Chapter 23

1.6K 76 16
                                    

Mulai dari kejadian tersebut, Firyal dan Akhra menjadi akrab dan bisa dibilang lumayan dekat. Mulai dari pergi bareng, pulang bareng, dan makan bareng di kantin. Tampaknya mereka sudah seperti lem dan kertas. Padahal dulu itu kayak air dan minyak yang ngga akan pernah bersatu. Dan ini semua karena Akhra meminta tolong kepada Firyal agar dia bisa balikan dengan Erise.

Hingga pada suatu hari. Di taman dekat rumah Firyal.

"Fir, lo kan belum ada patner buat seni musik, mau ngga kita bareng? " Tanya Akhra hati-hati.

"Awalnya gue kirain gue bakalan sendiri. Kalau dipikir-pikir boleh tuh. Emang lo belum ada patner juga?" tanya Firyal.

"Belum," jawab Akhra.

"Okelah. Aha, Gue ada ide biar lo bisa minta maaf ke Erise." Firyal menceritakan ide tersebut kepada Akhra dan Akhra pun setuju dengan ide cemerlang Firyal.

"Lo jenius banget Fir, kenapa gue ngga kepikiran dari dulu yah." Akhra selalu kagum dengan ide cemerlang Firyal.

"Ya Firyal gitu lohh. Apa sih yang ngga bisa," ucap Firyal dengan tingkat Pd yang tinggi.

"B aja deh Fir," ucap Akhra sambil mencubit pipi chubby-nya Firyal.

"Khra, pipi gue."

Akhra selalu bahagia kalau melihat Firyal marah. Tidak tahu getaran apa yang selalu ada di dalamnya. Tidak sadar ada seseorang melihat keakraban mereka berdua dengan tatapan sinis.

"Oh iya, Lagu apa yang bakal kita nyanyikan?" tanya Firyal sambil memegang dagunya, seolah seperti orang berpikir.

"Ini aja, terus kita remix jadi lebih mellow gitu," ucap Akhra bergaya ala banci.

"Jijik gue lihat lo." Firyal bergaya seakan ingin muntah.

"Abang ganteng gini, neng bilang jelek," ucap Akhra sambil menahan tawanya.

"Please kondisikan muke lo yang kayak pantat kuali. Ah udahlah kalau sama lo, pasti gue terus yang kalah berdebat." Firyal langsung beranjak pergi.

Selalu terdapat sebuah senyuman diwajah Akhra, disaat Firyal mulai capek dengan tingkahnya. Seperti ada kepuasan tersendiri.

"Woi, tungguin napa." Akhra pun mengejar Firyal.

Akhra POV

Cepat banget sih dia jalannya. Kemana tuh anak?

Aku mencari disekitar, hingga aku menemukannya sedang bersama dengan seseorang.

"Firyal, lo cepat banget jalannya. Pake apa sih?" ucapku sambil mengatur nafas.

"Emang gue peduli?" Firyal kembali jutek ke gue.

Firyal POV

"Apa kabarnya? Gue kangen Banget banget banget. Apalagi sama lo BADAK." Aku senang banget siapa lagi kalau bukan Ray.

"Lo makin jelek aja." Ray selalu ingin membuat masalah dengan ku.

" Jelas keren yah? So pasti. "

Ray beralih ke Akhra yg berada di sebelahku.

"lo siapa? Pacarnya Firyal? Ngga mungkin deh kayaknya seleranya Firyal ngga rendah banget." Ray berkata dengan sinisnya.

"Iya gue pacarnya, mau apa lo? Jaga mulut lo yah, gue tau, gue ngga sempurna. Tapi seenggaknya gue ngga munafik kayak lo," ucap Akhra yang membuatku terkejut.

"Oh, jadi lo udah menang-in hatinya Firyal. Jaga dia baik-baik, sebelum gue yang akan mencuri nya." Ray menatap Akhra dengan geram.

"Woi!?! Apa-apaan sih kalian, ini masih pagi. Udah mau berantem aja. Cowok mah sama aja ya. And one more, gue bukan pacar siapa-siapa. Lo bukan pacar gue. Lo musuh bebuyutan gue, inget itu." Aku marah sambil menunjuk ke arah Akhra. Aku langsung pergi menuju ke rumah untuk menenangkan diri.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang