Chapter 7

2.9K 225 35
                                        

Bulan dan Bintang yang menyinari gelapnya malam, berganti dengan si Penguasa dari semuanya yaitu Matahari dengan sinarnya yang orange ke kuninggan.

Tenanenot... Tenanenot... Tenanenot...

Firyal terbangun karena alarmnya berbunyi. Sambil mengumpulkan nyawa ia berpikir harus melakukan apa hari ini. Disaat ia dan sahabat-sahabatnya sedang berantem. Ya pasti terasa hampa. Sudahlah berpikirnya. Firyal langsung mengambil handuk dan mandi.

******

"Pagi kak," ucap Firyal.

"Pagi fir," ucap kak Indra.

"Makan dulu, nanti kamu sakit," ucap kak Indra.

"Iya kak," ucap Firyal.

"Kak, baju kak Rafael udah kak siapin?" tanya Firyal mengingatkan kak Indra.

"Udah kok sayang ku," ucap kqk Indra.

Sebenarnya Firyal tidak napsu makan, tapi karena tidak ingin membuat kak Indra khawatir, ia tetap memakannya. Meskipun ntah apa yang dirasakan dalam mulutnya. Semua pahit rasanya.

*********

Firyal POV

Aku memasuki pintu gerbang. Aku melihat sahabat-sahabtku sedang tertawa-tawa, ingin rasanya aku ikut bergabung dengan mereka. Tapi ntah apa yang membuat diriku tidak bisa berjalan ke sana....
"Kangen mereka, tapi masih sebel sih ngebelain Jessie," batinku.

"Mejeng dulu ah sebelum masuk," batinku lagi.

Kebiasaan ku setiap pagi mejeng di Kantin. Meski aku ngga lapar, aku tetap mejeng di kantin. Kantin itu udah kayak rumah kedua bagiku. Eseh bisa aja aku.

"Hhhmmmm. Bosan ya, ga ada yang lucu-lucu," batinku.

Tiba-tiba ada yang ngejutin ...
"Hai. Ngelamun aja, ntar kesambet loh," ucapnya.

"Eh Dicky. Tumben. Hehehe," ucapku.

"Kamu kenapa sih Fir, kayaknya ada masalah ya sama mereka. Apa karena Kevan ya??" tanya Dicky.

"Lho? Kok lo bisa tau ky?" tanya ku.

"Namanya gue sahabatnya Kevan. Gimana sih kamu," ucap Dicky.

"Oh iya," jawabku. Aduh dah pikun nih akunya. Kan kalau setiap dikacangin sama Kevan, Dicky yang selalu menjawab sapaanku.

"Hei jangan ngelamunin Kevan aja, mendingan lamunin gue lagi." Dicky Pd dengan perkataanya.

"Pede banget," canda ku.

"Kalau kamu tau Fir, sebenarnya gue sayang sama lo, tapi kok lo ga peka ya??? Malah lo deketin si Kevan yg ga suka sama lo itu." batin Dicky sambil melihat wajahku yang chubby ini.

Teng-Teng-Teng

"Dicky gue ke kelas dulu ya," ucap ku.

"Iya. Bye." ucap Dicky .

"Bye...."

Aku berjalan meninggalkan kantin. Eh ngemeng-ngemeng, Kayak tadi ada yang aneh dari sikapnya Si Dicky tadi. Kenapa ya dia lihatin aku segitunya? Atau jangan- jangan dia psikopat lagi. Ih serem. Serem.

Pelajaran pun beganti dari satu dengan yang lain. Dan akhirnya bel.

"Awas lo ya Khra." Batin ku

Ya begitulah Akhra pasti ngerjain aku lagi. Gimana engga, udah serius-serius gue menggambarnya dia tumpahkan pula cat airnya dengan sengaja. Gimana ga kesel gue. Daripada gue emosi, terus gue darting, lebih baik ke kantin aja.

Ketika aku mencari meja, aku melihat Jessie, Kevan and teman-temannya, atau teman-temanku juga sih bercanda-canda bareng. Sedangkan gue. Dicuekin. Padahal aku masih berharap mereka sapa atau ajak aku bareng gitu. Tapi semua bertolak belakang.

"Huffftttt " ucapku sambil meminum jus jerukku.

Karena bosen aku pun pergi ke kelas sambil mendengarkan musik. Namun tiba-tiba aku bertabrakan lagi dengan seseorang. Dan alhasil Ipodku pecah. Bakal kena marah kqk Rafa.

"Awww." Aku terkejut dengan keberadaan Ipodku yang sudah di lantai.

"Maaf. Aku ga sengaja ," ucapnya.

"Aduh. Ipod ku. Bisa kena sikat kk Rafa nih" batinku.

"Astaga. Maafin aku ya. Nanti aku ganti dengan yang baru," ucapnya.

"Tidak usah, tidak apa-apa kok," ucap ku.

Aduh Firyal, kenapa ngga kamu pakai aja kesempatan itu, daripada disikat kak Rafa.

"Permisi aku duluan ya," ucapku.

"Sini aku bantu," ucapnya.

"Ga usah," jawabku.

Gue langsung cussss pergi ke kelas. Ya dia ngotot mau nganti. Ini kan salah gue juga. Ngapain gue mainin Ipod, dan ga lihat jalan. Ya sudahlah.

*****

Ahirnya sekolah hari ini selesai juga. Hari ini aku tidak les vokal. Aku bete tingkat tinggi. Mau refresing dulu ke mall kalau ngga ke caffe. Ditambah hari ini si Akhra and Erise bisa berduaan. Tanpa ada gangguan dariku. Terserah mereka deh mau ngapain. Yang Penting gue Liburrr.

Kak Indra menjemputku pulang ke rumah dulu baru mengantarkanku ke Mall.

"Bye kak," ucapku.

"Iya, Nitip Chattime yang biasa ya, " ucap kak Indra.

"Uangnya mana kak?" Tanyaku.

"Pake aja dulu, nanti kaka ganti," ucap kk indra

"Ih... Rese bener nih abang gue." Aku keluar dari mobil dengan muka lecek.

*****

Akhra POV

Enak banget gue bisa berduaan dengan Erise. Lho, kok gue jadi bahagia gini. Tapi gue gugup mau ngapain ya sama dia. Ya ampun jantung gue jadi berdebar-debar dengan kencang. Is this what they call LOVE AT THE FIRST SIGHT?

"Hmmmm. Tapi kalau tidak ada Firyal tidak ada yang bisa gue gangguin," batinku.

"Zhifa mana?" tanya pak Sihombing.

"Dia kecapean pak," kata Erise.

"Bilang aja dia malas," ucapku.

"HusSss," ucap Erise.

"Dasar. Anak muda, "ucap Pak Sihombing.

*****

Firyal POV

Aku pun menonton Bioskop. Aku memilih untuk menonton Film Refrain.

*****

Selesai nonton

"Seru banget," ucapku sambil mengingat film tadi.

Tiba-tiba ada lagi dan lagi yang menabrak ku lagi dari depan.

Tampak dari wajahnya ketakutan yang sangat mendalam, namun apakah benaar itu adanya??
Siapakah yang menabrak itu??
Dan mengapa ia merasa ketakutan ??
Tunggu saja Di Chapter Berikutnya....
Ditunggu comment nya ya dan Vote-tan juga ...

TERIMA KASIH UDAH BACA

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang