Chapter 14

2.9K 202 16
                                    

Setelah mereka pulang aku dan Kak Rafael menonton film di televisi. Pada saat iklan, ada berita malam hari. KaK Rafael pergi ke toilet. Sedangkan aku menonton berdua dengan kak Jufti yang sudah datang bersama bang Clayn beberapa menit setelah The Klievs pulang.

"Di temukan sebuah mobil di persimpangan jalan, di duga mobil itu terkena tabrak lari. Sang pengemudi mengalami luka berat. Dan langsung di bawa ke rumah sakit Kalima Jingga."

"Kak, Firyal sepertinya mengenal mobil itu," ucapku.

"Ngga deh, mungkin kamu salah mobil," ucap Kak Jufti.

"Tapi kayaknya aku kenal mobil itu," ucapku sambil memperhatikannya lebih jelas. Aku seperti mengenal mobil itu. Tapi mobil siapa?

Tidak lama, kak Rafael kembali menuju kedua adikknya.
"Kakak kenal mobil yang diberita itu ga?" tanyaku memastikan.

"Tau dong, itukan mobilnya... " Kak Rafa tiba-tiba terdiam sambil menutup mulut dengan tangannya.

"Siapa kak?? Kenapa kakak terdiam??" tanyaku.

Pasti ada yang tidak beres nih.

Rafael POV

"Ya Allah, kenapa ini bisa terjadi kepadanya, apakah aku harus memberitahukan kalau itu mobilnya Abil. Pasti dia akan shock. Karena cuma Abil yang paling ia sayangi dan bisa membuatnya semangat sekarang ini. Ya Allah," batin ku bersedih.

"Bukan siapa-siapa kok sayang," ucap ku membohongi adikku tersebut. Terpancar dari matanya ketidakpercayaan pada perkataanku tadi.

"Kak, Please. Firyal tau kakak bohong," ucap Firyal. Suaranya bergetar, namun ia mencoba untuk tetap tenang dan tegar.

"Kk, please." Ketegaran Firyal tidak bisa membendung airmatanya untuk tidak keluar.

Tess.

Ia menangis memohon kepadaku untuk memberitahukan siapakah pemilik mobil itu. Tapi ini terlalu cepat.

Sebenernya aku tidak tega melihat lihat adik perempuan sematawayangku menangis seperti itu. Dan akhirnya aku pun luluh dibuatnya. Ya sudah lah.

"Kamu mau tau?" tanyaku memastikan.

"Iya kak," jawab Firyal disertai dengan anggukan kecil.

"Tapi janji sama kakak jangan sedih," ucapKu. Aku melihatnya menghapus airmatanya. Ia tersenyum dan matanya memancarkan keteduhan yang selalu membuatku luluh.

"Iya kak," jawab Firyal.

"Itu adalah mobilnya, Abil," ucap ku.

"A... Abi.... Abil...," ucap Firyal terbata-bata.

Tiba-tiba untuk yang kesekian kalinya keluar cairan bening dari mata adikku.

"Firyal..." ucapku sambil menghapus air matanya.

"Kamu jangan nangis. Kakak tau, kamu sedih, kakak juga sedih karena kakak udah anggap Abil itu sebangai adik kakakmk sendiri. Kakak yakin, pasti abil kuat menjalani keadaannya ini. Kita doakan saja," ucapku sambil memeluk dan menenangkan adikku Firyal.

"Kak, Hiksss," tangis Firyal. Ia mencoba untuk tegar. Ia mencoba menghentikan airmatanya, namun nihil, airmatanya tidak kunjung berhenti.

Author POV

Yah Firyalnya sedih lagi deh. Saat Firyal menangis dipelukan kak Rafael, tiba-tiba pintu terbuka. Dan masuklah lagi beberapa orang yang dikenal Firyal.

"Permisi," ucap Mereka memecahkan suasana yang sedang mengharu biru tersebut.

"Lah? Kalian ngga jadi pulang?" tanya kak Rafael terkejut.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang