'Emosi dan egois tidak akan pernah membantu dirimu menemukan hal yang positif, maka ketika kamu marah hilangkan rasa egoismu, dan redamlah amarahmu.'
~~~~~
Aku berjalan menaiki tangga menuju ke kamar Abil. Ku langkahkan kakiku. Aku merasa berat untuk memasuki kamar Abil. Ntah gerakan apa yang terjadi padaku. Kutarik nafasku dan kubuang pelan-pelan. Tenang Firyal.
Aku memasuki kamar Abil.
Deg Deg Deg.
Aku terkejut, karena di sana juga ada Jessie and Friend. Canggung? Pasti. Takut? Apalagi. Gengsi? Iya, tapi pengen minta maaf. Tapi nanti malah mereka yang tidak memaafkan diriku.
"Hai," sapaku.
"Ngapain lo kesini?" ucap Panda sinis. Belum juga apa-apa, baru juga nyapa. Udah disinisin.
"Mau jenguk Abil dong," ucapku. Sebenarnya aku takut ngelawan mereka. Nanti kayak yang kejadian aku dikunci di gudang lagi.
"Iya, dia kan sahabat kita juga. Emang kalian udah ga nggap dia sebagai sahabat kita lagi??" tanya Abil.
"Kalau ngga kenapa??" tanya Jessie.
"Udah, ga usah berantam. Aku disini cuma mau ketemu sama Abil. Satu-satu sahabat yang masih peduli sama aku. Cepet sembuh ya. Ini buat kamu bil. Ya udah, kalau bagi kalian aku buat masalah disini aku pulang ya. Bye," ucapku.
Lebih baik aku yang mundur.
Ternyata aku selalu gagal dalam semua hal. Gagal dalam kehidupan percintaanku, gagal dalam kehidupan persahabatanku, gagal dalam kasih sayang orang tua dan masih banyak lagi. Paling yang aku sukses hanya dalam pelajaran di sekolah dan kehidupan musikku.
"Bye-bye," ucap mereka.
"Firyal, Please." Abil menahan diriku. Tampak dari sudut matanya, sebuah air telah jatuh.
Aku sudah terlalu menyakiti mereka semua.
Aku terlalu egois. Aku menyadarinya sekarang. Aku tidak mementingkan perasaan mereka.
Coba waktu itu aku tidak egois, dan aku ikhlaskan saja Kevan, pasti semua tidak akan berakhir seperti ini.
"Udah. Kamu kan udah ada mereka bil. Lagi pula mereka itu pun baik sama kamu. Mulai sekarang kamu lupakan aja aku. Anggap aja aku ngga pernah hadir dalam kehidupanmu," ucapku meskipun kalimat itu sulit untuk diucapkan.
"Udah. Dengerkan yang dia bilang bil," ucap Panda. Jessie and Friend pun mencibir diriku.
Aku sudah jenuh dengan semuanya.
Aku langsung keluar dari kamar Abil. Dan memanggil taksi untuk pulang. Aku menangis sejadi-jadinya di Taksi. Tidak peduli dengan pak Supir yang dari tadi melihatku dengan tatapan yang paling aku tidak sukai, yaitu tatapan 'Kasihan'. Perasaanku sudah benar-benar berantakan. MY LIFE IS A MESS NOW.
Author POV
Sementara di rumah Abil. Terjadi keheningan pada beberapa menit. Hingga akhirnya yang punya rumah pun angkat bicara.
"Kalian kenapa sih kayak gitu sama Firyal??" tanya Abil serius.
"Kan dulu dia yang duluan," ucap Jessie.
"Iya memang dia duluan. Dulu karena dia silap. Kamu sih Jess, kalaulah kamu langsung bilang ke kita-kita, masalahnya ngga bakal berabe kayak gini," ucap Abil
"Jadi kamu dukung dia??" tanya Panda.
"Dia kan sahabat kita. Guys please thinking about this, " ucap Abil.
"...."Mereka terdiam
"Coba kalian ingat. Selama ini. Ketika kita marah. Siapa yang selalu sabar dan mencoba menghilangkan amarah kita? Siapa yang kadang sampai ikut terbully karena ngebelain kita? Dan siapa yang sering memberi semangat dan motivasi untuk lebih baik ketika kita jatuh atau salah?" ucap Abil.
"Firyal kan!!! Tapi apa balasan kita ketika dia jatuh, salah dan marah!!! Kita nggak sabar dan tidak memberi dia motivasi untuk lebih baik lagi. Dan kita malah marah atau malah nambah musuhin dia," ucap Abil meluapkan semua emosinya ke sahabat-sahabatnya itu.
"Abil, Cukup," bentak Sina.
"Kalian memang bukan sahabat yang baik. Yang diinginkan oleh Firyal. Tapi kalian adalah sahabat yang hanya mempermainkan perasaan sahabatnya sendiri." Emosi Abil keluar.
"Abil!!!" bentak Panda.
"Oke. Kalau kalian ga mau sahabatan sama Firyal. Kalau gitu sama gue juga ga usah. Karena gue sahabatnya Firyal," ucap Abil.
"Ya udah kalau itu yang kamu mau," ucap Jessie dengan santainya.
"Jess..." cegah Sina.
"Biarin aja. Tuh anak udah kecuci otaknya sama Firyal," ucap Jessie.
"Oh iya. Asal kalian tau ya, Firyal dari dulu ingin banget dapet sahabat yang tulus dan tidak melihat dia dari apanya tapi yang setia melalui perasaan. Ketika gue melihat kalian gue ngga percaya kalian bisa dipercaya, tapi Firyal mempercayai kalian. Ia mengatakan kalau persahabatan kita akan membuat hadirnya sebuah persahabatan yang tidak munafik. Dan dia udah menggap kita sebagai keluarga atau sih saudaranya," ucap Abil. Mereka hanya terdiam mendengar perkataan Abil. Biasanya Abil hanya penurut semua yang Jessie and Friends katakan. Sekarang giliran Abil yang meluapkan semuanya. Semua yang ia rasakan.
"Kalian heran kan kenapa gue tau semua ini?" Abil sudah tidak tahan lagi dengan sikap sahabat -sahabatnya yang sudah sangat keterlaluan kepada Firyal.
"Ga juga kok," ucap Panda.
"Karena dia adalah sahabat gue dari kecil. Dan gue ngerti perasaan dia. Dia selalu kesepian, dia selalu kehilangan seseorang yang dia sayangi, dan lebih tepatnya sekarang dia kehilangan kalian guys," ucap Abil.
"Oke, Cukup," bentak Sina untuk yang kedua kalinya.
"Mulai sekarang. Aku ga akan pernah lagi jadi sahabat or apalah itu. You're the same like Firyal, " ucap Jessie muak dengan semua perkataan Abil.
Jessie dan teman-temannya pun pulang. Sedangkan Abil dan Firyal menangis meratapi kehidupan mereka masing-masing. Abil masih mendingan daripada Firyal yang hanya sebatang kara. Firyal merasa semua orang yang pernah ada di dalam hidupnya seperti direbut paksa dan hilang begitu saja.
Sekarang kelompok yang tadinya sahabat berubah menjadi bermusuhan. Sekarang JAPaFiS sudah tidak ada. Tidak ada lagi meja kantin yang ribut karena candaan 5 gadis belia tersebut. Yang ada itu Jessie, Panda, dan Sina yang bermusuhan dengan Firyal dan Abil. Semuanya sudah tinggal kenangan. Kenangan manis yang berujung pahit.
-----------------------------------------------------------
Sungguh tragis persahabatan mereka.
Gimanakah kelanjutan persahabatan mereka?
Akankah mereka tetap bersahabat atau menjadi musuh?
Kita lihat saja di kelanjutan ceritanya.
Chapter ini segaja dikhususkan bagi persahabatan mereka.
Maaf kalau Chapter ini sangatlah pendek. ^^Ditunggu Vote and commentnya ya.
Terima Kasih sudah Membaca
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Jadi Cinta
Подростковая литератураKamu tak perlu memiliki segalanya untuk bahagia, karena yang kamu butuh hanya seseorang yang mampu buatmu tersenyum disaat terluka. ~Firyal Nazhifa Hal yang paling disesalkan adalah ketika kita selalu mencari seseorang yang sempurna untuk kita pad...