Rough [Namjoon ft. Seokjin]

14.4K 514 84
                                    

"Namjoon Oppa!" Krek. Belum apa-apa dia sudah merobek sweater favoritku.

Aku memukul lengannya pelan, "aish! Ini kesayanganku!"

Ia tertawa tidak enak dan di sebelahnya -Jin- hanya bisa menggelengkan kepalanya. "(y/n), sudahlah. Lagi pula ini bukan pertama kalinya ia merusak barangmu,"

Namjoon hanya terkekeh dan meminta maaf. "Maaf, aku akan menggantinya." Aku memukul lagi lengannya dan berpindah menjadi duduk di pangkuan Jin.

"(y/n) jangan marah, please." Aku mengacuhkannya secara sengaja dan langsung mencium Jin. Jin tertawa melihat Namjoon yang memelas namun juga membalasku.

"Oppa, giliranmu setelah Jin Oppa!"

"Tidak mau, tadi Jin kalah jadi aku duluan."

"Tapi kau merusak bajuku."

"Tapi aku menang melawan Jin, perjanjiannya kan yang menang mendapatkanmu duluan!"

"Namjoon, mengalah saja." Jin melerai kami dan mengedipkan sebelah matanya pada Namjoon, membuat sang leader berdecak.

Tanpa menunggu lama, aku yang sudah memakai bra dan celana pendek, langsung melahap bibir manis Jin, ia sepertinya habis memakan sesuatu yang manis. Namjoon hanya menghela napasnya dan berpindah menjauhi kami.

"You'll get a punishment later, baby." Aku mengangguk menanggapi Namjoon, "just don't break me, okay?"

Aku membantu Jin melepaskan baju kaosnya, menikmati pemandangan bahu yang lebar dan badan yang cukup terbentuk. Whoa, aku belum pernah menemukan orang lain yang mempunyai bahu selebar Jin.

Ia tanpa basa-basi langsung menindihku, dan menahan berat tubuhnya dengan tangannya sendiri. Ia mengajakku bercumbu dengan panas, mengaitkan lidahnya dengan lidahku, membuat napas kami mulai tersengal.

Jin sepertinya sudah tenggelam dalam nafsu sendiri, tangannya mulai masuk ke dalam bra milikku dan tangan satunya menggerayangi seluruh tubuhku. Bibirnya -dan aku bisa merasakan ia belum menguris wajahnya- mulai memberikan tanda pada leherku, sensasi geli akibat gesekan dagunya yang masih berambut tipis membuatku mulai mengejang.

Setelah puas dan mulai menuju bagian bawah tubuhku, aku memanggil Namjoon dan mengajaknya bercumbu, membiarkan Jin memuaskan pusat tubuhku.

Namjoon mempreteli bagian atas tubuhku dan Jin bagian bawahnya. Bibirnya yang selalu mengeluarkan curses saat melakukan rap, kini menjadi makin liar menjilati seluruh payudaraku dengan sembarangan.

"Pelan-pelan, Monie Oppa," aku hanya mendengar gumaman darinya sekilas. Sedangkan Jin tahu betul apa yang dia lakukan. Sebelum menyantap pusat tubuhku dengan lidahnya, ia menciumi bagian paha dalamku, membuatnya geli dan berakibat vaginaku mulai mengeluarkan cairannya sedikit.

"Uh, kau sudah basah rupanya." Itu hal yang ia katakan sebelum menenenggelamkan kepalanya pada pusat tubuhku. Tidak tahan akan kenikmatan lidah Si Eat Jin, aku menarik kepala Namjoon dan menciumnya dengan ganas. Menggigit bibirnya dengan kasar, rough. Aku bisa merasakan darah bercampur dengan saliva kami, entah darah siapa karena gigitan Namjoon juga tidak kalah kuat.

"Jin, please." Jin terus memutar klitorisku, membuatnya tegang sepenuhnya, dua jarinya sudah masuk ke dalam lubang kenikmatanku, membuatku terbang ke surga. Kombinasi Namjoon dan Jin memang memuaskan.

Namjoon tidak mau kalah, ia bergabung dengan Jin dan lidahnya ikut berpartisipasi. Jin mengeluarkan dua jarinya dan digantikan oleh lidah Namjoon. Mereka berdua memang gila. Tangan kiri dan kananku memegang masing-masing satu kepala dan menjambaknya, karena ini nikmat sekali.

Keringatku sudah mengucur, sedikit demi sedikit cairanku sudah keluar. Tidak mau menyia-nyiakannya, mereka mempercepat laju gerakan lidahnya dan membuatku merasa terbang dalam sekejap. Tubuhku mengejang, dan aku orgasme.

"Hh, aku, hah.." Aku menghirup sebanyak-banyaknya oksigen sambil melihat mereka berdua sedang membersihkan cairanku.

"Kau siap?" Aku mengangguk. Jin mulai menyiapkan penis-nya untuk melakukan penetrasi. Dan Namjoon sudah duduk di payudaraku, menunggu blow-job yang akan aku berikan.

Setelah Jin bergerak dengan nikmat, aku mulai membuat Namjoon juga merasa nikmat. Aku memakannya seperti tiada hari esok, menjilati selurunya dengan lidahku, membasahi seluruh bagiannya. Karena tidak bisa mendesah, aku mulai memaju mundurkan kepalaku sendiri, melakukan hal yang Jin lakukan, membuat kami bertiga terbang ke surga.

"(y/n)!" Namjoon memukuli payudaraku yang berada di bawahnya, menamparinya cukup keras, membuatku juga mengenggam 'bola' miliknya dengan agak kasar.

Ia tidak berhenti, shit rasanya sakit sekali. Aku mengeluarkan miliknya dari mulutku. "Sakit!"

"It's your punishment!" Aku menggenggam tangannya agar tidak bisa menampari payudaraku lagi, mengajaknya berciuman.

Sedangkan di bawah sana, Jin menaikkan temponya. Wajahnya yang memerah dan gigitan pada bibir bawahnya membuatku makin menginginkannya.

"Aku, akan.."

"Bersama, sayang."

Kami mengeluarkannya bersamaan, bersamaan pula saat aku melepas ciuman Namjoon.

"Giliranku." Ia tanpa basa-basi, langsung menusukkan penis-nya dan bergerak kasar. Jin menggeleng dan mulai menggerayangi payudaraku, membuatnya lebih baik.

Tangan Namjoon tidak bisa diam, ia terus memukuli bokongku -membuatnya berwarna kemerahan- dan larut dalam kenikmatannya sendiri.

"Ngh, Namjoon.."

"O-ppa."

"Ngh! Oppa!" Aku berteriak histeris, pukulannya pada bokongku malah menambah rasa erotis dan membuatku semakin nikmat.

"Aku, ngg.."

Dan tanpa aba-aba, kami keluar bersama. Ia menindihku dan menormalkan napasnya. Setelah beberapa menit, Jin bergabung. Mereka berdua mengelus kepalaku dan membuatku mengantuk.

Hari ini lelah sekali.

"Kau membeli kaca mata baru, (y/n)?" Aku terkesiap, sebelum aku bisa mencegah Namjoon memegangnya, kaca mata itu sudah lepas.

"Oppa!"

"Aku akan menggantinya dua kali lipat, i swear." Aku menendangnya -tidak keras- dan ia terjatuh di lantai. Tanpa mau tahu, aku memeluk Jin dan terbang ke alam mimpi.

--
BAGUS GAAA;3
I NEED FEEDBACKS OKAY GOMAWOYO SARANGHAEYO
kalo ada waktu baca ff-ku ya ini school life dan no nc judulnya Sticky Notes xx

WILDEST DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang