"Wake up! Hari ini adalah hari pertama kita setelah menikah, baby wake up!"
Duh. Suamiku yang bawel tapi tampan ini tetap saja tidak mau berhenti membangunkanku. Aku masih lelah sekali karena berdiri terlalu lama kemarin dan memakai heels untuk waktu yang lama, aku ingin tidur.
Cup.
Cup.
"Oppa, what are you doing?" Aku merasakan ia tidak berhenti menciumi bibirku, namun semakin lama napasnya semakin berat dan panas.
Terlanjur penasaran, aku membuka mata dan melihatnya yang hanya beberapa inches dari wajahku. Ia tidak memperdulikanku dan tetap melakukan kegiatannya. Typical Kim Seokjin, push-ups di pagi hari.
Aku mendesah, "Tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan selain olahraga, oppa?"
Ia menyerngit. "Tentu ada."
"Apa?"
Ia menciumku lagi kali ini lebih dalam, Jin bahkan tidak memperdulikan morning breath milikku yang aku tidak ketahui baunya, aku harap ia tidak menciumnya, hehe.
"First morning sex," setelah mengatakannya, ia membuka bajunya sendiri dan menindihku dengan badannya yang berkeringat.
Tubuh kami hanya terhalangi oleh pakaianku, dan sekarang sudah mulai lengket karena keringatnya. Tapi siapa peduli? Bibirnya jauh lebih memuaskan.
Aku mengalungkan kedua tanganku ke lehernya, ingin mendominasi. Menggigit bibir bawahnya dengan agak keras, Jin mengerang. Tepat saat itu, aku memasukkan lidahku, mengajak lidahnya bermain. Aku bisa merasakan Jin menelan salivaku beberapa kali, ew ia jorok sekali.
"Ready, (y/n)?" Aku mengangguk. Jin membuka piyama berwarna merah muda milikku, lalu membuka bra-ku. Hm, akankah ia menyukai milikku? Tanpa sadar, kedua tanganku menyilang menutupi payudaraku yang sudah terekspos seluruhnya.
Jin mengecup punggung tanganku dan dahiku. "You're beautiful, let me taste you."
Seperti melafalkan sihir, dengan perlahan aku membuka kedua tanganku, memberikan Jin akses untuk 'melihatku'. Matanya berbinar, ia menangkup sebelah payudaraku dan menggesek putingku dengan telapak tangannya.
Akh. Aku melengkungkan punggungku, berharap lebih darinya. Jin menatapku meminta persetujuan namun aku terlalu malas untuk berbicara, aku mengangguk. Pelan sekali, ia memainkan payudaraku bagai ia menggenggam sebatang emas, tidak mau menyakitinya. Jin mencium kedua putingku lalu mulai menghisapnya, menyusu. Tangannya memijit daerah luar, memutarinya sehingga menimbulkan rasa geli.
Aku menggeliat. "Oppa! geli!" Aku terkikik.
Setelah puas memainkan keduanya dan memberi beberapa tanda cinta, ia beralih menjilati perutku, juga pusarku. Aku merasa lengket tapi tidak ada yang mengalahkan lidahnya. Saat lidahnya masih bermain pada perutku, tangannya menurunkan celana dan underwear milikku.
No. Aku menutup kedua kakiku yang sudah ia bentangkan lebar. Merasa malu sekali, karena ini kali pertamanya seorang lelaki melihatku seutuhnya.
"(y/n), kau tahu? Aku merasa sangat nervous, sama denganmu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya mengikuti naluriku. Ini sama-sama pertama kalinya untuk kita, bukan? Ayo bekerja sama, kau sangat cantik luar-dalam. Okay? Percaya padaku." Jin memintaku sambil kembali membuka kedua kakiku. Pasrah, malu, dan gemetar, aku merasa pipiku memanas saat ia melihat milikku dengan sangat intens.
Aku menggigit bibirku kasar, "oppa, jangan lihat aku seperti itu!" Jin tersadar dan tersenyum, lalu mulai menggosokkan ibu jarinya pada klitorisku, awalnya pelan kemudian ia mempercepat temponya.
"Oppa, please! Please!" Aku mengejang, merasakan terbang ke langit ke tujuh. Jin kemudian menggunakan jari lainnya untuk memasuki milikku.
Perih. Aku ingin menangis.
"Perih!" Ia menciumku, mengalihkan perhatianku dan menggerakkan jarinya dengan cepat. Setelah merasa aku membalas ciumannya dengan ganas, aku merasa Jin menambah jarinya dan mempercepat temponya.
Aku menggeliat tidak tenang, aku tidak bisa menahannya. Aku akan orgasme. "Aku..datang! Oppa, faster!" tanpa menjawab, ia mempercepat tempo gerakannya dan aku datang.
Dengan masih terengah, ia menaikkan kedua kakiku ke bahunya yang lebar, lalu mempersiapkan miliknya sendiri. "Kau siap, sayang? Aku tidak akan memaksa."
Masih terengah, aku mengangguk. Jin memberi ludahnya sendiri pada miliknya, mengocoknya sebentar. Aku geli sekali melihatnya, tapi miliknya besar sekali, apa akan cukup? Tanpa menunggu lama, ia mencoba memasukkan miliknya.
Vaginaku terasa robek dan terbelah. "Sakit! Seokjin pelankan gerakanmu, akh! Ya!" Aku bahkan tidak peduli ia lebih tua dariku, aku hanya merasa sakit.
Ia melirikku sambil tersenyum, "kau sadar kau baru saja membentakku?"
"Sakit," aku menangis dan ia tidak mempermasalahkannya lagi. Gila, kenapa semua orang mengatakan sex itu enak sedangkan aku di sini menderita merasa vaginaku akan robek.
"Akh!" aku merasa miliknya menancap sangat dalam. Jin bergerak dengan perlahan. Lalu bibirnya kembali membawaku berperang.
"Aku akan bergerak, (y/n)," aku mengangguk di sela-sela ciuman kami. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang dan digantikan oleh rasa yang aku sendiri tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Tanpa sengaja, aku menatap Jin. Wajahnya memerah sepenuhnya bergairah, ditambah bibirnya yang sudah bengkak karena ciuman kami. Lalu otot lengannya yang terbentuk saat ia bergerak sambil menumpu tubuhnya sendiri. "Oppa, i love you!" saat mengatakannya dan aku merasa tubuhku terbang dan terhempas di antara awan, aku merasa lega sekali. Aku baru saja orgasme.
Ia menggigit bibir bawahnya, "Jagi, i'm coming.." sial. Jin bahkan tidak membalas kata cintaku dan ia malah keluar di dalamku. Jerk.
Jin berguling lalu memelukku. "Terima kasih,"
"Kau bahkan tidak menjawab kata cintaku,"
"I love you even more, (y/n). This was our both first, and i hope you will also be my last. I love you that much."
Aku hanya tersenyum dan mendekatkan diri padanya, merasa mengantuk.
"Tidurlah lagi, aku akan membersihkan sprei kita yang berisi darahmu." Aku merasa ia mengecup dahiku dan beranjak dari tempat tidur.
--
Haloooo!
Ini readersnya banyak sekali tapi vote-nya sedikit sekali, aku jd sedih :")
Hoseok next?
![](https://img.wattpad.com/cover/45446239-288-k563854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanfictionTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...