Aku menggigit bibirku dengan keras, pemandangan saat aku membuka pintu kerjanya membuatku geram. Seorang perempuan sedang asik mencoba untuk menggodanya, dan lihat apa yang Min Yoongi lakukan? Diam saja.
"Permisi." Hari ini adalah satu hari setelah Valentine, aku sengaja membuatkan cokelat untuknya seharian dan membawanya ke kantornya. Tapi ia mengatakan bahwa ia sibuk sekali dari kemarin.
Yoongi tidak menatapku, ia sibuk menatap berkasnya. Dasi dan jas-nya sudah bertengger di sofa sedangkan kancing kemejanya sudah terbuka dua.
Sekretarisnya yang kusangka pelacur datang mendekatiku, "Min Yoongi tidak ingin bertemu siapapun. Kau harus membuat janji, nona."
Aku menatapnya tajam. "Mind your own fucking bussiness." Yoongi mengalihkan perhatiannya, dan menatapku.
"Dia tidak perlu membuat janji, sudahlah kau bisa pergi. Dia kekasihku," aku menatapnya menang, dan ia menghentakkan kakinya kesal.
"Tapi--"
"Saya sudah selesai denganmu, Ms. Park." Ia membusungkan dadanya dan keluar dari ruangan dengan wajah kesal, rasakan.
Aku memasuki ruangan Yoongi dengan gembira, menatapnya yang sudah kembali sibuk dengan laptop-nya dan membiarkan aku sendirian.
"Oppa.." aku menyodorkan cokelat dan sebungkus makan malam. Ia tidak menoleh dan hanya mengangguk.
"Sibuk sekali?" Ia hanya mengangguk.
Aku mendekatinya dan memijit pundaknya, membuatnya rileks. "(y/n) aku sedang sibuk. Pulanglah, aku akan memakannya nanti." Ia bahkan tidak menatapku.
Baiklah.
Aku tersenyum sedih, mengambil tasku dan segera keluar dari ruangannya. "Happy valentine, sayang." Aku mengucapkannya sebelum menutu pintu, berusaha menahan air mata yang sudah di ujung.
Sungguh, aku mengerti ia sibuk sekali, tapi apa salahnya aku mengajaknya makan bersama? Aku memasuki kamar kami, disambut dengan baunya yang khas, tanpa mengganti baju aku mengubur wajahku dan mulai menangis.
Entah sudah berapa lama aku menangis, aku tidak tahu. Aku merasa seseorang mengelus rambutku.
"Sayang?" Aku berusaha menghentikan isakanku dan melihat siapa yang baru saja memanggilku.
Aku menatap Yoongi dengan penuh tanda tanya. "Kenapa kau di sini?" Dengan malu, aku menghapus air mataku dan make up di wajahku yang sudah berantakan.
Yoongi tertawa dan mengusap wajahku, "Aku minta maaf." Ia berkata sambil masih membersihkan sisa air mata yang ada di wajahku.
Ia lalu memelukku dan mengecup dahiku, "Cokelatnya enak sekali, (y/n)."
"Hmm."
"Silent treatment?" Aku tidak menjawab.
Yoongi dengan perlahan menatapku, intens. Tanpa aba-aba, ia menciumku, aku berusaha menolak tapi ia jauh lebih kuat dariku.
"Ah.." aku mengeluarkan sebuah desahan saat bibirnya mulai menciumi leherku, menjilatnya dan bernapas dengan sengaja keras di bagian sensitifku.
Aku bisa melihat ia mengeluarkan smirk-nya. Sambil menatapku, ia membuka satu persatu pakaianku. Mengelus kulitku dengan tangan dinginnya. Aku tidak bisa menolak, Min Yoongi terlalu sempurna.
"Happy belated valentine, baby girl." Ia menciumi payudaraku. Memainkan putingku dengan lidahnya, saat aku merasa terbang aku merasa sesuatu masuk ke dalamku. Ia bekerja ekstra. Jarinya sudah masuk ke dalamku namun lidahnya masih asik bermain di payudaraku.
"Yoongi!"
"Oppa or daddy sounds better."
"Oppa!" Aku menggigit bibir bawahku, berusaha menahan desahan karena tidak ingin ada yang mendengar apa yang kami lakukan.
"Baby look." Aku menatapnya masih terengah sehabis ia memberiku kenikmatan dan membuatku orgasme.
Yoongi dengan perlahan membuka kemejanya, membuat kulit pucatnya berhadapan langsung denganku. Lalu celana kainnya, dan boxer hitamnya. Ia sudah totally naked dan aku merasakan milikku mulai basah hanya karena melihat Min Yoongi telanjang. What do you do to me, Yoongi?
Dengan pandangan seductive, ia menindihku dan mengangkat kedua kakiku agar berpegangan pada bahunya. Perlahan memasukiku dengan miliknya yang sudah tegang.
"Akh.." kami sama-sama mendesah, moaned mess. Aku menggigit bahunya, membuat kissmarks, membuat tanda kepemilikan.
Kami sama-sama haus akan satu sama lain. Walaupun sudah beberapa kali melakukannya, aku masih terus mengagumi betapa Min Yoongi bisa menjadi manis dan devil di saat yang bersamaan.
Aku ikut menggerakkan pinggulku, menimbulkan suara dari tubuh kami yang menyatu. "Oppa i'm close.." Aku mengeluarkannya, namun ia masih bergerak dengan cepat.
Ia mendesahkan namaku beberapa kali dengan napas terengah dan mengeluarkannya di dalamku.
Yoongi menindihku. Lalu bergeser dan memelukku dari samping. "Kau sudah memaafkanku?"
Aku menggeleng, playfully. Ia mencubit putingku membuatku mendesah dan memukul tangannya. "Jangan nakal, Min Yoongi."
Yoongi tersenyum dan mengecup pipiku, "Aku tidak akan melakukannya kalau kau memaafkanku."
"Hmmm. Aku perlu hadiah."
"Ah! Aku lupa." Ia segera bangkit dan mencari sesuatu di saku celananya. Lalu memberikannya padaku.
Kalung, bertuliskan namanya. Dan satu lagi, ia memakainya sendiri, kalung dengan namaku. Indah sekali. "Kau suka, (y/n)?"
Aku mengangguk dan hampir menangis karena terlalu bahagia. Ia membantuku duduk dan memasangkan kalungnya padaku.
"I love you, (y/n)." Ia mengecup dahiku sekilas.
--
GUYS HAVE U HEARD JUNGCOCK'S NOTHING LIKE US I'M DYING
Enjoy Min Yoongi's special late valentine!
Yang vote dan comment di sayang bangtaaan~
Maknae line next?
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
Fiksi PenggemarTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...