Author POV"Akhra. Ini pasti kerjaan lo, kan?" bentak Firyal sambil nunjuk kursinya yang ada permen karetnya.
Firyal Nazhifa, siapa yang tidak mengenalnya. Seorang cewek yang memiliki mata coklat, rambut sedang bergelombang kecoklatan, kulitnya putih pucat, dan pipi chubby-nya yang khas. Dia merupakan pencetus terbentuknya JAPaFiS.
"Gue? Mana mungkin," remeh Akhra.
Akhra Greyson, suaranya bisa membuat cewek-cewek di sekolah meleleh. Mata abu-abunya juga membuat cewek-cewek tergila-gila dengan kegantengannya. Namun ia memiliki sifat yang aneh, yaitu mengganggu setiap orang yang dianggapnya unik. Dan Firyallah satu-satunya yang menurutnya paling unik untuk digangguin.
"Ah, andai di kelas ini ada CCTV," ucap Firyal kesal dengan tingkah Akhra.
"Dadah," ejek Akhra sambil menjulurkan lidahnya.
"Heh!" marah Firyal.
Teng-Teng-Teng
Bel pun berbunyi tanda untuk masuk ke kelas masing-masing. Ibu Ida(wali kelas mereka) masuk diikuti dengan seorang Lelaki. Lelaki yang berpenampilan memakai kacamata, tampangnya lugu, culun, dan sedikit keren."Pagi anak-anak," ucap Ibu Ida ramah.
"Pagi Bu," jawab murid-murid.
"Anak-anak, ibu membawa teman baru untuk kalian. Silahkan perkenalkan namamu nak," ucap Ibu Ida.
"Baik Bu. Hai Semua, nama saya Rangga Lorian atau bisa disapa Rangga. Saya pindahan dari Bali. Semoga kalian bisa berteman dengan saya ya." Rangga memperkenalkan diri sambil membetulkan kacamatanya dan memberikan senyuman indahnya.
"Baiklah Rangga, sekarang kamu boleh duduk. Kamu duduk sama Fathimah. Firyal, kamu duduk sama Akhra," ucap Ibu Ida.
"Bu, saya tidak mau duduk sama dia bu," bantah Firyal.
"Saya pun tidak mau duduk sama dia bu," bantah Akhra.
"Tidak ada alasan pokoknya kalian harus duduk bersama. Titik," ucap Ibu Ida.
Dengan keadaan terpaksa dan dengan hati yang berat, Firyal pun duduk berselebelahan dengan Akhra. Pelajaran pun berlalu. Dan sekarang waktunya istirahat.
Firyal POV
"Akhirnya tenang juga gue." Aku menghela napas dan menenangkan diri.
"Kenapa emangnya lo Fir?" tanya Sina.
Sina, si bule campuran Korea-Indonesia yang paling cerewet, tapi dia juga yang paling uptodate dengan informasi. Dia itu bagaikan Mbah Googlenya JAPaFiS.
"Ituloh si Firyal dipindahkan duduknya sama si musuh bebuyutannya itu," jawab Abil Sambil menahan tawa.
Abil atau Fathimah merupakan sahabat kecilku. Dia yang paling mengerti dengan keadaanku. Dia yang paling bijaksana dari semuanya.
"Hahahahahaaha." Panda tidak bisa menahan tawanya karena melihat diriku menderita.
Panda, namanya lucu yah. Dialah yang paling pendiam di JAPaFiS. Kalau tentang otaknya? Encer banget kayak air. Apalagi kalau pelajaran Matematika. Dia itu Master Of Mathematic.
"Kok ketawa sih Pan? Ngejek ya?" tanyaku.
" Tidak kok, tidak," jawab Panda berbohong.
Author POV
Firyal and Friend berkongko-kongko di taman sekolah. Hingga waktu pun tidak terasa. Bel masuk pun terdengar kembali. Malas rasanya bagi Firyal saat ingin memasuki kelas. Baginya itu sangat menyiksa karena harus duduk degan orang yang sangat sombong.
"Akhra, lo ada penghapus ngga?" tanya Firyal.
"Ada! Kenapa emangnya?" jawab Akhra dengan sombongnya.
"Boleh pinjam? Penghapus gue ketinggalan," ucap Firyal.
"Makanya jadi orang tuh jangan teledor dong," ucap Akhra.
"Terserah lo deh," batin Firyal.
Karena Malas berantem dengan Akhra, maka Firyal diamkan saja Akhranya. Waktu pun berjalan dengan cepatnya. Sekarang waktunya untuk istirahat yang kedua.
Firyal POV
"Kalian mau pesen apa?" tanyaku.
"Seperti biasa aja," ucap mereka.
Ya, yang mereka bilang seperti biasa itu sih Mie Ayam dan Panda itu Sop Ayam. Aku membawa makanan dan minuman mereka ke meja. Kemudian aku kembali untuk membeli makanan untuk diriku sendiri, yaitu Sate Padang Amrizal. Saat aku menuju ke tempat sahabatku, sebuah insiden terjadi.
"Lo. Ahgggg ." Akhra geram karena makananku tumpah di bajunya. Aku benar-benar tidak sengaja kali ini dengannya.
"Maaf ya bro. Ngga sengaja. Gue ngga nampak, " ucapku agak bersalah.
Masih agak lo, belum 100 % bersalah.
"Maaf-maaf. Ngga ada gunanya lo minta maaf, dan permintaan maaf lo itu tidak bisa menggantikan baju gue yang kotor ini," ucap Akhra.
"Oke nanti gue beliin yang baru," ucapku dengan entengnya.
"Lo ga bakal bisa gantiin ni baju. Ini baju langsung khusus dirancang dari penjahit di Amerika," ucap Akhra dengan sombongnya.
LOL... Peduli banget gue. Mau dibuat dimana kek, kalau Sama-sama untuk dipakai, ya sama aja.
"Gue udah minta maaf, lo ga maafin apaan sih mau lo?" ucapku.
"Ahggg. Lo ya," kesal Akhra.
Akhra ingin menamparku, tapi tamparannya tidak mengenai pipiku. Ternyata si Anak Baru menghadang nya. Aman deh Aku. Kalau tidak sudah ditampar.
"Heh anak baru, jangan sok belagak deh. Masih baru aja, udah kayak gini," ucap Akhra.
"Kamu ga boleh gitu sama perempuan. Mereka itu harus disayangi. Andaikan kalau yang ingin kamu tampar itu Ibu kamu, apakah kamu tega menamparnya?" ucap Rangga dengan bijaknya.
"Ya ampun bijaksana banget nih orang," batinku.
"Udah ah, males gue denger ceramah lo. Yuk Jass, kita cabut," ucap Akhra.
"Yuk Akh" ucap Jass.
Mereka pun pergi. Dan aku kembali ke meja, tetapi sahabatku sudah pergi.
"Makasih ya. Oh iya kenalkan Namaku Firyal Nazhifa," ucapku dengan senyum pepsoden *ehsebutmerekdeh khasku.
"Sama-sama. Salam kenal." Rangga sambil membetulkan kaca matanya.
"Aku duluan ya," ucapku.
Ngga jadi makan deh aku. Ckckckc. Udah satenya tumpah. Duit udah bokek. Ah sudahlah. Nikmati aja nasibnya ini.
"Iya," jawab Rangga.
Author POV
Saat dalam perjalanan menuju ke kelas. Firyal menemukan sahabat-sahabatnya.
"Kok ditingal sih guenya?" tanya Firyal dengan memanyunkan bibirnya.
"Heheheehee. Peace," ucap Sina.
"Firyal, itu......................." Ucap Abil.
Ayo apa ya kira-kira yang dibilang oleh Abil??
Author pun penasaran.
Baca dan jangan lupa vote ya.
Tunggu kelanjutannya di Chapter 2.TERIMA KASIH UDAH BACA
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Jadi Cinta
Teen FictionKamu tak perlu memiliki segalanya untuk bahagia, karena yang kamu butuh hanya seseorang yang mampu buatmu tersenyum disaat terluka. ~Firyal Nazhifa Hal yang paling disesalkan adalah ketika kita selalu mencari seseorang yang sempurna untuk kita pad...