Chapter 2

5.5K 333 64
                                    


"Firyal, itu Kevan kan?" Abil menunjuk ke arah taman sekolah.

"Mana Bil?" tanya Firyal sambil melihat kearah yang ditunjuk oleh Abil.

"Itu Firyal," jawab Abil Sambil nunjuk ke arah Kevan.

"Dadah semuanya. Aku mau ke tempat pangeranku," ucap Firyal bersemangat.

"Lebay, belum pun jadian," ucap Panda.

Kevan Athrea Elhasiq, siapa yang ngga kenal dengannya. Cowok yang pendiam namun memikat hati para siswi sekolah semasa SMP karena ketampanannya dan kepiawaiannya dalam menganalisis suatu masalah. Salah satu siswi yang terpikat adalah Firyal, yang sampai rela pindah ke tempat dimana Kevan SMA.  Sungguh perjuangan yang amat berarti.

Firyal POV

Aku pun menuju ke Tempat Kevan. Hatiku berdetak kencang. Mungkin seperti itulah yang namanya Jatuh Cinta.

"Hai," sapaku ke Kevan.

"Eh Firyal. Hai juga," ucap Dicky.

Lah kok malah ini anak yang jawab. Kevan Sadis uy. Kasihan banget aku dikacangin.

"Lho kok Kevan tidak jawab sapaanku?" tanyaku dengan nada kecewa.

"Biasa, sangking seriusnya baca buku sampai tidak dengar ada yang datang," ucap Dicky.

"Ooooo. Ya udah deh. Bye," ucapku.

Tampak dari wajahku kekecewaan karena tidak dijawab sapaanku oleh Kevan. Ini bukan kali pertama aku menyapa Kevan dan diabaikan begitu saja. Mungkin karena aku dengan Kevan beda kelas. Jadi dia tidak mengenalku. Aku di kelas XI-MIA-5 sedangkan Kevan di kelas XI-MIA-1.

Author POV

Firyal pun melangkahkan kakinya ke kelas. Masih terasa sakit di dada karena sapaannya tidak dijawab Kevan. Namun Dicky yang menjawabnya.

Ngomong tentang Dicky, dia adalah sahabat Kevan saat baru lahir hingga sekarang. Kurus, tinggi, humoris, ramah, serta lesung pipinya membuat beberapa orang terpikat kemanisan atas dirinya.

Back to Story

"Gimana Fir?" tanya Abil.

"....." Hanya menggelengkan kepala.

"Yang sabar ya Fir. Mungkin lain kali," ucap Abil menenangkan.

Pelajaran demi pelajaran pun selesai. Firyal tidak fokus dengan setiap materi yang diberikan guru. Mungkin karena kepikiran sapaannya ngga dijawab ya?

"Kami duluan ya Fir," ucap all my Friend.

"Iya. Aku pun mau les vokal," ucap Firyal.

Firyal POV

Aku menunggu di halte sekolah. Satu persatu manusia yang menunggu di halte tersebut pulang. Hingga tinggallah aku sendiri. Ditengah cerahnya matahari dan angin sepoi-sepoi membuatku mengantuk. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 dan berarti aku sudah menunggu selama 1 jam lebih. Udah tidak ada duit lagi. Ah menderita banget aku.

"Tumben nih kok jam segini tidak ada yang jemput," ucapku.

"Terlambat lagi dong gue nantinya," ucapku lagi.

Aku mencoba menelepon Kak Rafael, Kak Indra, Kak Jufti namun naas, sama sekali tidak ada yang aktif handphone nya, satu pun.

"Lama banget sih," kesalku.

Tin-Tin-Tin-Tin

Aku melihat seseorang mendekatiku. Ia pun melepas helm yang ia pakai. Dan ternyata itu adalah Kevan. Sungguh terkejutnya aku.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang