Chapter 30

932 55 14
                                    

Sepulang dari les, aku sangat-sangat terkejut. Ya bagaimana tidak, dia mencium pipiku. Apa yang kamu pikirkan Firyal. Dia itu udah milik sahabatmu.

Rasanya jantungku ingin meledak seketika. Dia pun udah bikin nangis, main nyosor aja.

"Firyal, kenapa kok senyum-senyum gitu? Ciee. Ada sesuatu ya," ejek bang Indra.

"Apaan sihh kakak," jawabku. Aku merasakan pipiku ini memanas dan membuat warna pipi ini merah merona.

"Ekhm, siapa tuu, cerita-cerita dong ama abang," ucap bang Indra. Aku hanya menjulurkan lidah dan lari menuju kamar.

"Dasar adikku satu ini," tawa bang Indra.

Sesampai di kamar aku langsung mandi dan merebahkan diri di kasur. Sebelum nya aku mengambil gitar. Sudah lama ngga main gitar karena diriku yang rapuh ini.

Aku menyanyikan lagu Aku Pasti Bisa

"Mentari terbenam temani dalam kesendirianku
Temani aku dalam kepedihan ini
Ku bertahan

Mentari terbenam beri semangat baru tuk jiwaku
Beri kicauan merdu tuk hidupku ini
Ku bertahan

Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya
Aku yakin pasti bisa"

Dengan semua beban yang sudah ku pikul selama ini. Aku pasti bisa menghadapinya. Aku yakin itu. Aku yakin JAPaFiS bisa kembali.

Setelah memainkan gitar, aku minum susu dan tertidur.

*****

Matahari sudah menyinari jendela kamarku. Pagi dimana aku akan memulai semuanya dari awal. Tadi malam aku sudah bertekat untuk menjadi Firyal yang baru.

Ku menatap diriku di cermin. Aku akan me-makeover diriku. Untuk membuat sebuah perubahan.

"Pagi kaka-kaka ku," ucapku dengan penuh semangat.

"Sangat bersemangat kamu dek," ucap Bang Rafa.

"Hehehe, Firyal pergi dulu ya, mau ke rumah Abil," pamit ku kepada mereka.

"Dek, salam sama teh Ella ya," ucap bang Eja.

"Yuups," tawaku.

*****

Aku mengajak Abil untuk membantuku berubah di pesta ultah Erise malam ini. Aku akan membuat sebuah gebrakan baru. Aku bukan Firyal yang dulu lagi. Disela-sela perubahanku. Aku mengingat kenangan bersama JAPaFiS.

"Abil, kamu inget ngga? Kita pernah seperti ini dulu, bareng JAPaFis." Aku mengenang masa-masa JAPaFis jaya dahulu.

"Fir, untuk apa sih kamu masih memikirkan orang-orang seperti mereka? Mereka udah ngebuang kamu, inget kan?" Abil masih belum bisa memaafkan mereka.

"Tapi aku juga yang salah kemarin. Aku terlalu labil. Baperan. Aku juga udah minta Kevan untuk kembali ke Jessie. Perasaanku untuknya udah ngga ada bil," ucapku.

"Fir, lo serius? Lo ngga ngerasain apa-apa?" Tanya Abil memastikan aku tidak berpura-pura.

"Iya bil, aku ngga ngerasain apa-apa. Kevan dah ku anggap sebagai temen aja. Ngga lebih," jawabku.

"Aku berharap, mereka mau memaafkan aku ya bil. Aku kangen kita semua baikan lagi," ucapku sambil menatap Abil.

"Me too," jawab Abil.

*****

5 jam sudah aku memanjakan diri di salon bersama Abil. Aku melihat diriku kembali di cermin. Ya saat ini aku memandang Firyal yang baru. Firyal yang sudah keluar dari zona nyamannya.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang