Chapter 32

810 44 2
                                    

Author POV

Pagi pun tiba, Firyal terbangun dengan mata yang sembab. Semalaman penuh ia menangis dan tidak bisa menghentikannya.

"Muka gue bengkak banget. Huh, ngapain juga nangisin orang kayak Akhra. Ngga penting dehh," ucap Firyal sambil melihat ke kaca.

"Firyal, ada yang datang tuh nyariin kamu," panggil Bang Rafa dari bawah.

"Siapa kak?" tanya Firyal. Ia mengingat kalau ia tidak mengundang seorang pun kerumahnya hari ini.

"Turunlah dulu," ucap Bang Rafa yang kedengaran agak kesal.

Dengan malasnya, Firyal turun ke bawah untuk melihat siapakah yang datang menemuinya itu. Dan kalian tau siapa?

"Erise? Maafkan aku ya kemarin main pulang aja ya," ucap Firyal mengingat kejadian tadi malam.

"Iya ngga apa-apa Fir. Gue mau klarifikasi sesuatu sama kamu Fir. Ikut dulu yukk," ucap Erise dengan serius.

Firyal POV

"Apa dia marah ya tentang Akhra?" batinku.

"Oke, bentar aku ambil HP dulu ya," ucapku kepada Erise.

Aku kembali ke kamar untuk mengambil HP dan kembali ke tempat Erise.

"Kak, Firyal pergi dulu ama Erise ya," pamitku.

"Hati-hati ya," jawab kak Rafa yang saat itu masih dirumah.

Erise pun membawa ku ke suatu tempat yang aku ngga tau tempatnya dimana.

*****

"Dah sampai," ucap Erise.

Ku melihat ke sekeliling. Erise membawa ku ke taman bermain. Tapi kenapa?

"Taman bermain Erise?" tanyaku sambil menyeritkan dahi.

"Ya, aku mau minta maaf sama kamu juga Fir," ucap Erise.

"Tapi kenapa di taman bermain Erise?" tanyaku yang masih belum mengerti mengapa ia membawaku kesini.

"Biar kita santai Fir," jawab Erise.

"Hahahaha." Aku tak tau kenapa aku tertawa. Namun ekspresi wajah Erise sangatlah lucu.

"Kenapa?" Erise terheran melihat aku tertawa.

"Sudahlah, ayo kita main beberapa permainan disini." Aku bersemangat kemudian menggandeng tangan Erise dan berlari.

Erise POV

"Sudah lama gue ngga lihat lo seperti ini Fir," batinku. Gue tersenyum melihat Firyal yang sekarang.

"Akhra memang pantes buat Firyal, gue belum bisa bersamanya. Namun Akhra adalah mantan terindah gue. Gue bakal buat mereka bersama apapun caranya. Gue bakal bantu Akhra," batin ku.

Kami menaiki beberapa wahana di taman bermain. Tertawa, berteriak, berfoto, seakan semua beban Firyal hilang. Gue mau Firyal seperti ini selalu.

Firyal POV

Di pertengahan ketika bermain, aku kembali mengingat masa-masa dengan JaPAFiS. Ntah mengapa aku jadi melow sejak kehilangan mereka. "Tahan Fir, jangan membuat suasana jadi tidak enak lagi. Jangan nangis," batinku.

"Kenapa Fir?" tanya Erise khawatir.

"Ngga apa Erise." Suaraku sudah bergetar seakan ingin menangis.

"Gue ke toilet dulu ya Erise," ucapku langsung lari ke toilet.

"Fir," panggil Erise dari kejauhan.

"Maafin gue Erise," batinku. Tidak terasa air mataku sudah keluar ketika aku berlari.

Aku berlari dan berlari hingga menabrak seseorang.

"Maaf," ucapku.

"Pake mata dong," ucapnya. Suaranya aku kenal nih. Aku langsung melihatnya.

"BADAK, lo kenapa? Maafin gue kirain orang lain," ucapnya khawatir melihatku.

"Ray," ucapku. Ya orang yang udah jarang aku temui. Ray langsung memelukku. Ya hal yang sangat jarang dilakukan seorang Ray yang selalu sok keren di depan ku.

"Selama gue dan D'Kliev tour lo kenapa ngga chat gue lagi sih," ucap Ray yang ternyata baru pulang tour 24 kota.

"..." aku hanya terdiam dan melanjutkan tangisku.

"Lo kenapa Firyal? Sakit?" Ray memegang dahiku.

Ray langsung menggendongku. Ya orang yang selalu seperti itu sedari pertama kali aku bertemu dengannya.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanyaku.

"Ke tempat Zoey dan yang lain. Lo perlu bantuan kami," ucap Ray.

*****

Erise POV

"Akhra, ganti misi. Firyal menangis disela bermain dan langsung pergi. Gue ngga tau dia dimana," ucapku dalam telepon.

"Kenapa? Kok bisa? Dia kenapa Erise? Perlu gue keluar dari persembunyian?" Tanya Akhra dari seberang sana. Tampak kekhawatiran dari suaranya.

"Iya, perlu. Gue perlu bantuan lo. Lo cari ke barat gue cari ke timur yaa," ucapku.

"Oke siap," ucap Akhra kemudian menutup teleponnya.

Author POV

Mereka mencari Firyal ke segala Arah. Tiba-tiba dari kejauhan Akhra melihat Firyal bersama Ray. Lebih tepatnya Ray yang menggendong Firyal. Dengan emosi memuncak, Akhra langsung menghampiri Ray.

"Woi," ucap Akhra Emosi. Kemudian Akhra memukul pipi Ray hingga berdarah.

"AKHRA, CUKUP. Lo pikir lo siapa? Pacar gue? Bukan kan? Lo kan pacarnya Erise, ya kan? Jadi tolong hentikan ini. Gue benci ama lo," ucap Firyal disela tangisannya. Firyal merasakan ada yang salah dengan hatinya. Kenapa begitu sakit ketika ia mengatakan hal seperti itu.

"Fir, gue ngga pacaran ama Erise, puas lo? Gue cuma suka dan cinta ama lo. Gue, gue, takut kehilangan lo Fir," ucap Akhra.

"Ya, sekarang lo emang udah kehilangan gue kok. Hilanglah dari hidup gue ya Akhra. Tolong, gue dah muak sama lo" ucap Firyal.

"Makanya jangan main mukul jadi orang, hahaha, cinta yang tidak dianggap ya. Makanya jadi orang jangan bar bar," ucap Ray yang memancing emosi Akhra memuncak kembali. Akhra sudah membuat ancang-ancang untuk memukul Ray kembali.

"Sudahhh, ayo Ray. Biarkan dia disini seperti itu," ucap Firyal sambil melihat Akhra dengan sinis. Sedih, marah, semuanya jadi satu dalam perasaan Firyal sekarang.

Firyal langsung pergi meninggalkan Akhra sendirian disitu. Dari tatapan wajah Ray menunjukkan kebahagiaan.
Ray tersenyum sinis kepada Akhra. Seperti mengatakan kalau 'Aku menang'

Akhra POV

Bodohnya diriku. Mengapa jadi seperti ini. Kenapa kalau ketemu dia bawaannya emosian aja sihh.

Tenang Akhra, kamu pasti bisa mendapatkan Firyal. Ciayo !!!

Lebih baik aku kembali ke Erise dahulu baru cari cara agar Firyal mau mendengarkan penjelasanku ini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagaimanakah cara Akhra mengambil hatinya Firyal kembali?
Ada Ray, tampaknya ada bau-bau orang ketiga.

Don't Forget to Vote and Comment yaa.
Terima kasih sudah membaca ❤

Thankyou
xoxo

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang