Superman! [Jeon Jungkook]

27.5K 1K 14
                                        

Genre : Fluff (or i don't know it's not that fluff tho. But this time no smut).
Ini udah di save di note for a long time, and this is so weird.
Enjoy reading and please leave comment(s) or vote(s)!
Gamsahamnida❤️
And please see the picture, and he looks fucking hot with uniform (let's see if i'll make a smut for that😜)

Kau tahu? Aku bahkan harus keluar dari gedung sekolahku sendiri untuk makan siang. Padahal aku membayar jatah makan siangku (yang sialnya sudah masuk ke dalam uang SPP). Tapi tidak apa, di sini tenang dan nyaman. Hijau. Aku segera membuka bekal makan siangku dan memakannya dengan lahap.

"Hi, boleh aku bergabung?" Aku menoleh, Jeon Jungkook. The Prince Charming!

Aku menoleh beberapa kali ke kiri dan kanan, memastikan dengan siapa ia berbicara, karena setahuku hanya ada aku di sini. "Oh, aku berbicara denganmu, (y/n)."

"Kau tahu dari--"

"Nametag-mu,"

"Ah, maaf." Dasar wanita, baru segitu saja sudah terbang. Ah, biarlah. Aku kembali memakan makan siangku.

"Ekhm," Astaga! Bagaimana aku bisa lupa ada seorang prince charming sekolah yang sedang berdiri di sampingku?! Stupid asshole.

"Ah, silahkan. Ini tempat umum, semua boleh duduk di sini." Jungkook mengangguk dan duduk tepat di sampingku. Mengeluarkan kotak bekalnya, dan memakannya dengan perlahan.

Wha, aku baru tahu kalau seorang captain sepak bola sekolah membawa bekal? I mean, bukankah itu sangat terkesan cupu? Dan lihatlah, kotak bekalnya bergambar Iron Man, pria ini lucu sekali. Ew, shut up. "Ada yang salah denganku sehingga kau melihatku seperti itu?"

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. "Ah, tidak.. Hanya saja aku heran, kenapa kau di sini?"

"Menemanimu?"

"Oh, yeah. Bahkan kita tidak kenal sama sekali." Aku tidak bisa menahan nada sarkasme-ku.

Ia tersenyum kecil, memperlihatkan giginya yang besar namun rapih. "Aku mengenalmu, kita satu kelas dalam pelajaran English, kau murid yang pintar bahasa inggris sedangkan aku bukan. Kau selalu duduk di barisan depan dan mendapat nilai 100,"

Demi tuhan! Jantungku berdebar kencang sekali. Ini berati ia menyadari kehadiranku kan???! YAY! Bolehkah aku berteriak karena terlalu bahagia? "Tentu saja boleh, sweety. Kau terlihat bahagia sekali,"

GLEK. Aku bisa merasakan pipiku memanas. Stupid me, mengeluarkan apa yang aku pikirkan dengan tidak sadar. "A-ah, aku harus kembali, istirahat habis 10 menit lagi."

Ia mengangguk. Aku segera membereskan kotak bekalku, anehnya ia juga mulai membereskan miliknya. Dan saat aku beranjak untuk kembali ke sekolah, ia juga bangun. SHIT! This can't happen.

--

Aku berlari menjauhi Jungkook sampai aku tidak sadar menabrak seseorang. Dan sadly, aku tersungkur hingga kacamataku hilang entah kemana.

"Bitch! BERDIRI! Siapa kau hah? Berani menabrakku seenaknya! BITCH BANGUN AKU BILANG!" Oh, aku kenal suaranya. Shilla, si tukang bully sekolah, dan aku adalah santapan sehari-harinya. Aku segera bangun dengan wajah datar (bukan karena berani, lebih karena aku tidak melihat apapun saat ini.)

Ia mendorongku ke tanah dan uh oh, syukur Jungkook tidak melihatku seperti ini, aku bisa malu sekali.

"Ah!" Aku merasakan basah di sekujur tubuhku, dan aku tahu ini bukanlah air biasa, ini adalah sirup. Tapi aku bahkan tidak bisa melihat untuk membela diriku sendiri.

"Shilla, what the fucking fuck are you doing?" Sambil menggigil, aku terduduk dan mendengar suara yang familiar.

"Jungkook! Lihat, gadis sialan ini tadi menabrakku, jadi aku membalasnya," Aku mendengar nada suara Shilla berubah menjadi manja dan itu karena ia berbicara dengan Jungkook. Wait, Jungkook?! Matilah aku.

Dengan susah payah dan tidak melihat apapun, aku membalikkan badanku--ini hanya insting--dan berjalan lurus hingga sepertinya aku menabrak sesuatu yang keras, tembok? Aku menggunakan kedua tanganku untuk menjaga keseimbangan, hingga aku merasa dua tangan membawaku ke dalam pelukan seseorang, "You are safe with me," THAT. IS. FREAKING. JEON. JUNGKOOK.

"JUNGKOOK APA YANG KAU LAKUKAN?!" Shilla sepertinya murka sehingga aku berusaha melepaskan pelukan Jungkook, tapi pelukannya kuat sekali. Ia memakaikan kembali kaca mataku, dan sekarang aku bisa melihat jelas bagaimana semua orang berlomba menontonku, Jungkook, dan Shilla.

"Jungkook lepaskan aku, please, kita menjadi pusat perhatian.." aku berkata lirih sekali. Ia menunduk dan menatapku, lalu tersenyum.

"Shilla, i warn you. She's mine, others, especially you, can't touch what's mine." Lalu ia menggendongku ala bridal--yang aku percayai membuat semua perempuan menatapku dengan lapar--dan pergi dari sana.

TUNGGU, APA TADI DIA MENGATAKAN AKU MILIKNYA DENGAN BAHASA INGGRIS?

--

"Jungkook terima kasih, aku tidak bisa membalasmu terlalu banyak," Aku menghindarinya seminggu ini, aku bahkan belum bisa mengucapkan terima kasih kepadanya karena insiden waktu itu. Jadi aku membuatkan makan siang untuknya, nasi goreng berbentuk topeng iron man, ehe.

Ia menatap kotak bekal yang aku berikan, "Kenapa kau menghindariku?"

"Aku..aku, aku tidak tahu harus bagaimana, jadi.."

Cup. Ia menciumku. Di bibir. Dentuman jantungku mulai terdengar sampai aku takut ia akan keluar. "Jungkook--"

"Apa kau masih tidak menyadarinya?"

"Hah?"

"Aku menyukaimu, ish."

"Hah?"

"Dan kau juga menyukaiku."

"Hah?" OKAY, aku benar-benar tidak menyerap apa yang dikatakan Jungkook sampai ia mengeluarkan buku kecil berwarna biru yang aku rasa familiar.

"KENAPA BUKUNYA BISA ADA DI SANA?" THAT'S MY DIARY. Jungkook menyengir. Okay, jadi sekarang ia tahu betapa aku benar-benar-benar menyukainya.

Aku mendelikkan mataku padanya, dan ia tetap saja tersenyum seperti orang idiot. "Maybe it's too early to say i love you, but i'm sure that i like you. A lot. So, date me?"

Aku mengecup pipinya, itu sudah jawaban kan?

WILDEST DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang