ada drama makanan jatuh berceceran di lantai.
"Sumpah, wajah lo lucu banget kalau kaget. Harusnya gue rekam tadi."
Bagaimana tidak kaget? Begitu berbalik, April langsung disuguhi sosok Elang yang berdiri menjulang, masih mengenakan seragam pilot pesawat tempur. Jaraknya juga hanya selangkah, seakan pria itu memang sengaja menghampirinya. Namun karena April tak mendengar suara langkah kaki, jadinya ia tidak sadar ada seseorang di belakangnya.
"Lo sengaja?"
"Iya. Meski dari belakang, gue udah tahu kalau itu lo."
"Tch, itu karena gue pakai jaket ini, kan?"
Elang tersenyum simpul. April memang mengenakan jaket army---yang dibelakangnya ada tulisan Hatake Kakashi---yang merupakan pemberiannya itu---lebih tepatnya sih April yang memintanya. Meski tidak mengenakan jaket tersebut pun, Elang tetap bisa mengenali kekasihnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...