Chapter 34

802 46 2
                                    

Keesokan harinya, Firyal terbangun dan mengingat apa yang sudah ia camkan.

"Apa yang telah gue perbuat tadi malam? Gue mengakui kalau gue suka ama Akhra?" Pikir Firyal kembali.

"Oke Firyal. Mulai hari ini lo harus bahagia." Batin Firyal dan menerima kalau ia sebenarnya suka dengan Akhra.

Ia pun memulai hari dengan semangat dan lebih semangat dari biasanya.

********

Saat ia telah sampai di kelas, sudah ramai yang membicarakan tentang ig story Akhra. Banyak yang mencibir, bahkan ada juga yang prihatin dengan diri Firyal. Kenapa? Kok Firyal yang dibawa-bawa?

"Kemaren sama si anak busuk ini, sekarang Erise."

"Diapainnya anak orang sampe dia ke Bali hah?"

"UDAH NIKAH ORANGTU WEE!!!"

"Lihatlah kawannya sendiri ngga tau apa-apa tentang ini cuy." Sambil menunjuk ke Jason.

"Jangan-jangan si Firyal dah pernah ya sama si Akhra, terus dibuang, lalu dia ama Erise jadinya," ejek yang lainnya

Firyal POV

Oke kupingku mendadak panas dengan ucapan yang barusan.

"Heh, jangan bawa-bawa gue dong. Gue ngga tau apa-apa ya tentang ini." Aku menggebrak meja dan langsung emosi tingkat tinggi.

"Tuh kan marah, biasanya kalau marah berarti benar ya ngga," ucap mereka diikuti dengan anggukan oleh teman-teman sekelasku yang lainnya.

"Terserah kalian deh, ngga peduli." Aku langsung keluar dan menuju ke kantin.

*******

Sesampainya di kantin aku memesan jus Buah Naga kemudian duduk sambil mendengarkan rekaman suara ketika kami latihan vokal. Ketika aku mendengar suara Akhra, aku merasa ingin mengeluarkan butiran air dari mataku.

"Kamu harus kuat Firyal. Don't cry please," ucapku pada diriku sendiri.

KANGEN,
mungkin satu kata yang bisa menggambarkan perasaanku padanya sekarang. Dia yang dulu selalu menggangguku. Dia yang selalu bersama Erise. Dia yang tiba-tiba manis kepadaku. Dia yang selalu khawatir kalau aku kenapa-napa. Aku kangen semuanya.

"Hei Firyal, sendiri aja," sapa Kevan.

"Eh hi bro," aku langsung menghapus air mataku dan merapikan diriku.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Kevan menatap diriku.

"Biasa, kangen seseorang," jawabku dengan santainya.

"Siapa tuu? Gue ya? Pasti gue kan?" ucap Kevan sambil memegang dagunya.

"Sok kegeeran lo," jawabku kemudian memukul kecil lengan Kevan.

"Adududu, sakit tau. Pukulan lo itu sakit." Kevan meringis kesakitan.

"Peduli situ," jawabku kemudian aku tertawa kecil.

Inilah yang selalu kami lakukan ketika bertemu. Kevan sudah ku anggap sahabat ku sendiri. Begitu juga yang lain seperti Ray dkk. Mereka seperti bodyguard ku. Padahal aku tidak meminta ya.

"Oh iya, lo kenapa tadi, kok nagis?" Tanya Kevan kembali.

"LO TAU INI?" Aku langsung menunjukkan ig story Akhra dan reaksi Kevan sama seperti  reaksi Bang Indra. Hanya tersenyum.

"Kenapa? Lucu? Iya gue tau, badan lo lebih sixpack dari dia," kesal ku.

"Gue tau masalah lo Fir, lo tuh cemburu Fir," ucap Kevan kemudian mengacak-ngacak rambutku, "Akhirnya, Firyal, lo bisa move on dari gue. Gue akhirnya terbebas dari seorang Firyal Nazhifa,"

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang