Chapter 16

2.3K 159 22
                                        

Ayam sudah bernyanyi dengan merdunya. Firyal pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Lumayan olahraga pagi. Sesampainya disekolah ia langsung ke Kantin. Karena pagi ini Firyal belum sarapan. Hal apa yang membuat Firyal sangat bersemangat hari ini. Padahal semalam ia baru seperti terkena musibah.

Ke kantin ahh, batin Firyal.

Firyal pun menusuri koridor kelas menuju ke kantin. Namun pada saat ingin ke kantin, ia melewati kelas untuk meletakkan tasnya terlebih dahulu. Kemudian ia langsung melanjutkan perjalanan menuju ke kantin.

Pada saat di kantin, Firyal melirik gebetannya bersama dengan sahabatnya juga sedang duduk di kantin. Saat Firyal memerhatikan gebetannya. Tiba-tiba Jessie & Friend datang.

"Hai." Firyal menatap sekilas Jessie.

"Hai."

"Maafin aku ya guys. Aku benar-benar nyesal. Aku kangen sama kalian. Aku kangen JAPaFiS kembali seperti dulu," ucap Firyal. Ucapannya tersebut benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam. Ia hanya menginginkan semuanya kembali seperti semula.

"Maafin lo. Oke, Tapi ikut kami dulu," ucap Sina dengan nada ketus.

"Kemana??" tanya Firyal.

"Sudah, ikut aja," ucap Panda.

Mau tak mau demi persahabatan mereka, Firyal hanya mengikuti. Firyal dibawa ke tempat yang bisa dibilang sih paling 'Kotor & Berdebu/Dirty&Dusty'. Dan tentunya pasti sangat gelap. Padahal Firyal tuh phobia banget dengan kegelapan.

"Masuk dulu lo kemari," ucap Jessie.

"Kenapa??" tanya Firyal diikuti dengan raut wajahnya yang penuh pertanyaan.

"Tidak usah banyak tanya deh lo. Gue bilang masuk, ya masuk," ucap Jessie marah.

"Ya udah. Terus, mau ngapain?" tanya Firyal.

"Bye Bye." Mereka langsung mengunci pintunya dan kuncinya langsung di buang ke tempat sampah.

"Kapok lo," ucap Sina dengan raut wajah yang bahagia, tidak tampak rasa bersalah sedikitpun.

"Guys tolong," ucap Firyal ketakutan.

Teng-Teng-Teng-Teng

Bel pun berbunyi.
Murid-murid sekolah Ceria Bangsa pun masuk ke kelas masing-masing, tapi tidak dengan Firyal yang masih terjebak di sebuah gudang / ruangan tua yang sudah tidak dipakai.

"Sayang, Firyal mana? Biasanya udah duluan di tempat," tanya Akhra.

"Aku pun tidak tau. Kan kita jarang sama dia, "Ucap Erise.

"Ya udah deh. Tidak usah dipikirin. Nanti juga datang sendiri,"ucap Akhra tidak peduli.

"Kamu." Erise mendengus kesal mendengar perkataan Akhra barusan.

"Hehehe. Sorry sayang, Bye sayang. Aku ke tempat ku dulu ya," ucap Akhra.

"Iya."

1 pelajaran pun terlewatkan oleh Firyal. Selanjutnya akan ada pembagian Raport oleh wali kelasnya Bu Ida.

"Kenapa firasat gue ga enak gini ya. Kemana pulak si manusia aneh bin ajaib ini," batin Akhra sambil melihat bangku sebelahnya yang hanya berisi tas kepunyaan Firyal.

"Anak-anak, kali ini ibu akan membagikan Raport ujian Harian kalian," ucap Bu Ida.

"Baik bu," jawab murid-murid.

"Rangking 1 jatuh kepada," ucap Ibu Ida.

"Siapa bu??" tanya seorang murid.

"Siapa lagi kalau bukan Firyal Nazhifa," ucap bu Ida

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang